BATAM TERKINI
Klaster Mukakuning Mulai Landai, Karyawan yang Meninggal Karena Kegagalan Organ Akibat Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan pekerja tersebut berasal dari PT. Infineon Technologies Batam.
TRIBUNBATAM.id, BATAM -Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan pekerja tersebut berasal dari PT. Infineon Technologies Batam.
Seperti diberiktakan seorang pekerja terpapar Covid-19 di kawasan industri Mukakuning akhirnya meninggal dunia, Rabu (30/9/2020).
Kata dia, pekerja berjenis kelamin lelaki itu sempat dirawat selama 6 (enam) hari di RSUD. Embung Fatimah Kota Batam.
"Terjadi kegagalan organ atau Multi Organ Failure akibat Covid-19 sehingga menyebabkan pasien meninggal dunia," tegas Didi kepada Tribun Batam saat dikonfirmasi, Jumat (2/10/2020).
Sebelum terjadinya kegagalan organ, Didi menjelaskan, pekerja asal PT. Infineon Technologies Batam itu sempat mengalami sepsis atau terjadinya komplikasi berbahaya akibat infeksi virus.
• ADA yang Meninggal di Klaster Mukakuning Batam, Polresta Barelang Disinfeksi Kawasan Industri
Akibat sepsis itu pula, lanjutnya, beberapa organ seperti hati, ginjal, dan jantung tak dapat berfungsi dengan baik.
"Kalau sudah sepsis terjadi, semua organ gagal dan pengobatan sudah tidak dapat menolong," tambah dia.
Didi pun tak membantah jika hasil swab kedua pekerja tersebut dinyatakan negatif Covid-19 oleh BTKL-PP Batam dan dinyatakan sembuh.
Akan tetapi, tambah dia, nyawa pekerja itu tak dapat tertolong akibat infeksi Covid-19 yang pada akhirnya meninggal dunia.
"Dia itu positif (Covid-19). Mau tes kedua atau ketiga negatif, yang jelas salah satu swab hasilnya positif," tuturnya.
• Pekerja PT di Batam Terpapar Covid-19 Tak Akan di-PHK
Sebelum akhirnya meninggal dunia, pekerja terpapar Covid-19 asal PT. Infineon Technologies Batam sempat menjalani observasi dan perawatan di ruang isolasi Tun Sendari RSUD Embung Fatimah pada tanggal 24 September 2020 lalu.
Dari surat keterangan Nomor : 017/RSUD-EF/IX/2020 diketahui, pekerja berusia 49 tahun itu dirawat hingga tanggal 30 September 2020 setelah secara klinis mengalami perburukan dan menyebabkannya meninggal dunia.
Dalam surat itu juga dijelaskan jika pekerja tersebut didiagnosis positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab PCR oleh BTKL-PP Batam pada tanggal 23 September 2020 lalu.
Terhadap pekerja itu, BTKL-PP Batam juga telah melakukan pemeriksaan swab kedua kalinya dengan hasil negatif Covid-19 dan dinyatakan sembuh.
Akan tetapi, pekerja berjenis kelamin laki-laki itu meninggal dunia setelah mengalami kerusakan multiple organ.
Menanggapi ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi menjelaskan, penyebab pekerja itu meninggal dunia dikarenakan rusaknya organ dalam tubuh setelah terinfeksi kuman akibat terpapar Covid-19.
"Jadi, dia meninggal karena penyakit yang diakibatkan oleh Covid-19. Organ sudah terlanjur kena dan kuman-kuman bereaksi," ungkap Didi kepada Tribun Batam, Jumat (2/10/2020).
• Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak, Sempat Tenggak Racun Sebelum di Tangkap
Selain itu, dia pun menuturkan terkait berbedanya hasil pemeriksaan swab pertama serta kedua pekerja itu.
"Kadang gini, hari ini swab positif besok negatif itu dipengaruhi banyak faktor. Mungkin salah satu faktornya sampel yang diambil tidak kuat," tambahnya.
Namun, Didi memastikan jika potensi bertambahnya pasien positif Covid-19 di kawasan industri Mukakuning terbilang kecil walau salah satu pekerja di sana meninggal dunia akibatnya.
Sebab, lanjut dia, tak terjadi penambahan yang terlalu signifikan sejak beberapa hari lalu untuk klaster tersebut.
"Hasil terakhir tak ada penambahan terkait klaster pekerja di sana. Ya kita berharap tetap protokol kesehatan dijalankan dengan baik," pungkasnya.
Terpisah, Wakil Ketua Korwil Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Tjaw Hioeng atau akrab disapa Ayung sempat keberatan saat pekerja PT. Infineon Technologies Batam dikabarkan meninggal dunia akibat Covid-19.
Dia mengatakan, akibat kabar itu, pangsa pasar (market share) perusahaan menurun.
"Market share mereka jadi drop. Mereka menyampaikan via HKI," tegas Agung kepada Tribun Batam. (dna)
