Perbedaan Cara Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan Hadapi Demo Tolak UU Cipta Kerja
Unjuk rasa berlangsung serentak di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Yogyakarta, Padang, Malang, Medan, hingga Semarang, Kamis (8/10)
Namun para buruh mengaku belum membaca naskah UU Omnibus Law Cipta Kerja secara utuh.
"Ya saya hanya baca dari share-share-an teman," ucap seorang buruh.
Tak hanya tentang demo, Ganjar juga mengajak bicara soal kondisi ketenagakerjaan.
Seorang buruh di perusahaan ekspedisi mengaku gajinya di bawah UMK.
Ada juga karyawan warung kopi yang gajinya dipotong karena kondisi sulit di masa pandemi.
Ganjar juga sempat meminta nomor telepon beberapa pimpinan perusahaan tempat para buruh bekerja.
Namun saat ditelepon, nomor pimpinan perusahaan buruh itu tak merespons.
Ganjar menjelaskan sejak awal juga mendorong agar pemerintah pusat dan DPR mengedukasi masyarakat tentang isi UU Cipta Kerja tersebut.
Menurut dia, jika sejak awal hal itu dilakukan maka aksi anarkistis saat unjuk rasa seperti yang terjadi di Kota Semarang bisa dihindari.
"Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi.
Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya 'judicial review' saja, kan semuanya jadi tertib.
Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak-anak saya anak SMA kan kasihan," katanya.
Seperti diketahui, demonstrasi mahasiswa yang menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, pada Rabu (7/10/2020) berujung ricuh.
Dilansir Kompas.com, demonstrasi yang dimulai Rabu pagi itu awalnya berlangsung tertib.
Perwakilan dari berbagai elemen bergantian menyampaikan aspirasinya terkait UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan rakyat.

"Kita semua di sini untuk menolak Omnibus Law yang sudah disahkan.
Undang-Undang itu disahkan tanpa melihat kondisi sosial masyarakat.
UU Cipta Kerja nyatanya telah mencekik keadaan masyarakat.
Sepakat kawan-kawan!" teriak salah satu orator dengan pengeras suara.
Situasi memanas setelah terjadi pelemparan botol bekas air mineral, batu dan benda tumpul lainnya hingga menyebabkan beberapa lampu gedung tersebut pecah.
Demonstran juga menempelkan sejumlah poster protes di pagar gedung. Tembok luar Kantor Gubernur Jawa Tengah turut dicoret dengan cat semprot.
Bagaimana dengan Anies Baswedan?
Didampingi Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman dan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sujana, Anies Baswedan mendatangi mahasiswa penolak UU Cipta Kerja.
Seorang mahasiswa meminta Anies bersuara menyatakan penolakannya terhadap UU Cipta Kerja
Merespons pernyataan mahasiswa tersebut, Anies menegaskan menghormati semua pihak yang menyampaikan aspirasinya.
"Bahwa apa yang menjadi aspirasi tadi yang sudah diungkapkan, besok kita akan sampaikan dan kita akan teruskan aspirasi itu.
Besok akan kita lakukan pertemuan itu," kata Anies.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, ada 11 halte bus Transjakarta yang rusak akibat aksi unjuk rasa UU Cipta Karya di Ibu Kota pada Kamis (8/10/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini berjanji akan memperbaiki seluruh fasilitas rusak itu agar masyarakat dapat kembali terlayani dengan baik.
"Seluruh fasilitas umum akan berfungsi kembali malam ini, insya Allah bersih.
Dari tadi siang semua jalan, semua fasilitas umum akan bisa aman.

Ada halte yang rusak total ada 11, ini akan kami perbaiki semua," kata Anies saat meninjau Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Kamis (8/10/2020) malam.
Menurut Anies, halte Transjakarta yang terbakar tidak akan bisa dipakai pada Kamis (8/10/2020) malam.
Bagi halte besar yang rusak parah seperti Halte Bundaran HI, akan dibuatkan halte sementara agar pelayanan kepada penumpang bisa terus dilakukan.
Berdasarkan pendataannya, total biaya kerusakaan itu mencapai Rp 25 miliar.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Gaya Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Hadapi Demonstran, Bagaimana dengan Anies Baswedan?