Sakit Hati Lamaran Ditolak Janda Tewas Dibakar, Anak Geram Berusaha Pukul Pelaku saat Rekonstruksi
Aditya Yoga Pratama yang tak terima ibunya dianiaya dengan dibaar sempat berusaha memukul pelaku saat dihadirkan polisi pada rekonstruksi kejadian
Sakit Hati Lamaran Ditolak Janda Tewas Dibakar, Anak Geram Berusaha Pukul Pelaku saat Rekonstruksi
TRIBUNBATAM.ID - Aditya Yoga Pratama yang tak terima ibunya dianiaya dengan dibakar sempat berusaha memukul pelaku saat dihadirkan polisi pada rekonstruksi kejadian.
Aditya Yoga Pratama tak terima ibunya, Catur Atminingsih (54) yang akhirnya tewas setelah mendapat perawatan setelah dibakar pelaku yang tak lain kekasih sang ibu.
Baca juga: Terungkap Pelaku Pembunuhan Siswa SMA: Tinggalkan Mayat di Sawah, Sakit Hati Istri Sering Diganggu
Baca juga: Suara Jeritan Membawa Bachtiar Pada Mayat Diduga Korban Pembunuhan, Tubuh Saut Sempat Kejang-kejang

Pria 19 asal Pedukuhan Tawang, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta itu tampak begitu geram melihat Agus Trikoyopari Suda (51).
Baca juga: 3 Bocah SMP Diamankan Polisi Karena Terlibat Kasus Pembunuhan
Agus adalah pelakunya pembakaran, selama ini dikenal Adit karena sering bertandang ke rumah mereka di Tawang.
"(Sejak) awal-awal 2015.
Wonge mora moro ra jelas kuwi (orangnya datang pergi tidak jelas begitu)," kata Adit di sela menunggu rekonstruksi yang berlangsung di sebuah jalan kecil Tawang, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Utang dan Bisnis Ayam di Balik Pembunuhan dan Pembakaran Kerabat Jokowi Dalam Mobil
Baca juga: Misteri Kematian Wanita Muda di Kandang Buaya, Diduga Fransiska jadi Korban Pembunuhan
Adit menceritakan, Ningsih sehari-hari bekerja sebagai tukang giling sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nanggulan.

Sampah digiling untuk dijadikan pupuk.
Penghasilan Ningsih dari menggiling ini cukup untuk menghidupi keluarga kecil mereka, hingga ia tamat sekolah.
Baca juga: 2 Pelaku Pembunuhan Kabur Usai Tikam Korban di Dapur, Sempat Tendang Balita 5 Tahun Hingga Jatuh
Agus hadir dalam kehidupan Ningsih sejak lama.
Adit mengenal Agus sejak 2015 karena sering bertandang ke rumah.
Adit menceritakan, ia tidak memperhatikan seksama sejauh mana hubungan keduanya.
"(Ibu juga) tidak pernah cerita.
Baca juga: 2 Perangkat Desa Berikan Keterangan Palsu Kasus Pembunuhan Pasutri di Pengadilan Demi Uang
Bahkan tidak pernah cerita kalau sampai niat nikah segala," kata Adit.
Adit hanya menemui kejanggalan di tiap Agus ke rumah.

Laki-laki setengah baya ini selalu meminta uang ke ibunya, baik untuk beli rokok hingga pulsa.
"Beli paket-an (pulsa).
nggo tuku rokok (untuk beli rokok).
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Istri dan Anak Tiri Menangis Tersedu-sedu, Sebut Emosi Karena Istri Minta Cerai
Datang hanya untuk minta uang," kata Adit.
Ningsih, kata Adit, meminta Agus tidak lagi meminta uang dan menyuruhnya bekerja lebih giat.
Menurut Adit, Agus tidak menggubris nasihat itu.
Sejauh ini, Adit mengetahui Agus pekerja serabutan.
Ia juga tukang mengangkat pasir di kali Progo.
Pria ini tetap sering datang.
Baca juga: VIDEO - Wanita Bersuami Selingkuh dengan 2 Pria Beristri yang Berujung Pembunuhan
Tiap datang, Ningsih memberi uang.
Adit mengingat bagaimana Ningsih rela memberi motor Yamaha Vega ketika Agus memintanya.

"Model orangnya itu orang yang tidak mau kerja.
Maunya meminta terus," kata Adit.
Baca juga: Atas Dasar Ini Diduga Kuat Kerabat Jokowi Yang Tewas Terbakar Dalam Mobil Korban Pembunuhan
Setelah berlangsung sekian lama, Ningsih mulai mengambil jarak dari Agus.
"Makku dijaluk terus yo suwe-suwe wegah (ibuku diminta terus ya lama-lama bosan)," kata Adit.
Miris dapat kabar ibunya tewas
Mendadak, ia mendapat kabar bahwa ibunya jadi korban penganiayaan.
Yang membuat miris hati penganiayaan itu dilakukan dengan cara membakar.
Baca juga: Pemuda Terperdaya Jebakan Janda Kembang, Tewas Dihujani 42 Tusukan, Honda CBR 150 Raib
Ningsih menderita luka bakar hingga 50 persen tubuh bagian depan, seperti pada bagian wajah, dada, perut, punggung dan tangan kiri dan kanan.
Ia meninggal dunia di RSUD Wates pada 17 Oktober 2020.
"Dia dikubur di Pengasih di lokasi makam orangtuanya," kata Kepala Dukuh Tawang, Juwahir.
Rekonstruksi pembakaran berlangsung di jalan kecil RT 34 pada Pedukuhan Tawang.
Baca juga: Ganasnya Arek-arek Suroboyo saat Pertempuran 10 November, Pentolan Sekutu Tewas
Lokasinya tidak jauh dari simpang tiga jalan menuju Pedukuhan Gayam.
Kanan kiri jalan ini berupa kebun dengan pohon jati hingga akasia yang lebat.

Rekonstruksi berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB. Warga memadat untuk menonton.
Insiden kecil terjadi menjelang rekonstruksi.
Baca juga: Fakta dan Kronologi Wanita Tewas Dikubur Hidup-hidup oleh Pacar, Terungkap Karena Masalah Ini
Adit mencoba memukul Agus, pembakar ibunya, ketika Agus berjalan hendak memasuki area rekonstruksi.
Polisi langsung menghalau dan mengamankan Adit menjauh dari lokasi rekonstruksi.
"Kami akan melakukan pembinaan pada anak ini," kata Kapolsek Nanggulan Komisaris Polisi Yustinus Tarwoco Nugroho.
Baca juga: Tagih Utang Dibayar Nyawa, Guru Ngaji Tewas Disiksa Tetangga, Jasad Dibuang ke Sumur Tertutup Beton
Insiden kecil ini tidak menghalangi jalannya rekonstruksi.
Rekonstruksi berlangsung sekitar satu jam.

Adegan demi adegan berjalan lancar.
Kasus ini berlatar sakit hati Agus yang lamarannya ditolak Ningsih.
Ia pun nekat menganiaya Ningsih dengan cara dibakar.
Baca juga: Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Terseret Kereta, Luka Berat di Sekujur Tubuh
Hampir 2 bulan kemudian, Ningsih meninggal dunia di RSUD Wates.
Polisi menjerat Agus dengan pasal 340, pasal 338 dan pasal 351, bagi Agus.
Ancamannya hukuman seumur hidup.
.
.
.
(*)
Baca berita lain di Google
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jeritan Anak yang Ibunya Dibakar di Kulon Progo: Dia Datang Hanya untuk Minta Uang