CCTV Irjen Napoleon Bonaparte Bertemu Orang Djoko Tjandra Dibeberkan, Langsung Berikan Pembelaan
Selain menyoroti soal bukti penerimaan uang, Napoleon, dalam memori gugatannya, juga mempertanyakan soal alat bukti rekaman cctv yang pernah ditunjukk
Seperti pekan sebelumnya, di persidangan kedua ini Napoleon juga datang dengan pakaian dinas kepolisian lengkap dengan atribut perwira tinggi kepolisian berbintang dua.
Ia datang sekitar pukul 10.30 WIB ditemani sejumlah ajudan.
Bersama dirinya, tiga anggota kuasa hukum ikut mendampingi.
Sementara dari pihak kepolisian, tiga tim hukum Bareskrim Polri hadir mewakili pihak termohon.
Selain menyoroti soal bukti penerimaan uang, Napoleon, dalam memori gugatannya, juga mempertanyakan soal alat bukti rekaman cctv yang pernah ditunjukkan penyidik terkait pertemuannya dengan orang suruhan Djoko Tjandra, yakni Tommi Sumardi.
Kata Napoleon, rekaman cctv tersebut, selama ini dijadikan salah satu alat bukti terkait dugaan pertemuannya dengan pemberi uang.
Akan tetapi, kata Napoleon, bukti rekaman cctv tersebut, manipulatif.
"Rekaman CCTV yang diajukan itu tidak ada," kata Napoleon.
Napoleon menerangkan, rekaman cctv yang dipublikasikan kepolisian kepada publik selama ini, tak ada kaitannya dengan dirinya.
Sebab kata dia, rekaman cctv tersebut, hasil dokumentasi terkait aktivitas di lantai 1 Mabes Polri.
Sementara kata Napoleon, ruang kerjanya berada di lantai 11.
"Gedung TNCC itu ada 12 lantai. Saya di lantai 11," ujarnya Napoleon.
Di lantai tempat ia berkantor setiap hari, kata dia, ada lebih dari 30 petinggi kepolisian berpangkat jenderal.
"Jadi kalau dikatakan selama ini dibilang ada ketemu saya, dari mana?," ucapnya lagi.
Karena mengaku tak menerima uang, pun tak merasa pernah bertemu dengan utusan Djoko Tjandra, Napoleon menegaskan penyidik di Bareskrim Polri tak punya alat bukti, dan dasar penyidikan yang konkrit terkait kasus yang menjeratnya.