HUMAN INTEREST

KISAH Anggie, Polwan Batam Saat Jadi Pasukan Garuda di Afrika, 1,3 Tahun Hidup Bersama Pemberontak

Anggie merupakan seorang anggota Polri di Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan Polresta Barelang Batam yang terpilih jadi pasukan Perdamaian PBB.

Penulis: Beres Lumbantobing |
ISTIMEWA
Anggie merupakan seorang anggota Polri di Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan Polresta Barelang Batam yang terpilih jadi pasukan Perdamaian PBB. 

Mulai memasuki masa latihan persiapan. Saya rasa latihannya itu cukup berat, lebih berat dari seleksi awal kita masuk jadi anggota Polri, kata Anggie.

Kita pendidikan khusus pasukan Garuda Indonesia selama 1 tahun 5 bulan di Cikeas.

Latihannya lebih keras, di sini kita dibina harus mampu mengelola senjata hingga mahir.

Kemudian latihan fisik dipress, intinya tidak ada perbedaan gender selama pendidikan.

Mau dia Polisi cowok atau Polisi wanita semua sama.

Jadi setiap hari kita harus berlari dengan jarak sejauh 10 KM, dalam lari itu kita harus menenteng senjata lengkap dengan seragam rompi.

Senjata dan seragam rompi itu beratnya 15 kg, jadi itu kita tenteng terus selama latihan persiapan 1,5 tahun.

Jadi dalam persiapan pasukan garuda yang akan diberangkatkan ada 140 orang personil Polri se-Indonesia ditambah cadangan 11 orang.

Dari jumlah pasukan ini polisi wanita (Polwan) hanya 14 orang.

Anggie, seorang Polwan asal Batam saat bertugas di Afrika Tengah sebagai pasukan Perdamaian PBB
Anggie, seorang Polwan asal Batam saat bertugas di Afrika Tengah sebagai pasukan Perdamaian PBB (ISTIMEWA)

Untuk perwajipan dari Kepri, kata Anggie, yang terpilih 3 orang, satu dari Brimob Polda Kepri, satu dari Lantas Polda Kepri dan terakhir saya dari Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan Polresta Barelang, Kota Batam.

"Jadi, saya satu satunya dan pasukan pertama polisi wanita yang dikirim dalam Kontingen Satuan Tugas Garuda Bhayangkara Formed Police Unit (FPU) 1 Minusca, Afrika Tengah," ungkap Anggie.

Setelah semua dibina dalam persiapan 1,5 tahun akhirnya diberangkatkan pada tanggal 27 Juni 2019.

"Waktu itu hati semakin deg-deg an. Namun saya tekadkan dalam hati bahwa siap dalam misi negara ini," tegas Anggia.

Siang itu, Tribun Batam terus mendengarkan kisah perjalanan pendidikan Anggie yang dirangkum dalam naskah berita ini.

Dalam wawancara, sesekali Anggia melihat dokumentasi dan catatan singkat miliknya melalui tugas demi tugas di Afrika Tengah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved