Jepang Peringatkan Indonesia Agar Tak Ubah Kesepakatan yang Sudah Ada: Bukan Soal Mau Tidak Mau Ikut

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan bertolak ke Indonesia dari Vietnam, Selasa (20/10/2020) hari ini.

Pers JIJI/AFP via Tribunnewswiki.com
Yoshihide Suga - (FILES) Dalam foto file ini diambil pada 18 Juni 2019 Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga berbicara selama konferensi pers, setelah gempa 6,8 skala Richter melanda barat laut Jepang, di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo. 

Editor: Anne Maria

TRIBUNBATAM.id, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan bertolak ke Indonesia dari Vietnam, Selasa (20/10/2020) hari ini.

PM Suga dijadwalkan tiba di Jakarta pada Selasa siang.

Kunjungan PM Jepang Yoshihide Suga ke Jakarta ini bukanlah tanpa tujuan.

Satu di antaranya untuk mengingatkan kesepakatan yang telah ada.

Pihak Jepang berharap agar kesepakatan dengan Indonesia agar jangan diubah.

Baca juga: Ditengah Keagresifan China, Jepang Bakal Pererat Hubungan dengan Indonesia dan Vietnam

Baca juga: Covid-19 Mereda, Australia Berencana Buka Kembali Perjalanan Untuk Jepang dan Singapura

Itu sebabnya, kunjungan PM Suga juga mengingatkan bahwa Jepang kalau sudah komitmen apalagi melakukan kesepakatan, akan tetap menjaga sampai kapan pun.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kanan) dan mitranya dari Vietnam Nguyen Xuan Phuc (kedua dari kiri) melambai kepada anak-anak dalam upacara penyambutan di Istana Kepresidenan di Hanoi pada 19 Oktober 2020.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kanan) dan mitranya dari Vietnam Nguyen Xuan Phuc (kedua dari kiri) melambai kepada anak-anak dalam upacara penyambutan di Istana Kepresidenan di Hanoi pada 19 Oktober 2020. (Minh HOANG / POOL / AFP)

"Jadi kesepakatan itu bukan hanya sampai satu proyek habis, tetapi sampai seterusnya untuk jangka panjang dan menyeluruh seperti dibicarakan pada tahap awalnya," kata dia.

Proyek MRT misalnya, tahap pertama telah selesai dan berjalan dengan sangat baik, lancar dan disukai semua warga Indonesia khususnya warga Jakarta.

Kini, menurutnya muncul isu seolah Jepang tidak berminat dan sebagainya untuk tahap kedua MRT dan ada wacana untuk dilelang dan sebagainya.

Arahnya sudah kelihatan supaya Jepang tidak ikut lagi dalam proyek tersebut dan sebagainya.

"Jepang bukan soal tidak mau ikut atau mau ikut dan sebagainya. Tetapi sebuah kesepakatan yang ada sejak awal bersama disetujui, terkait pendanaan pula bahwa Jepang akan memimpin proyek MRT tersebut secara keseluruhan sampai selesai. Itulah kesepakatan yang ada," tambahnya.

Baca juga: Jepang dan Korea Selatan Akan Buka Kembali Perjalanan Bisnis di Tengah Pembatasan Covid-19

Baca juga: Pengangguran Jepang Naik ke Level Tertinggi Dalam 3 Tahun, Ketersediaan Pekerjaan Turun Tajam

Jadi menurutnya jika ada yang mulai menyelewengkan sebuah kesepakatan, hal itu sangat disayangkan sekali, ditambah lagi berita-berita yang tidak menguntungkan Jepang, seolah mengundurkan diri, tak mau ikut lagi, dan sebagainya.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kanan) berbicara kepada media sebelum keberangkatannya untuk kunjungan empat hari ke Vietnam dan Indonesia di bandara Haneda Tokyo pada 18 Oktober 2020.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kanan) berbicara kepada media sebelum keberangkatannya untuk kunjungan empat hari ke Vietnam dan Indonesia di bandara Haneda Tokyo pada 18 Oktober 2020. (JIJI PRESS / AFP)

Kini dengan kunjungan PM Jepang Suga yang akan kembali memberikan 50 miliar yen kepada Indonesia dalam bentuk program loan, untuk mengantisipasi dan membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, diharapkan dapat menjadi persahabatan lebih dalam dan saling kenal yang lebih baik lagi di masa depan.

Semoga saja kunjungan PM Jepang ini menandakan betapa pentingnya hubungan Indonesia dan Jepang kini dan sampai masa mendatang.

Sementara itu diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jepang Ingatkan Indonesia untuk Tidak Mengubah Kesepakatan yang Sudah Ada

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved