Gelombang Protes Negara Islam ke Prancis dan Kartun Nabi Muhammad SAW, PBB Desak Hal Ini
Insiden ini buntut dari munculnya kartun Nabi Muhammad SAW oleh seorang guru dan pembelaan yang dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Marcon
Gelombang Protes Negara Islam ke Prancis dan Kartun Nabi Muhammad SAW, PBB Desak Hal Ini
TRIBUNBATAM.ID - Gelombang protes terjadi di sejumlah negara-negara Islam kepada Prancis.
Insiden ini buntut dari munculnya kartun Nabi Muhammad SAW oleh seorang guru dan pembelaan yang dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Marcon.
Baca juga: Prancis Mencekam, Setelah Guru Giliran 1 Wanita Dipenggal Saat Terjadi Serangan Pisau di Gereja Nice
Baca juga: Emmanuel Macron, Presiden Prancis Penghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Nikahi Nenek Sepuh 67 Tahun
Banyak aktivis yang mengkritik Perancis karena menyerang simbol-simbol suci minoritas atas nama kebebasan berbicara.

Semenatra itu Kepala badan anti-ekstremisme PBB, Miguel Angel Moratinos menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas ketegangan yang meningkat dari kontroversi kartun Nabi Muhammad.
Baca juga: Arie Untung Buang Tas Mahal Prancis, Tak Terima Nabi Dihina, Dewi Sandra & Mulan Jameela Ikut Respon
Moratinos mendesak untuk memiliki "rasa saling menghormati" antara pihak yang berbeda agama dan pandangan politik.
Moratinos yang memimpin Aliansi Peradaban PBB, menyampaikan itu pada Rabu (28/10/2020), sebagai respons kemarahan yang meningkat di dunia Muslim karena pernyataan pemerintah Perancis terhadap kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah di Perancis.
Baca juga: Presiden Prancis dan Charlie Hebdo Hina Islam, Erdogan Geram Ejek Berengsek Digambarkan Cabul
Baca juga: Sosok Guru yang Dibunuh dengan Brutal karena Perlihatkan Kartun Nabi Muhammad, Kepala Dipenggal
Peristiwa itu terjadi setelah guru tersebut diketahui memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, sebagai bagian dari pelajaran tentang kebebasan berbicara di kelasnya.

Presiden Emmanuel Macron dengan keras membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad atas dasar kebebasan berbicara, memicu protes marah di seluruh dunia Muslim dan kampanye untuk memboikot produk Perancis.
Baca juga: Erdogan Naik Pitam Presiden Perancis Sebut Islam Dalam Krisis, Olok Emmanuel Marcon Periksa Mental
"Kartun itu juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa yang diserang karena agama, kepercayaan, atau etnis mereka," kata Moratinos, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Kamis (29/10/2020), tidak secara eksplisit merujuk pada pembelaan Macron atas kartun itu.
"Penghinaan agama dan simbol-simbol suci agama memicu kebencian serta kekerasan ekstrim yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat," ujar Moratinor memperingatkan.
Baca juga: Pramugari Viral Bersihkan Diri Pakai Debu Pesawat sebelum Salat, Apa Itu Tayamum Dalam Islam?
Pernyataan tersebut memberikan arti untuk kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi, sebagai "hak yang saling bergantung, saling terkait, dan saling menegakkan kembali", yang berakar dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

"Menjunjung tinggi dan melindungi hak-hak fundamental ini adalah tanggung jawab utama semua negara anggota," terangnya dalam pernyataan itu.
Banyak aktivis yang mengkritik Perancis karena menyerang simbol-simbol suci minoritas atas nama kebebasan berbicara.
Baca juga: Ambisi Neo Ottoman di Bawah Recep Tayyip Erdogan, Turki Bisa Guncang China di Asia Tengah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengkritik Macron, dengan mengatakan bahwa pemimpin Perancis itu membutuhkan "pemeriksaan mental" atas sikapnya terhadap Islam.