HUMAN INTEREST
KISAH Sukses Penjual Kerupuk di Batam, Bermodal Rp 1, 5 Juta Kini Wiyono Punya 7 Karyawan
Wiyono, yang kerap dipanggil Yono ini, salah satu pendiri kerupuk Batam, yang cukup terkenal di kawasan Pelita Batam hingga ke Singapura.
Penulis: ronnye lodo laleng |
Dia open order via Facebook dan juga WhatsApp sehingga kerupuk tersebut akhirnya direspons teman-temannya.
Akhirnya, dari belasan bungkus yang dijual, kini sekitar ratusan bahkan ribuan bungkus bisa terjual per hari.
Dia mengaku, tidak pernah bercita-cita jadi pebisnis. Namun, anak kelima dari Bapak Hadi Suyanto dan Ibu Asih tersebut mengambil risiko untuk mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut.
Dia mengajak ibu-ibu di kompleknya untuk membantu membesarkan bisnis kerupuk tersebut.
Mereka lantas mengembangkan bisnis ini hingga sekarang, mulai dari satu jenis dan rasa, hingga delapan jenis kerupuk dan rasa.
Kini usaha kuliner milik Wiyono sudah berkembang serta ia mampu memperkerjakan tujuh orang karyawan yakni dua orang sebagai penggoreng dan lima orang sebagai tukang bungkus.
Menurut pria yang lahir di Boyolali 21 Juli 1975 tersebut, walaupun kerupuknya sudah tersebar dimana-mana, namun ia masih tetap turun langsung ke jalan-jalan serta pasar untuk berjualan kerupuk miliknya.
"Setiap pagi dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB saya berjualan di Pasar Tos 3000 Jodoh", ujarnya.
Ia mengaku jika setiap hari bisa menghabiskan 200 ikat dengan harga Rp 13 ribu per ikat.
Dengan pengalaman yang banyak dan relasi banyak iapun berpesan kepada masyarakat luas kalau ada niat dan kesempatan.
“Ayo buat usaha, jangan pernah malu dan takut gagal, karena kalau sudah ada niat dan keinginan serta dibarengi dengan doa Insya Allah' usaha kita pasti lancar,” katanya.
Ia juga berharap agar usahanya ini bisa berjalan lancar dan Covid-19 ini cepat selesai sehingga usaha kecil bisa bangkit lagi dan ekonomi Batam bisa berjalan seperti dulu lagi. (TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng)