Dari Tanjungpinang ke Medan Temui Gadis Pujaan, Begini Lika-liku Cinta Perwira TNI Pierre Tendean
Di hari ketika Pierre Tendean dimakamkan pasca jasadnya diangkat dari lubang buaya, Jenderal AH Nasuiton tak kuasa menahan air mata
TRIBUNBATAM.id - Teror di kediaman sang jenderal, di pagi buta jelang Subuh, 1 Oktober 1965 merenggut nyawa Pierre Tendean.
Pierre Tendean adalah ajudan pribadi Jenderal AH Naustion.
Sang ajudan berwajah blasteran itu tewas di rumah sang jenderal ketika sepasukan prajurit Tjakrabirawa masuk dan mencari Jenderal AH Naustion.
Di hari ketika Pierre Tendean dimakamkan pasca jasadnya diangkat dari lubang buaya, Jenderal AH Nasuiton tak kuasa menahan air mata.
Dikutip dari buku Piere Tendera: Jejak Sang Ajudan (Sebuah Biografi) tulisan Ahmad Noementa Putra dan Agus Lisna, Jenderal AH Nasution harus tetap tegar melepas 6 jenderal 1 perwira yang tak lain ajudan pribadinya itu ketempat peraduan terakhir.
Dalam buku itu juga, disebutkan, Pierre Tendean beberapa kali masuk Malaysia melalui Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Ia melaksanakan tugas negara sebagai 'agen intelijen' saat berlangsung Operasi Ganyang Malaysia yang dicetuskan Presiden Soekarno.
Dari Tanjungpinang, Pierre kadang ke Medan, Sumatera Utara menjumpai sang pujaan hati, Rukmini.
Berikut sosok dan biodata Pierre Tendean:
Sosok dan biodata Pierre Tendean cukup menjadi sorotan karena memiliki wajah yang tampan, tapi kisah cintanya berakhir miris gara-gara G30S/PKI.
Pierre Tendean berencana menikahi Rukmini pada November 1965.
Namun pernikahan tersebut tidak pernah terjadi karena ia gugur saat G30S/PKI.
Berikut biodata Pierre Tendean dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Kisah di Balik Gerakan 30 September: Pierre Tendean yang Tak Sempat Menikahi Rukmini'
Pierre Tendean lahir di Jakarta, pada 21 Februari 1939 dari pasangan AL Tendean dan Cornett ME.
Semasa kecil, Pierre Tendean memang sudah menaruh minat terhadap dunia militer.
