BATAM TERKINI
1.560 Pasien Covid-19 di Batam dari Klaster Karyawan, Perusahaan Diminta Bentuk Tim Khusus
Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum meminta perusahaan segera membentuk tim khusus penanganan Covid-19 di area perusahaan.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Mengingat meningkatnya klaster Covid-19 di lingkungan industri, Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum meminta perusahaan segera membentuk tim khusus penanganan Covid-19 di area perusahaan.
Terutama penerapan protokol kesehatan di lingkungan karyawan.
Tim khusus ini nantinya untuk mendatangi perusahaan dan memastikan protokol kesehatan berjalan sesuai dengan aturan.
Seperti diketahui, klaster karyawan menjadi salah satu penyumbang terbesar mencapai 1.560 orang.
"Kita akan sosialisasikan ke perusahan yang non HKI ini agar bisa menerapkan protokol kesehatan guna menekan penyebaran virus," ujar Syamsul saat berada di Batam Center, Kamis (5/11/2020).
Diakuinya, pada Rabu (4/11/2020) lalu ia sudah meneken surat edaran yang ditujukan kepada perusahaan non HKI untuk menerapkan protokol Covid-19.
Bisa jadi perusahaan tersebut sudah menerapkan, namun tidak terpantau secara langsung.
"Informasi dari Pak OK beberapa waktu yang lalu, 26 kawasan industri hanya 16 yang masuk dalam Himpunan Kawasan Industri (HKI). Ada beberapa perusahan yang tidak di HKI, sehingga dia tidak bisa melakukan pembinaan. Itu artinya pembinaan harus dilakukan pemerintah yaitu BP dan Pemko Batam," paparnya.
Baca juga: JUMLAH Pasien Positif Covid-19 Batam Tambah 46 Orang, 2 Pasien Meninggal Dunia
Selain itu, lanjut Syamsul, ada surat edaran yang ditujukan untuk pengusaha seperti pasar, tempat makan, mal atau pusat perbelanjaan untuk menerapkan protokol Covid-19 dan membentuk tim kecil di masing-masing usaha mereka.
Tujuannya untuk membantu pemerintah mengawasi pelaksanaan protokol Covid-19.
”Nanti tim terpadu penegakkan Perwako akan turun. Selama ini kan kami razia itu masyarakat. Nanti kami akan turun langsung ke badan usaha, pusat perbelanjaan, pusat kuliner dan lainnya," ujarnya.
Ia menambahkan dalam waktu dekat ini pihaknya berencana memberlakukan denda bagi pelanggar.
Sesuai dengan peraturan wali kota nomor 49 tahun 2020, ada sanksi yang dikenakan mulai dari sanksi lisan, tulisan, kerja sosial.
Namun sepertinya tidak berjalan maksimal.
"Sepertinya harus kena denda dulu baru jera. Karena semua sudah kita coba dan tak mempan. Bagi pengusaha yang melanggar ada denda hingga penutupan lokasi usaha nanti," katanya.
Sebelumnya diberitakan penanganan Covid harus sejalan dengan perkembangan ekonomi.
Demikian diungkapkan Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin dalam rapat koordinasi terkait penanganan Covid-19 di kawasan industri.
Bahtiar memaparkan secara rinci kasus pasien positif Covid-19 di Kepri. Dan penyebarannya termasuk di kawasan industri.
"Di peta kita sekarang merah menuju hitam. Merah kehitam-hitaman bukan merah terang. Dari 2988 kasus, 1500 an itu ada dikawasan industri," katanya.
Menurutnya jangan sampai seluruh industri ditutup jika tak mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.
Namun ia berkomitmen tidak akan menutup aktivitas ekonomi.
"Pertanyaannya apakah kawan-kawan industri komitmen," pesan Bahtiar kepada para perwakilan kawasan industri dalam rapat tersebut.
Dalam penyiapan APBD 2021, pihaknya harus melihat kesiapan dan jumlah rumah sakit, tenaga medis, perlengkapan tenaga medis dan termasuk laboratorium. Hal ini untuk penanganan Covid-19 di Kota Batam.
"Saya minta tahun depan anggarkan lab PCR. Seluruh daerah akan dievaluasi penanganan Covid-19. Saya pastikan APBD 2021 untuk penanganan Covid-19 clear. Padahal cuma Rp 5 miliar. Aneh juga bagi saya. Masak Batam dengan kapasitas piskal yang besar tapi lab tak ada. Mengandalkan sumbangan semua. Mana bisa melayani masyarakat dalam jumlah banyak," paparnya.
Ia juga tampak menyesalkan hasil PCR baru keluar selama 5 hari. Tidak bisa keluar cepat lantaran banyak sample yang harus dicek sementara alatnya sangat terbatas.
"Pelaku industri juga tolong bantu saya. Jumlah kasus terus bertambah, protokol kesehatan lemah. Hand sanitizer aja di tempat makan gak semua ada. Hotel juga begitu. Makanya sangat mengkhawatirkan. Saya heran ini pak. Apakah ada berkaitan dengan pola makan. Tolong cek pak Kadis. Apakah sayur-sayuran didaerah ini kurang? Vitamin C dan E itu dibutuhkan untuk daya tahan tubuh," katanya.
Perusahaan juga wajib menyediakan vitamin E dan C bagi karyawannya.
Terpaksa perusahaan menambah costnya untuk pengadaan protokol kesehatan. Begitu juga Pemko Batam harus menyediakan vitamin A dan C bagi masyarakatnya.
"Sediakan tata ruangan yang memadai, masker, sarung tangan. Kalau ruangannya harus seperti itu pastikan karyawannya yang sehat. Kalau terlanjur kena Covid-19 semua, malah tak bisa produksi juga pak," ujar Bahtiar. (Tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)