Anies Baswedan Sarungan Baca Buku How Democracies Die, Yunarto Wijaya: Urusin Pengerukan Sungai Pak

Potret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baca buku How Democracies Die mengundang reaksi, termasuk Konsultan politik, Yunarto Wijaya.

Kolase TribunPalu.com - Instagram Yunarto Wijaya x Anies Baswedan
Potret Anies Baswedan baca buku 'How Democracies Die' jadi viral di Twitter, Yunarto Wijaya beri sindiran untuk fokus cegah banjir di DKI Jakarta. 

"Pertama kalau dalam porsi gue sebagai konsultan politik, gue harus mengatakan kalau gue mengambil posisi dominan sebagai konsultan politik, apa yang gue lakukan bodoh," terang Yunarto Wijaya.

"Dengan dalam beberapa momen kelihatan berpihak, i have to admit that. Pilkada 2017, Pilpres dua kali, 2014 dan 2019," lanjutnya.

"Dan terlihat keberpihakan seorang Totok," sahut Helmy Yahya.

"Dan gue sengaja melakukan itu. Buat gue Jokowi jelas lebih bagus daripada Prabowo. Ahok saat itu lebih baik dibanding Anies ataupun AHY," kata Yunarto Wijaya mengakui.

Namun, ia menyadari hal tersebut tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang mengurus lembaga survei politik kenamaan.

"Poinnya satu, kalau sebagai konsultan politik, bodoh. Karena seharusnya gue berdiri di tengah, bicara hal normatif, gue bisa dapat proyek dari siapapun. Tanda kutip seperti itu," kata Yunarto Wijaya.

Pengalaman hidup Yunarto Wijaya yang sempat kebingungan antara pengusaha atau terjun ke dunia politik membuatnya menyadari tanggung jawab yang besar untuknya.

"Tapi balik lagi, gue tadi ada sedikit cerita tentang pengalaman hidup bisa masuk di politik yang nggak bisa buat orang Chinese sekalipun.

Buat gue ini bukan tentang karier semata, dunia politik apalagi minoritas masuk politik bukan tentang mendapatkan uang, karier, atau nama sebagai pengamat.

Ada value yang harus kita pertanggungjawabin di situ.

Tanda kutip 'gue ngerasa ada tugas yang harus gue emban, ketika gue masuk menjadi orang yang anomali di situ' muda, Chinese masuk di politik dalam situasi yang sangat bebas.

Ada momen-momen besar yang kadang-kadang mengingatkan itu," jelas Yunarto Wijaya.

Menurutnya, pemilihan umum mempunya beberapa indikator untuk menjadi kontestasi politik yang sehat.

Mencari yang terbaik di dunia politik adalah hal yang mustahil didapatkan.

Tetapi, dengan membuang indikasi buruk di awal kontestasi akan lebih memberikan pencegahan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved