TRIBUN WIKI

Mengenang Tragedi Aberfan, Longsornya Limbah Batu Bara yang Kubur Ratusan Siswa hingga Tewas

Limbah batu bara (coal spoil tip) di Aberfan, Wales, Inggris, longsor pada 21 Oktober 1966 dan menewaskan 144 orang.

Tribunnewswiki
TRAGEDI ABERFAN - Tragedi Aberfan berupa longsornya limbah batu bara yang mengubur dan menewaskan 144 orang. FOTO: Kondisi Aberfan setelah terkena longsoran limbah batu bara (kiri) dan penyelamatan korban (kanan) 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Pada 21 Oktober 1966, sebuah tragedi pertambangan mengerikan terjadi di Aberfan, Wales, Inggris.

Kala itu, limbah batu bara atau coal spoil tip longsor dan menewaskan 144 orang.

Ada sekitar 140.000 meter kubik limbah batu bara yang menuruni bukit dengan sangat cepat dan menghancurkan semua yang dilewatinya.

Kebanyakan dari korban jiwanya adalah anak-anak yang tengah duduk di dalam ruang kelasnya di sekolah.

Peristiwa ini dikenal sebagai Tragedi Aberfan dan menjadi salah satu bencana dunia pertambangan terburuk di Inggris.

Ratu Elizabeth II sempat menolak mengunjungi tempat kejadian sehingga memunculkan kritik kepadanya.

Baca juga: Angkut 14 Ton Emas, Begini Tragedi Tenggelamnya Kapal Central America, Tewaskan 425 Orang

Tambang batu bara di Aberfan

Wales terkenal dengan pertambangan batu bara selama Revolusi Industri berlangsung.

Pada puncaknya, tahun 1920, ada 271.000 orang yang bekerja di tambang batu bara Wales.

Aktivitas pertambangan batu bara menurun pada tahun 1960-an, tetapi masih ada kira-kira 8.000 penambang beserta keluarganya di sekitar Aberfan,.

Pertambangan batu bara memunculkan limbah.  Limbah batu itu ditumpuk di suatu area dan menjadi berbentuk seperti bukit.

Tambang batu bara di Merthyr Vale, tempat Aberfan berada, memiliki tujuh bukit limbah.

Pada tahun 1966 tinggi bukit yang ketujuh sudah mencapai 111 kali berisi hampir 200.000 meter kubik limbah.

Limbah itu membahayakan karena ditempatkan di atas batu pasir dan ada mata air alami di sana, terletak di bukit terjal yang berada di atas desa.

Jumlah limbah semakin bertambah sehingga membuat penduduk dan pejabat setempat khawatir.

Bukit limbah itu tepat berada di atas Pantlas Junior School yang memiliki 240 siswa.

Mereka menyuarakan kekhawatiran ini kepada National Coal Board (NCB) yang mengoperasikan tambang di sana. Namun, NCB mengabaikannya.

Baca juga: Hari Ini (11/9) Dalam Sejarah, Mengenang Tragedi World Trade Center (WTC), Tewaskan 2.753 Orang

Longsor

Pada pekan-pekan sebelum longsor terjadi, ada curah hujan yang tinggi di Aberfan.

Air menumpuk di dalam bukit limbah dan menyebabkan limbah itu menjadi lumpur dan longsor pada 21 Oktober 1966 sekitar pukul 09.15.

Limbah itu bergerak ke bawah dengan kecepatan tinggi dan menghancurkan dua pondok pertanian sebelum mencapai Pantlas Junior School.

Lumpur membenamkan sekolah itu dan menewaskan 109 murid dan lima guru. Mereka terkubur dan tidak bisa bernapas.

Beberapa pegawai sekolah itu melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan murid.

Jeff Edwards, salah satu anak yang berhasil diselamatkan, mengatakan dia mendengar tangisan dan teriakan teman-temannya setelah longsor terjadi.

Dia mengatakan suara itu semakin pelan karena anak-anak terkubur dan kehabisan napas.

Baca juga: Tragedi Pembunuhan Kaisar Rusia Paul I Terjadi Hari Ini Tahun 1801

Penyelamatan

Peristiwa itu terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak ada yang bersiap.

Anak-anak mengaku mendengar suara mirip suara pesawat jet ketika longsor terjadi.

Tim penyelamat dan relawan langsung menuju ke sekolah untuk membantu menyelamatkan anak-anak.

New York Times melaporkan bahwa para penambang, polisi, pemadam kebakaran, dan relawan bekerja keras membebaskan anak-anak.

Mereka bahkan menyingkirkan limbah batu bara dengan tangan kosong.

Buldoser turut digunakan untuk menyingkirkan puing-puing.

Jumlah korban jiwa mencapai 144 orang, sebanyak 116 di antaranya adalah anak-anak.

Ratu Elizabeth II sempat menolak mengunjungi Aberfan sehingga memunculkan kritik.

Dia awalnya mengirim suaminya, Pangeran Phillip, untuk menggantikan kunjungan resminya.

Elizabeth akhirnya datang ke Aberfan delapan hari setelah bencana itu terjadi.

Beberapa tahun kemudian dia mengatakan menyesal karena tidak segera mengunjungi Aberfan.

Baca juga: Tewaskan 60.000 Penduduk, Inilah Bencana Angin Topan Paling Dahsyat Sepanjang Sejarah

Penyelidikan

Hasil penyelidikan mengenai bencana itu diterbitkan pada 3 Agustus 1967.

Dalam penyelidikan yang berlangsung selama 76 hari, ada 136 saksi yang ditanyai dan ada 300 barang bukti yang diperiksa.

Pengadilan menyimpukan bahwa National Coal Board adalah satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab.

Namun, Lord Robbens, kepala NCB, menyangkal semua tuduhan dihadapkan kepada perusahaan itu.

Dia mengaitkan bencana itu dengan mata air di bawah bukit limbah yang sebelumnya tidak diketahui.

Robbens juga membantah kesaksian bahwa bukit itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan longsor.

Inggris segera membentuk Aberfan Disaster Memorial Fund dan berhasil mendapatkan dana sekitar $16,6 juta (dengan standar saat ini).

NCB kemudian menawarkan kompensasi sebesar $500 untuk setiap keluarga yang berduka.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Hari Ini dalam Sejarah 21 Oktober: Tragedi Aberfan, Ratusan Murid Sekolah Terkubur Limbah Batu Bara'.

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved