HUMAN INTEREST

Kisah Driver Gojek Tertua di Batam Bertahan di Masa Pandemi, Muslickhin: Selalu Cuci Tangan

Muslisckhin sangat memperhatikan kebersihan makanan yang dipesan konsumen.Saat Corona, pesanan makanan jadi andalan bagi driver Gojek

Penulis: Thom Limahekin | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
DRIVER GOJEK - Muslickhin (58), driver Gojek tertua di Kota Batam. Selama masa pandemi, ia selalu memperhatikan kebersihan diri dan makanan pesanan pelanggannya 

Semua prosedur protokol kesehatan ini selalu dia terapkan sehingga pemesan makanan sama sekali tidak komplain. Bahkan beberapa pemesan memberinya uang lebih karena senang dengan pelayanan yang dia berikan.

“Sering saya diberi uang lebih. Ada yang kirim pesan terima kasih setelah itu. Mungkin karena mereka puas atau lihat saya sudah tua,” ucap suami Rusmiyati (44) ini.

Lebih dari sekadar dapat bintang dari pemesan, Muslickhin memperhatikan semuanya untuk menjaga kepercayaan pemesan. Sebab, dia hanya mengandalkan pesanan makanan pada saat pandemi Covid-19. Pesanan untuk bepergian dengan layanan Gojek jarang didapatinya lagi belakangan ini.

Muslickhin sendiri mengaku termasuk orang pertama yang bekerja sebagai driver Gojek di Kota Batam. Sekitar 1,5 bulan Gojek dibuka pada 14 September 2016, dia langsung mendaftar sebagai tukang Gojek.

Hampir semua driver Gojek mengenalnya. Ada beberapa driver Gojek yang berusia sebaya dengannya tetapi mereka lebih muda dalam hitungan bulan saja. Karena itu, semua driver Gojek memanggilnya dengan sebutan ‘Pa De’.

“Orang pesan makanan inilah andalan kita saat ini. Mau harapkan orang pakai Gojek, tak ada lagi sekarang,” sambungnya setengah mengeluh.

Melayani pesan-antar makanan memang menjadi satu-satunya harapan Muslickhin selama masa pandemi Covid-19. Sebab, hanya itulah harapan dia untuk bisa membawa pulang uang kepada istrinya di rumah.

Setiap hari Muslickhin mendapat penghasilan rata-rata Rp 120 ribu. Kalau ada nasib baik berpihak padanya, dia bisa menyerahkan Rp 150 ribu kepada istrinya.

“Kalau lebih dari itu agak sulit sekarang,” sebut ayah dari Faridah Muyasaro itu.

Dia kemudian menyeletuk, dulu masih ada bonus Rp 60 ribu setiap hari bagi driver yang bisa mengejar 22 poin. Bonus tersebut mendorong Muslickhin untuk berusaha mencapai 22 poin. Namun, kebijakan penerapan bonus tersebut sudah tidak diberlakukan lagi sekarang.

“Misalnya, satu pesanan makanan, saya dapat 1,5 poin. Kita kejar terus biar dapat 22 poin. Tapi sekarang tidak ada lagi,” ungkap Muslickhin.

Namun demikian, ayah tiga anak itu tetap bersyukur karena rezeki dari pesanan makanan masih selalu ada ketika dia giat bekerja. Toh dari hasil kerjanya sebagai tukang Gojek, dia sudah membiayai sekolah anak-anaknya.

Putri pertamanya, Faridah Muyasaro (19), kini sedang menjalani kuliah di Fakultas Teknik Pencemaran Lingkungan pada satu Poltek di Jawa. Anak ke duanya, Rafidah Rahmadani (17) duduk di SMAN 5 Kota Batam. Sedangkan Lely Nurhalizah (13) bersekolah di SMPN 9 Kota Batam.

“Semuanya saya biayai dari hasil kerja Gojek. Pokoknya saya jalani saja. Rezeki Allah atur,” ujar pria yang hampir tak memiliki lagi semua gigi seri ini. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved