HUMAN INTEREST

Kisah dr Muhammad Askar, Pernah Bercita-cita Jadi Insinyur, Kini Petinggi di RSBP Batam

Perjungan dr Muhammad Askar untuk menjadi dokter termasuk di RSBP Batam tidaklah mudah. Kerasnya hidup, sudah ia alami sedari kecil.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
DOKTER RSBP BATAM - Dokter Muhammad Askar, pria kelahiran 28 Juli 1965 ini, kini menjadi petinggi di RSBP Batam. 

Askar kecil awalnya bercita-cita menjadi seorang insinyur. Namun takdir membawanya menjadi seorang dokter umum.

Ia terlahir bukan dari orang berada, namun bagi seorang Askar siapapun itu memiliki hak yang sama untuk menetapkan mimpi.

dr Afdhalun A Hakim, Putra Lingga Sukses dengan Spesialis Jantung, Kini Direktur RSBP Batam

Over Kapasitas, RSBP Batam Rawat 21 Pasien Terkonfirmasi Positif Corona

Peliknya hidup bahkan pernah dia lalui, mulai dari saat ia duduk di bangku sekolah SD hingga dapat duduk di bangku kuliah.

"Waduh,, setiap orang pasti punya cerita jalan hidup. Tapi tak banyak yang merasakan pengalaman yang pernah saya lalui.

Sejak masih kecil SD agar sampai ke sekolah itu harus menempuh jarak jalan kaki sejauh 5 km.

Setamat SMA dulu, cita-cita saya adalah ingin menjadi insinyur. Karena saya ingin kuliah itu rambutnya gondrong, pakai jins, baju kaos, terus bawa gitar ke mana-mana," kata Askar.

Tidak hanya jalan kaki, ditambah lagi seragam sekolah yang celananya bolong dan sobek.

Terlahir dari keluarga orang susah membuat Askar tak pernah kenal lelah untuk terus belajar mengenal cita-cita.

"Orang tua saya sangat sederhana, bapak saya hanya seorang guru SD sementara ibu saya hanya ibu rumah tangga yang mengurusi keluarga. Jadi yang bertarung mencari nafkah itu hanya bapak," kata Askar.

Menjadi seorang guru, memang kala itu ada penghasilan tetap bapak saya, namun itu sangat tidak cukup untuk menanggung kebutuhan kami 11 orang bersaudara.

Maka sepulang sekolah, saya dan abang, kakak saya harus pergi kesawah membantu kerjaan diladang bertani agar dapat memenuhi kebutuhan sayur dan lauk di rumah.

Masa-masa peliknya kondisi ekonomi keluarga pernah dirasakan Askar hingga terancam gagal melanjutkan studi pun pernah ia lalui.

Orang tua Askar cukup keras mendidik anak, hal itu diakui Askar sehingga semua anaknya taat dan patuh terhadap nasihat ayahnya.

"Kalau bisa dibilang didikan rasa militer, seperti itulah ayah saya dulu. Mulai dari waktu sekolah, pulang sekolah, makan pagi, malam, salat itu harus disiplin.

Jadi sejak itu, kami 9 anaknya disiplin, kalau tidak kayu keras itu mendarat ditubuh," ujar Askar mengingat cerita masa kecilnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved