Menuju Akhir Konsesi ATB, PTMI Berharap BP Batam Antisipasi Potensi Gangguan Air
Pelanggan Kunci PT Adhya Tirta Batam (ATB) terus melayangkan kekhawatiran mengenai potensi gangguan pelayanan setelah konsesi dengan BP Batam berakhir
Selama ini, ATB masih mampu mengakomodir kebutuhan air bersih di stress area, walaupun tidak mengalir 24 jam.
Pasalnya, ATB menerapkan kecanggihan teknologi dalam melakukan rekayasa sistem distribusi secara teliti dan presisi.
Jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam penerapannya, maka dipastikan terjadi gangguan di stress area.
Menurut sekretaris BSOA, Novi Hasni Purwanti, kapasitas produksi kapal baru di galangan kapal memang sedang berkurang. N
amun perusahaan galangan kapal masih mampu bertahan dengan adanya aktifitas repair dan maintenance.
Biasanya, kapal-kapal yang masuk untuk repair dan maintenance tersebut meminta galangan kapal untuk menyediakan fresh water untuk kapal tersebut. Kebutuhan tersebut dipenuhi menggunakan air dari ATB, karena fresh water itu harus air dengan kualitas yang memadai.
“Bagaimana penyediaan fresh water untuk kapal-kapal itu kalau nanti ada gangguan di daerah stres area? Apalagi kalau nanti tidak ada lagi pengiriman tanki air kalau ada gangguan?” tanya Novi.
Sektor Property juga mengeluhkan hal yang sama, terutama pengembang property yang sedang melakukan pembangunan di wilayah yang masuk dalam stress area. Bahkan, pengembang berharap setelah 6 bulan ATB akan kembali mengelola air di Batam.
“Dengan pergantian operator baru yang hanya untuk 6 bulan, apakah mereka sudah mengetahui dan dapat mengantisipasi? ATB yang sudah berpengalaman saja masih ada gangguan. Apakah Mereka yang baru masuk ke Batam bisa mengantisipasi? Kami berharap setelah 6 bulan, ATB akan kembali mengelola air di Batam,” ujar Putera Indra dari PT Pelita Timur Karya.
Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto Antonius mengatakan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik hingga akhir konsesi.
ATB juga berharap pelayanan air bersih pasca konsesi tetap berjalan dengan baik.
Namun tak dapat dipungkiri, potensi gangguan pelayanan dapat terjadi bila tidak ada langkah antisipatif yang matang. Pelanggan di stress area adalah yang berpotensi merasakan gangguan pertama kali.
“Kalau di wilayah kota, apalagi yang di hulu saya yakin tidak merasakan gangguan di tanggal 15 November nanti. Tapi pelanggan di stress area harus bersiap-siap,” ujarnya.
Menurut data, ada sekitar 2.700 hingga 2.900 yang ada di stress area. ATB sendiri berhasil menjaga kontinyuitas suplai ke daeah tersebut dengan menerapkan rekayasa sistem distribusi yang dilakukan secara teliti dan presisi.
ATB sudah gunakan sistem berbasis teknologi guna memastikan distribusi air bersih berjalan dengan lancar.