Wisata Halal Taiwan Berkembang Pesat, Punya Lembaga Mirip MUI dan Lantunan Azan Hal Wajar
Taiwan, negara kepulauan yang wilayahnya diklaim China saat ini ramah dengan pelancong Muslim dan mengembangkan wisatawan halal
TRIBUNBATAM.ID - Lupakan sejenak pertikaian China dan Taiwan yang makin panas hingga unjuk kekuatan militer dan serdadu perang.
Taiwan, negara kepulauan yang wilayahnya diklaim China saat ini ramah dengan wisatawan Muslim.
• Melihat Keunikan Masjid Muhammad Cheng Ho, Jadi Pilihan Destinasi Wisata Halal di Batam
• VIRAL Kue Klepon Tidak Islami Trending di Twitter, Ulama: Makanan Hanya Ada Halal dan Haram
Di Taipeh, pelancong Muslim tidak perlu khawatir mencari tempat menginap dan makanan halal.

Tentunya, Anda yang ingin ke Taiwan tunggu hingga pandemi Covid-19 benar-benar mereda, atau jika Anda memungkinkan ke negara tersebut dalam waktu dekat.
Peneliti Pusat Penelitian Kewilayahan (P2W) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rita Pawestri Setyaningsih mengatakan, Taiwan tengah menyasar pasar Muslim dalam industri pariwisatanya.
• Mengintip Keagungan Masjid Raya Taipei, Tertua dan Bersejarah di Taiwan
"Menurut Global Muslim Travel Index, sejak lima tahun belakangan, peringkat Taiwan meningkat dalam hal tujuan wisata terbaik di antara negara-negara non-Muslim.
Dari peringkat 10 pada 2015, jadi peringkat tiga pada 2019," kata dia.
Pernyataan itu Rita sampaikan dalam webinar LIPI bertajuk Prospek Wisata Halal Bagi Indonesia: Pengalaman Dari Taiwan, Rabu (30/9/2020).
• Taiwan Bersumpah Tak Tunduk dengan China, 200 Jet Tempur F-16 Siaga Lawan Tekanan Tiongkok
Melalui hasil penelitian yang dilakukan pada 2018, ia mengungkapkan bahwa Taiwan mendefinisikan pariwisata halal sebagai pariwisata umum yang dilengkapi dengan layanan ramah Muslim.
Meski baru berkembang pesat pada 2016, sebenarnya Taiwan sudah mulai mempromosikan pariwisata halal sejak 2009.
"Dulu ada brosur bertuliskan Taiwan targets Muslim tourists yang diterbitkan Chinese Muslim Association (CMA).
Mereka semacam Majelis Ulama Indonesia (MUI) kalau di sini," ujar Rita.

Ia melanjutkan, baru ada regulasi yang mendukung program itu pada 2016.
Artinya, terjadi kekosongan pada 2009–2016.
Oleh karena itu, industri pariwisata halal Taiwan mengalami pertumbuhan rendah pada tahun itu.
• Padahal Seteru Abadi, Taiwan Muak Disangka Warga China Ganti Desain Paspornya
Berkembangnya pariwisata halal di Taiwan secara pesat terjadi lantaran negara tersebut menciptakan kebijakan New Southbound Policy (NSP) dengan 18 negara.
Adapun negara-negara tersebut adalah Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.
Kebijakan memang lebih difokuskan untuk meningkatkan kerja sama Taiwan dengan negara lain, agar tidak bergantung pada daratan China.
• Teror Invasi CHINA Ancam TAIWAN, Gelar Latihan Perang Terbesar hingga Dekati Jepang dan Amerika
Namun, ternyata kerja sama itu juga memengaruhi pariwisata halal.
"Muslim di Taiwan hanya sekitar satu persen dari 23 juta penduduknya.
Justru yang menambah Muslim adalah migran.
Ada sekitar 300.000 migran Indonesia di sana," kata Rita.
Melihat adanya permintaan akan fasilitas dan layanan ramah Muslim dari sejumlah besar migran di Taiwan, termasuk dari Indonesia, negara tersebut mengembangkan pariwisata halal yang berfokus pada dua hal.
• Rekomendasi 4 Tempat Wisata Halal di Turki, Lihat Megahnya Bangunan Blue Mosque
Adapun, dua hal yang dimaksud adalah pemberian sertifikasi halal dan menciptakan lingkungan ramah Muslim.
"Di awal perkembangan pariwisata halal pada 2016–2017, wisatawan Muslim yang datang relatif sedikit.
Hanya dua persen.

Kebanyakan dari Malaysia, Singapura, Indonesia dan India," ujar Rita.
• Sekdaprov Minta ASN Tak Adakan Open House, Halal Bihalal dan Mudik Selama Pandemi Covid-19
Fenomena itu wajar terjadi lantaran konsep wisata halal masih cukup asing dan baru berkembang saat itu.
Ketersediaan restoran halal dan hotel yang menyediakan fasilitas alat ibadah, petunjuk kiblat, dan tempat wudhu pun sangat terbatas.
"Pada 2014–2018 mulai (wisata halal) meningkat sangat cepat.
Bahkan pada 2019, ada 217 restoran dan hotel yang bersertifikat halal di Taiwan," imbuh Rita.
Saat ini, wisatawan Muslim tidak perlu khawatir karena mencari restoran serta akomodasi lain yang ramah Muslim terbilang cukup mudah.
• Post Wedding dengan Rio Motret, Ini Foto Pemotretan Dinda Hauw dan Rey Mbayang Setelah Halal
Bahkan, mendengar lantunan azan saat pergi ke pasar pun sudah merupakan hal yang kerap terjadi di Taiwan.
Sejumlah pasar swalayan juga memiliki pojok Muslim untuk makanan dan minuman halal.
.
.
.
(*)
Wisata Halal Taiwan Berkembang Pesat, Punya Lembaga Mirip MUI dan Lantunan Azan Hal Wajar
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pariwisata Halal di Taiwan Berkembang Pesat, Ada Peran Migran