Citra Positif Najwa Shihab Jatuh dan Rusak! Pengamat Sesalkan Aksi Wawancara Kursi Kosong Terawan
Azas Tigor Nainggolan, menyesalkan aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto
Citra Positif Najwa Shihab Jatuh dan Rusak! Pengamat Sesalkan Aksi Wawancara Kursi Kosong Terawan
TRIBUNBATAM.ID - Aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menuai pro kontra di publik.
Ada yang mendukung langkah Najwa, yang dianggap satire terhadap Terawan yang dianggap sebagian pihak tak terlihat saat Indonesia darurat pandemi Covid-19.
• Pernyataan Menkes Terawan Kerap Picu Kontroversi Diduga Alasan Enggan Tampil di Mata Najwa
Namun tak sedikit juga yang menyesalkan langkah Najwa, yang dianggap terlampau berlebihan.

Advokat sekaligus pengamat kebijakan publik, Azas Tigor Nainggolan, menyesalkan aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
• Menkes Terawan Akhirnya Buka Suara Usai Dicecar Najwa Shihab: Tunggu Tanggal Mainnya
Menurutnya, apa yang dilakukan Najwa justru mencederai citra positif yang sudah tersemat.
"Saya menyesalkan apa yang dilakukan oleh Najwa dalam wawancara dengan kursi kosong itu, cara itu justru menjatuhkan dan merusak citra positif acara Mata Najwa dan Najwa Shihab secara pribadi sebagai jurnalis," ungkap Tigor kepada Tribunnews, Jumat (2/10/2020).
• Disindir Najwa Shihab, Inilah Profil dan Sepak Terjang Menkes Terawan, Ke Mana Dia?
Menurut Tigor, menolak hadir dalam undangan program wawancara hal wajar bagi pejabat publik.
Terlebih jika calon narasumber merasa tidak aman dan tidak nyaman.
Sebagai seorang aktivis sosial, advokat, dan pengamat kebijakan publik, Tigor mengaku memiliki banyak pengalaman diundang sebagai narasumber oleh media massa elektronik.

"Sebagai narasumber, saya tidak selalu memenuhi undangan wawancara terhadap diri saya, seperti waktu tidak cocok atau saat berbenturan dengan acara lain," ungkap Tigor.
Tigor juga mengungkapkan penolakan bisa dilakukan karena ada indikasi wawancara yang memiliki maksud tertentu.
• Najwa Shihab Bingung Brigjen Prasetijo Tak Dapat Uang Buat Surat Jalan Djoko Tjandra: Lalu Dapat Apa
"Ada juga penolakan saya lakukan karena saya curiga, mendapat informasi dan dugaan atau indikasi wawancara tersebut hanya menggunakan saya untuk menjatuhkan orang lain atau ingin memojokan saya sebagai pribadi atau seorang aktivis," ungkapnya.
Menurut Tigor, indikasi atau informasi tambahan mudah didapat di berbagai media dan dapat digunakan calon narasumber saat membuat keputusan.