BATAM TERKINI
5 Hal Ini Diyakini Bisa Mempercepat Pemulihan Ekonomi Kepri Akibat Pandemi Covid-19
Ada 5 langkah yang bisa dilakukan dan diyakini bisa mempercepat pemulihan ekonomi Kepri pasca dihantap pandemi covid-19.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar -6,66% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,06% (yoy).
Data tersebut merupakan olahan dari kPw BI Kepri yang diterima TRIBUNBATAM.id melalui rilis.
Dampak penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian global dan nasional termasuk di Kepri semakin dirasakan pada triwulan II 2020 seiring meluasnya pembatasan aktivitas sosial.
Dari sisi lapangan usaha (LU), perlambatan ekonomi dipicu oleh kontraksi pada LU konstruksi, LU pertambangan dan penggalian serta LU perdagangan besar dan eceran.
Namun demikian, kinerja LU industri pengolahan yang masih tumbuh positif dapat menahan perlambatan lebih dalam.
Sementara itu pada sisi pengeluaran, perlambatan terjadi pada seluruh komponen pengeluaran termasuk konsumsi rumah tangga seiring rendahnya daya beli.
Sejalan dengan penurunan daya beli, Agustus 2020 Kepri masih mengalami deflasi sebesar 0,30% (yoy), relatif stabil dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,33% (yoy).
Deflasi tersebut sejalan dengan penurunan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok transportasi. Secara keseluruhan inflasi Kepri pada tahun 2020 berada dibawah kisaran sasaran inflasi nasional 3 + 1 %.
• KABAR GEMBIRA! Akhir Agustus, Jalur Ekonomi dan Wisata Batam - Singapura Bakal Dibuka Bertahap
Upaya pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu terus dilakukan meskipun tingkat inflasi cukup terkendali untuk memastikan implementasi strategi 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif).
Perlambatan perekonomian juga berdampak pada penurunan kinerja perbankan di Kepri pada triwulan II 2020 terutama dalam penyaluran kredit (lokasi proyek) yang mengalami kontraksi serta perlambatan pertumbuhan aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Namun pada Juli 2020 penyaluran kredit mengalami perbaikan tercermin dari penurunan kontraksi dari -4,32% (yoy) pada Juni 2020 menjadi -0,48% (yoy).
Perbaikan tersebut bersumber dari peningkatan kredit modal kerja meski kredit investasi dan kredit konsumsi masih tumbuh melambat dan secara sektoral bersumber dari kredit lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh menguat.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2020 tumbuh 18,51% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juni 2020 yang didorong oleh peningkatan jumlah giro, tabungan, dan deposito.
Secara keseluruhan proses intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan dari 88,43% pada Juni 2020 menjadi 89,62% pada Juli 2020.
Peningkatan intermediasi tersebut disertai dengan terjaganya kualitas penyaluran kredit di Kepri yang tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 5,65% pada Juli 2020, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,66%.