Menuju Akhir Konsesi ATB, PTMI Berharap BP Batam Antisipasi Potensi Gangguan Air

Pelanggan Kunci PT Adhya Tirta Batam (ATB) terus melayangkan kekhawatiran mengenai potensi gangguan pelayanan setelah konsesi dengan BP Batam berakhir

ist
Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto Antonius saat menerima kekhawatiran pelanggan kunci tentang pelayanan air bersih setelah konsesi dengan BP Batam berakhir. 

Sistem ini terintegrasi mulai dari produksi, distribusi hingga kontrol kebocoran. Sistem ini akan membantu petugas melihat kondisi tekanan pada jaringan-jaringan distribusi yang ada di Batam.

Menurut Benny, teknologi ini hanya ada 1 di Indonesia dan hanya dimiliki oleh ATB. Sehingga, tanpa menggunakan sistem tersebut, maka potensi terjadinya gangguan pelayanan air bersih akan sangat besar, karena operator baru dan BP Batam tidak bisa melihat daerah mana yang mengalami kekurangan air.

“Sama seperti melihat peta buta. Tanpa panduan sama sekali,” jelasnya.

Menurut prediksinya, gangguan pertama-tama akan terjadi di stress area. Kemudian jika tidak segera ditangani, akan melebar ke beberapa titik di hari-hari berikutnya.

Karena itu, kemampuan respons yang cepat dalam menangani keluhan yang masuk sangat menentukan.

Teknologi ATB memungkinkan respons cepat terhadap penanganan keluhan yang masuk. Karena, teknologi tersebut mengirimkan informasi valid yang bisa dijadikan dasar untuk mengambil tindakan yang cepat. Seperti lokasi kebocoran, tekanan air, level tanki dan sebagainya.

Namun, bila tidak ada panduan, maka dipastikan kemampuan respons terhadap gangguan akan sangat sangat lambat. Karena operator harus mencari terlebih dahulu sumber masalah, sebelum dapat melakukan penanganan terhadap keluhan tersebut.

“Pelanggan harus maklum ketika keluhan pelanggan tidak bisa dengan cepat ditanggapi, atau  butuh waktu lama,” jelasnya.

Karena itu, Benny mengimbau pelanggan untuk bersiap-siap terhadap potensi-potensi gangguan yang akan terjadi.

Terutama bagi pelanggan yang menggunakan air cukup besar, seperti pelanggan industri atau komersial.

“Pelanggan perlu mengantisipasi cadangan ketersediaan air. Karena di jam puncak, berpotensi dialihkan ke tempat lain. Di kawasan industri dan belum punya tanki reservoir, mungkin perlu dipikirkan dari sekarang,” imbuhnya. (adv)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved