BATAM TERKINI
Bertemu Menteri Singapura, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Bahas Dua KEK Baru di Batam
Pada pertemuan virtual dengan Menteri Singapura, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut 2 KEK di Batam bisa menyerap puluhan ribu tenaga kerja
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Nongsa Digital Park dan Batam Aero Technic jadi pembahasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura H.E. Chan Chun Sing.
Dalam pertemuan secara virtual, Airlangga menyebut jika kedua KEK ini dapat memanfaatkan fasilitas serta insentif yang diberikan pemerintah.
Nongsa Digital Park dibangun di atas lahan seluas 166,45 hektare dan target investasi sebesar Rp16 triliun serta akan menyerap sebanyak 16.500 tenaga kerja.
Sedangkan Batam Aero Technic memiliki lahan seluas 30 hektare dengan target investasi sebesar Rp6,2 triliun dan diperkirakan akan menyerap sebanyak 9.976 tenaga kerja.
"Dua KEK baru di Batam ini dibangun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan BBK yang berbatasan langsung dengan Singapura.
Ditargetkan pada bulan Desember 2020, kedua KEK tersebut sudah dapat memanfaatkan fasilitas dan insentif yang diberikan,” ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang dikutip dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indonesia-Singapura secara daring.
Langkah ini ditempuh dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian kedua negara yang berkelanjutan.
Menko Airlangga Hartarto bersama Menteri Chan Chun Sing kemudian juga menyepakati laporan kemajuan kerja sama 6 Working Groups (Joint Report to Leaders) untuk dilaporkan dalam pertemuan kedua Kepala Pemerintahan yang akan datang.
Enam Working Groups (WG) antara lain WG Batam, Bintan, Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), WG Investasi, WG Transportasi, WG Pariwisata, WG Ketenagakerjaan, dan WG Agribisnis.
Melihat efek pandemi yang masif dan sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi, para Menteri menggarisbawahi beberapa kesepakatan yang telah dihasilkan oleh kedua negara, di antaranya ratifikasi Bilateral Investment Treaty (BIT).
Kesepakatan Travel Corridor Agreement (TCA), penandatanganan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), Kebijakan Reformasi Struktural Indonesia melalui UU Cipta Kerja.
“Indonesia-Singapura sepakat untuk melakukan extraordinary efforts serta memunculkan terobosan kebijakan baru guna memastikan aspek protokol kesehatan yang ketat dan pemulihan perekonomian dapat terus berjalan beriringan,” ucapnya.
Menko Airlangga juga menyampaikan pentingnya sejumlah kesepakatan tersebut sebagai upaya penyempurnaan iklim investasi dan peningkatan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan.
Baca juga: Kembangkan Industri Digital, BP Batam Dukung Kesiapan Infrastruktur KEK Nongsa Digital Park
Baca juga: Kriteria Tenaga Kerja di KEK MRO Batam Aero Technic

Kedua Menteri juga melihat potensi peningkatan investasi terutama di sektor ekonomi digital, smart city, financial technology dan start-up yang berorientasi pada teknologi digital.
Indonesia dapat belajar dari negara lain yang telah membuat kemajuan lebih lanjut di bidang ini.
Sehingga salah satu bidang kerja sama penting yang tengah dikembangkan oleh kedua negara adalah terkait dengan ekonomi digital dan pelatihan talenta-talenta muda di bidang teknologi.
Menurut Airlangga, pada tahun 2019 Singapura merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia dan Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keenam bagi Singapura.
Dalam hal investasi, Singapura merupakan sumber utama Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia selama kurun waktu 2014-2019 dengan total investasi sebesar 6,5 miliar USD di tahun 2019.
Pada sektor pariwisata, tercatat sebanyak 1,61 juta wisatawan Singapura yang berkunjung ke Indonesia di tahun 2019.
Di tengah tren penurunan ekonomi dan krisis global akibat pandemi Covid-19, justru terdapat pertumbuhan nilai investasi yang masuk dari Singapura ke Indonesia.
Tercatat hingga kuartal II (Q2) 2020, terdapat kenaikan nilai investasi sebesar 36,19% (4,67 miliar USD) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 (3,43 miliar USD).
Sedangkan dari sisi perdagangan memang sangat terasa perlambatan ekonomi yang terjadi baik secara global maupun regional.
Tercatat nilai ekspor Indonesia ke Singapura sampai dengan bulan Agustus 2020 sebesar 7,42 miliar USD, mengalami penurunan sebesar 15,06% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 8,74 miliar USD. Sementara Impor sampai dengan Agustus 2020 tercatat sebesar 8,187 miliar USD, dengan penurunan 28,26% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 11,41 miliar USD.
Dengan dilakukannya pembatasan mobilitas pergerakan manusia, pariwisata menjadi sektor yang terdampak negatif.
Sampai dengan bulan Juni 2020 tercatat sebanyak 267.676 orang masuk ke Indonesia dari Singapura.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 70,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 919.863 orang.
“Pertemuan ini diselenggarakan di masa pandemi Covid-19, sehingga pelaksanaannya dilakukan secara virtual.
Namun hal tersebut tidak menurunkan arti penting dan nilai strategis dari kerja sama bilateral kedua negara, khususnya pada bidang ekonomi utamanya terkait percepatan pemulihan ekonomi paska pandemi,” ucap Airlangga.(TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)