TRIBUN WIKI

Diduga Dalangi Kerusuhan Demo UU Cipta Kerja, Apa Itu Kelompok Anarko? Simak Sejarahnya!

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, kerusuhan diduga dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam kelompok Anarko.

THE JAKARTA POST/WENDRA AJISTYATAMA
KELOMPOK ANARKO - Kelompok Anarko identik dengan aksi kerusuhan, vandalisme, penjarahan hingga pembakaran dengan tujuan membuat suasana tidak kondusif. FOTO: (ILUSTRASI) Pengunjuk rasa membakar Halte Transjakarta saat berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Hari ini aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termauk Ibukota Jakarta. 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Polisi menyebut kerusuhan yang terjadi pada aksi demo penolakan pengesahan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) bukan dilakukan oleh buruh ataupun mahasiswa.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, kerusuhan diduga dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam kelompok Anarko.

Mereka menyusup di antara para buruh dan mahasiswa untuk membuat kerusuhan saat aksi demo berlangsung.

Saat ini, lanjut Yusri, polisi sudah mengamankan 1.000 orang yang diduga terlibat dalam aksi kerusuhan yang sempat terjadi di Simpang Harmoni hingga kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

Apakah Anda pernah mendengar istilah kelompok Anarko?

Kelompok Anarko dapat dikategorikan sebagai sekumpulan orang yang tidak percaya akan legitimasi negara.

Anarko merupakan sebuah kata awalan yang mengacu pada 'anarki' atau 'anarkisme'.

Anarkisme merupakan ajaran atau paham yang menentang setiap kekuatan negara, baik undang-undang, peraturan maupun ketertiban.

KRONOLOGI Demo Tolak UU Omnibus Law di Batam Versi Korlap Aksi Mahasiswa Kepri

Menyusup dan Dituduh Dalang Rusuh Demo UU Cipta Kerja, Mengenal Apa dan Siapa Sebenarnya Anarko

Sejarah

vandalisme

Anarkisme berasal dari bahasa Yunani yakni archein berarti akar.

Paham ini secara umum menolak segala sesuatu yang berakar pada hierarki.

Secara lebih lengkapnya, pemikiran Anarkisme lahir di abad ke-19, walau jauh sebelum era modern pemikiran sejenis sudah ada.

Istilah anarkis pertama kali dicetuskan dalam bahasa Perancis oleh Pierre-Joseph Proudhon.

Ada para pemikir Anarkisme lain dengan tendensi yang berbeda-beda. Seperti Henry David Thoreau dari Amerika Serikat dan Max Stirner dari Jerman.

Tiga tokoh ini disebut Martin punya peran penting dalam pemikiran Anarkisme.

Henry David Thoreau merupakan tokoh Anarkisme Hijau.

Paham ini memberikan penekanan khusus terhadap lingkungan.

Pembebasan tidak hanya menyangkut individual melainkan juga alam.

Di sisi lain, Max Tilner justru mengedepankan Anarkisme yang mengedepankan kedaulatan individual.

Segala hal yang membatasi atau mengkrangkeng kedaulatan individu harus ditolak.

Sementara Anarkisme ala Proudhon mengarah pada Sosialisme sehingga dekat dengan Marxisme.

Kata Anarkisme itu sendiri pertama kali muncul dalam buku Prudhon yang berjudul What Is Property?.

Walau secara pemahaman dekat, Anarkisme Sosialis dan Marxisme berbeda dan justru tidak begitu akur.

Anarkisme ala Proudhon menolak segala bentuk hierarki termasuk negara.

Sementara, Karl Marx masih berpikir untuk mengambil alih negara sebagai salah satu tahap sebelum terwujudnya cita-cita dari Komunitas itu, yakni masyarakat tanpa kelas.

Walau begitu, Anarkisme dan Marxisme memiliki satu kesamaan. Yakni menolak Kapitalisme.

Perpecahan antar kedua gerakan itu secara nyata terjadi saat Anarkisme keluar dari Internasionale Pertama.

Gerakan oleh para pekerja di dunia tersebut digagas oleh tokoh utama Komunisme, yaitu Karl Marx.

Tokoh Anarkisme pada saat itu, Mikhail Alexandrovich Bakunin melakukan pemisahan terhadap Internasionale pertama dan membuat fraksi sendiri yang dikenal dengan Federasi Jura.

Anarkisme juga terbagi dalam banyak kelompok tendensi.

Saking banyaknya, muncul gerakan Anarkisme tanpa Adjektif atau tanpa embel-embel apa pun seperti Hijau atau Sosialisme.

Namun secara garis besar, varian besar Anarkisme di antaranya adalah Anarkisme Sosial atau yang juga disebut sebagai Libertarian Kiri.

Kelompok ini menolak kapitalisme dan relasi kerja upahan. Ide-idenya dekat dengan Marxisme.

Kelompok ini juga memiliki sub varian yang dikenal dengan nama Anarko Sindikalis.

Anarkisme Sindikalis ini kelompok yang menekankan serikat pekerja sebagai medium utama perlawanan mereka.

Varian besar lainnya adalah Anarko hijau, yang memiliki diskursus tentang lingkungan.

Dalam rumpun kelompok ini, ada juga kelompok Anarko Primitivisme.

Kelompok ini menolak segala bentuk teknologi, Mereka kembali ke kondisi nature.

Anarkisme juga tidak semuanya merupakan gerakan Kiri.

Di sayap Kanan, dikenal sebuah kelompok dengan nama Anarkisme Kapitalisme.

Mereka mengidamkan tatanan pasar tanpa intervensi negara.

Negara dianggap menindas karena mencampuri urusan pasar, atau dikenal dengan istilah free marker anarchisme. 

Kelompok Anarko di Indonesia

Pengunjuk rasa membakar Halte Transjakarta saat berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Hari ini aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termauk Ibukota Jakarta.
Pengunjuk rasa membakar Halte Transjakarta saat berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Hari ini aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termauk Ibukota Jakarta. (THE JAKARTA POST/WENDRA AJISTYATAMA)

Nama Anarko kembali muncul dalam pemberitaan nasional setelah lima pelaku vandalisme di Tangerang Kota ditangkap pada 10 Apri 2020 lalu.

Polisi menyebut mereka sebagai anggota Anarko dan kelompok ini dituding berencana menjarah sejumlah kota di Pulau Jawa, pada 18 April mendatang atau di saat masyarakat sedang menghadapi pandemi COVID-19.

Mereka mengajak melakukan pembakaran dan penjarahan yang telah direncanakan dan dinilai sangat berbahaya. Tujuannya membuat suasana tidak kondusif.

Kelompok Anarko juga kerap menyusup ke dalam aksi dan membuat kerusuhan.

Selain itu, kelompok ini juga sering melakukan aksi vandalisme dengan menyemprotkan tulisan dengan maksud memprovokasi siapa pun yang melihatnya.

Dalam penangkapan kelompok anarko pada April 2020 lalu, mereka menuliskan 'Kill the rich', 'Mati konyol atau melawan', dan 'Krisis, saatnya membakar'. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Kelompok Anarko'.

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved