Mantan TKI Hidup Memprihatinkan Dalam Kebun Sawit, Pempers Anaknya Sampai Berulat

Sebuah keluarga di Desa Balansiku, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ditemukan hidup memprihatinkan di tengah kebun sawit.

Editor: Eko Setiawan
(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Kunjungan DPPAPPKB dan Psikolog serta petugas puskesmas didampingi Bhabinkamtibmas ke rumah keluarga eks TKI Malaysia di Balansiku Sebatik (Faridah) 

TRIBUNBATAM.id |NUNUKAN - Nasib naas dan memperhatinkan dirasakan oleh seorang keluarga yang tinggal di sebuah perkebunan sawit.

Diketahui, ia mengalami gangguan jiwa dan kini hidup dengan susah.

Sebuah keluarga di Desa Balansiku, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ditemukan hidup memprihatinkan di tengah kebun sawit.

Keluarga itu memiliki empat orang anak, R (7), S (5), I (3), dan Sup (1) yang diasuh sang ibu, Rosnaeni.

Baca juga: Amerika Serikat kembali Catat Lonjakan Kasus Covid-19 Tertinggi, 100,000 Kasus dalam 24 Jam

Baca juga: Derita Korban Kebakaran di Kampung Baru Batam, Satu Tahun Bangun Rumah, Ludes Dalam 15 Menit

Rosnaeni ternyata adalah eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Hal itu membuat Rosnaeni tidak bisa merawat anaknya dengan wajar.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Nunukan, menemukan mereka dalam kondisi mengenaskan.

Tak mengenal benda

Anak-anak tersebut tumbuh tanpa diajarkan apapun, seperti nama-nama benda, abjad, angka, dan sebagainya.

Bahkan sang anak tertua tak mengerti apa itu pensil dan cara menggunakannya.

Ibunya hanya bisa menanak nasi dan memasak sayur.

Mereka pun tak tahu bahwa ada makanan lain seperti lauk pauk, ayam, tempe maupun ikan.

Saat petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kaltara dan Puskesmas Balansiku memberi makan sayur asem dan ikan, mereka hanya memakan sayurannya.

"Kami coba suapkan ikan supaya dia rasa, begitu terasa enak, baru dia makan. Begitu juga jagung, kita suapkan dulu dan akhirnya mereka makan, sampai segitunya, mereka tidak tahu ikan goreng," kata Kepala Dinas DPPPAPPKB Nunukan Faridah Aryani, Jumat (23/10/2020).

Popok sampai Berulat 

 

Rosnaeni juga tidak pernah peduli dengan tingkah anaknya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved