Muslim dan China Jadi Target Rasisme Media, Fokus Digambarkan sebagai Teroris atau Orang Jahat

Muslim, China dan Aborigin adalah kelompok minoritas yang jadi target rasisme di Australia

Common Dreams
Muslim dan China Jadi Target Rasisme Media, Fokus Digambarkan sebagai Teroris atau Orang Jahat. Foto ilustrasi warga Muslim di Amerika Serikat 

"Tidak hanya rasisme terus belanjut dalam komentar di media, tapi juga semakin menyesatkan atau berbahaya," ujar Jennifer.

Baca juga: PERDANA, Klub Liga Inggris Pakai Jersey Berlebel Anti-Rasisme, Bertuliskan Black Lives Matter

"All Together Now" mengamati tulisan-tulisan di media dengan melihat penggunaan kata-kata yang membuat stereotip, menebarkan ketakutan, pemikiran yang salah, tanpa konteks dan "mengaburkan gagasan antara kritik dengan sentimen rasis".

Artikel rasis ke warga keturunan China

Apa yang dialami oleh Nayma juga dirasakan para perempuan lain dari kelompok minoritas, seperti Yongyan Xia asal China, yang kini belajar biomedis di Melbourne.

Baca juga: Heboh Grup Komunitas Pelakor Indonesia di FB, Anggotanya Dipersilhkan Baku Hantam Asal Tak Rasis

Ketika pandemi Covid-19 terjadi di Australia awal tahun ini, dia berusaha untuk tidak membaca berita.

"Banyak artikel yang diunggah di Facebook menyebutnya 'virus China', 'jangan berhubungan dengan orang China karena Anda akan tertular'.

Buruk sekali," kata Yongyan.

"Kata-katanya terkadang menyesatkan.

Hanya menceritakannya di judul, tanpa menjelaskan secara rinci," ujarnya.

Laporan "All Together Now" merujuk pada sebuah artikel opini yang mengejek masakan China dan mengaitkannya dengan masakan kelelawar dan pasar tradisional Wuhan, atau menyebut Tahun Tikus di China dan menghubungkannya sosok tikus yang pengkhianat.

Ilustrasi reaksi Son Heung-min saat dijek dengan kata-kata rasis
Ilustrasi reaksi Son Heung-min saat dijek dengan kata-kata rasis (screengrab)

Selama pandemi virus corona, angka tindakan rasisme terhadap komunitas Asia di Australia meningkat dan Jennifer mengatakan hal ini diperburuk oleh pemberitaan beberapa artikel di media.

"Sayangnya, rasisme di media secara sistematis diperkuat oleh wacana publik dan politik," katanya.

"Dan ada banyak bentuk rasisme struktural, sistemik, yang terbentuk, serta dianggap menjadi normal dalam masyarakat Australia."

Baca juga: Sidang Parlemen Malaysia Berakhir Ricuh, Anggota DPR Pertanyakan Perkataan Rasis

Rasisme terselubung menjadi hal yang biasa Jennifer dari "All Together Now" juga mengamati adanya "peningkatan bentuk rasisme terselubung yang mungkin lebih sulit untuk dideteksi".

Di antaranya dalam bentuk "dog whistling" yang memicu ketakutan pada kelompok rasial tertentu tanpa merujuk kelompoknya secara langsung, seperti saat menggambarkan warga Muslim, serta bentuk rasisme yang mengabaikan pernah adanya penjajahan di benua Australia dan penghancuran budaya asli warga Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved