BP Batam Titip Pengelolaan Air ke Moya, Boyong 100 Orang Tim dari Jakarta, 200 Karyawan ATB Bertahan
Perseroan Terbatas ( PT ) Moya Indonesia resmi memegang kendali pendistribusian air bersih di Kota Batam
BP Batam Titip Pengelolaan Air ke Moya, Boyong 100 Orang Tim dari Jakarta, 200 Karyawan ATB Bertahan
TRIBUNBATAM.ID - Perseroan Terbatas ( PT ) Moya Indonesia resmi memegang kendali pendistribusian air bersih di Kota Batam.
Moya mengambil alih pengelolaan dari PT Adhya Tirta Batam, yang selama 25 tahun bekerja sama dengan Badan Pengusahaan / Otorita ( BP ) Batam.
Baca juga: Konsesi ATB Berakhir, Plh Kepala BP Batam Titip Pengelolaan Air Batam ke PT Moya Indonesia
Baca juga: BESOK Mulai Kelola Air di Batam Gantikan ATB, Ini Persiapan PT Moya Indonesia
"Setelah 25 tahun dikelola dengan baik PT ATB, saya titip ke PT Moya.
Kami harap agar pelayanan ke depan tidak terganggu.

Poin pentingnya pihak selanjutnya harus bisa menjaga bahkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujar Plh Kepala BP Batam Purwiyanto, Jumat (13/11/2020).
Deputi 6 Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menjelaskan pemenuhan air bersih sangat penting di Kota Batam, sebab Batam diharapkan menjadi lokomotif dalam investasi nasional.
Baca juga: ATB Sepakat Serahkan Aset Senilai Hampir Rp 2 Triliunan ke BP Batam
Dengan demikian, mewakili Menko Perekonomian, Wahyu menegaskan agar penyediaan pelayanan air minum di Batam jangan sampai ada gangguan.
Untuk itu, selama enam bulan ini, pihaknya sangat berharap kepada kinerja PT Moya Indonesia.
"Kami berharap Moya dapat memberi lebih baik lagi.
Kita harus mengakui, bahwa mereka sudah cukup berpengalaman dalam pengelolaan air," tambah Wahyu.
Baca juga: VIDEO Konsesi ATB Berakhir, Warga Kampung Air Minta Pemko Batam Jamin Ketersediaan Air Bersih
Penandatanganan pengakhiran konsesi dan serah terima aset sebelumnya telah dilaksanakan di Gedung Marketing Center BP Batam, oleh PT ATB dan BP Batam, Jumat (13/11/2020).
Persiapan PT Moya Indonesia
Besok, Sabtu 14 November 2020, PT Moya Indonesia akan mulai mengelola air bersih di Batam menggantikan PT ATB setelah konsesi dengan BP Batam berakhir.
Menjelang pengelolaan air selama masa transisi itu, PT Moya Indonesia telah melakukan sejumlah persiapan.

Direktur Utama PT Moya SPAM Batam, Sutedi Raharjo menyatakan, persiapan-persiapan menuju ambil alih pengelolaan SPAM telah dilakukan sejak Oktober 2020 lalu.
Pihaknya telah melakukan tandem operasi bersama PT ATB.
"Mulai Oktober 2020 kemarin kita sudah tandem operasi, baik didistribusi, produksi, hingga customer service," ujar Tedi, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Bayar Tagihan Air November ke ATB, Semua Kanal Pembayaran Masih Aktif
Selain itu, di samping proses lelang dan kontrak masa transisi yang cukup singkat, PT Moya Indonesia, SPAM Batam telah berkomitmen menjalankan tugas-tugas yang sama sebagaimana telah dikerjakan oleh PT ATB sebelumnya.
Tedi menjelaskan, kegiatan operasional akan tetap dijalankan sebagaimana adanya, serta kantor-kantor pelayanan akan didirikan sesuai dengan titik-titik kantor pelayanan milik PT ATB di wilayah Kota Batam.
"Apa yang terpenting adalah, kami menjamin masyarakat tidak akan menerima efek perubahan dari takeover pengelolaan SPAM tanggal 15 nanti," tegas Tedi.
Baca juga: Layanan Responsif Call Centre ATB Berakhir 14 November 2020
PT Moya Indonesia telah menjalani orientasi dalam hal kegiatan operasional pengelolaan air di titik-titik instalasi dan jaringan.
Sehubungan dengan itu, sumber daya manusia yang akan mengoperasikan pengelolaan dan pendistribusian air juga telah disiapkan.
PT Moya SPAM Batam telah mendatangkan tim dari Jakarta, yang bertugas mem-backup kegiatan operasional pengelolaan SPAM.
Pendatangan tim sekitar 100 orang ini merupakan bentuk antisipasi apabila jumlah karyawan eks PT ATB yang melamar di PT Moya tidak memenuhi standar.
"Hari ini tim kita sudah full, mereka ditempatkan di Asrama Haji, Batam Center.
Kita datangkan tim untuk antisipasi jika karyawan PT ATB tidak bergabung ke kita," jelas Tedi.
Sebelumnya, PT ATB juga telah menyatakan tidak akan menyerahkan aset-aset intangibel, salah satunya adalah sistem SCADA.
SCADA adalah sistem yang dapat memonitor serta mengontrol distribusi air secara jarak jauh.
Kendati demikian, PT Moya telah mempersiapkan sistem SCADA miliknya sendiri.
Baca juga: KONSESI ATB Berakhir, DPRD Dukung Pemerintah Ambil Alih Pengelolaan Air Bersih Batam
Menurut Tedi, sistem ini tak kalah canggih dengan sistem yang digunakan sebelumnya.
Menurut Tedi, secara garis besar, sisi kesiapan ambil alih pengelolaan SPAM sudah cukup matang, baik dari segi mekanisme pembayaran hingga pelayanan pelanggan di beberapa daerah kritis.
"Mudah-mudahan hari ini kita sudah finalisasi semuanya.
Kita harapkan proses ambil alih ini akan berjalan dengan sebaik mungkin," tambah Tedi.
200 karyawan ATB pilih bertahan
Dengan berakhirnya konsesi karyawan PT ATB telah dibebaskan untuk memilih apakah bergabung ke dalam BP Batam, PT Moya Indonesia atau tetap bertahan di PT ATB serta alternatif-alternatif lainnya.
Baca juga: Konsesi ATB Berakhir, Plh Kepala BP Batam Titip Pengelolaan Air Batam ke PT Moya Indonesia
"Dari awal, kami tidak pernah melarang karyawan untuk bergabung pada perusahaan mana pun, hanya dalam tata etika prosedur dalam membagikan dokumen sebagai prasyarat untuk melamar, itu yang diatur," jelas Head of Corporate Secretary PT ATB, Maria Jacobus.
Pada Jumat (13/11/2020), Maria juga menjelaskan, karyawan PT ATB akan dibebastugaskan, dan kepadanya akan dipenuhi hak-haknya sebagai karyawan, termasuk pembayaran pesangon.
Kendati perjanjian konsesi hampir berakhir, namun nyatanya, masih banyak karyawan yang telah memilih untuk tetap bertahan di dalam tubuh perusahaan PT ATB.
Baca juga: KONSESI Berakhir, 200 Karyawan Pilih Tetap Bertahan Jadi Karyawan PT ATB
Jumlah karyawan yang memilih untuk tetap bergabung di PT ATB hampir mencapai 200 orang.
"Karyawan yang bertahan itu macam-macam, ada operator, staf, acounting, ada bagian distribusi, pokoknya hampir semua departemen," ujar Maria.
Maria menjelaskan, PT ATB masih akan tetap beroperasi hingga tahun 2021.
Sebab, usai berakhirnya masa konsesi, PT ATB masih akan tetap melakukan pendampingan dalam hal pengoperasian tata kelola air oleh PT Moya Indonesia selama enam bulan ke depan.
Sehingga, PT ATB masih akan tetap berkantor di Batam.

Yakni berperan sebagai pendamping dalam hal kebutuhan perbaikan atas kerusakan-kerusakan fasilitas sesuai hasil survei yang dilaksanakan oleh BP Batam.
PT ATB juga akan memperluas jangkauan dalam pengembangan transformasi bisnis baru.
Selaku penolokukuran (benchmarking) perusahaan pengelola air di Indonesia, PT ATB senantiasa berkomitmen memberikan konsultasi dan advokasi kepada seluruh PDAM di Indonesia.
Baca juga: WALAU Konsesi Berakhir, BP Batam Pastikan Bakal Lanjutkan Program Kios Air di Batam
"Selanjutnya kalau ada kesempatan mengikuti tender, ya kenapa tidak. Kita akan ikut," tambah Maria.
Serahkan Aset Hampir Rp 2 Triliun
Sebelumnya, PT ATB telah memberikan seluruh fasilitas dan aset terkait pengelolaan SPAM kepada BP Batam.
Menurut Head of Corporate Secretary, Maria Jacobus, total nilai aset tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
"Nilainya Rp 1 triliun lebih ya. Bahkan hampir Rp 2 triliun, kalau saya tidak salah," ujar Maria, diwawancarai, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Konsesi Berakhir, Warga Kampung Air Batam Minta Pemerintah Jamin Ketersediaan Air Bersih
Adapun aset-aset yang diserahkan oleh PT ATB, adalah seluruh aset yang berkaitan dengan proses pengelolaan SPAM.
Kendati demikian, Maria mengakui, ada beberapa hal yang perlu disepakati antara kedua belah pihak.
"Apabila ada hak-hak yang sudah dipenuhi, ada hal-hal yang disepakati, maka kita tetap kooperatif dalam pengakhiran konsesi," tegas Maria.
Ketetapan PT ATB terkait aset masih sama seperti sebelumnya, yakni fasilitas yang termasuk sebagai aset intangible tidak akan diserahkan kepada BP Batam.
Aset intangible merupakan aset yang tidak berwujud, dalam hal ini, salah satunya adalah sistem SCADA.
Namun, PT ATB menjamin, fasilitas lainnya yang diserahkan masih dalam kondisi baik dan berfungsi.
Penyerahan aset tersebut tunduk pada kesepakatan di dalam berita acara yang telah disepakati pada hari ini.
"Hari ini serah terima aset kita setujui untuk diberikan, namun itu akan diperhitungkan kemudian sesuai dengan kesepakatan yang ada," tambah Maria.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Baca berita lain di Google