TRIBUN WIKI
Perjalanan Lobster, Dulu Jadi Lambang Kemiskinan dan Umpan Pancing, Kini Mahal sampai Diekspor
Gara-gara lobster, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dulu, lobster makanan orang miskin
Lobster yang melimpah itu kemudian tidak ada harganya dan lobster dianggap sebagai simbol kemiskinan.
Karena orang-orang tak perlu membeli untuk menikmati lobster.
Kalaupun dijual dihargai dengan harga sangat murah.
Di rumah orang-orang elit, lobster menjadi santapan pelayan-pelayan rumah.
Baca juga: KONTROVERSI Edhy Prabowo, Beda Pendapat sama Susi Pudjiastuti Soal Cantrang & Ngotot Ekspor Lobster
Lobster menjadi mahal
Semua yang terjadi pada lobster kemudian berubah di pertengahan 1800-an karena perubahan teknologi, di antaranya makanan kaleng dan kereta api.
Saat itu makanan kaleng menjadi makanan yang cukup populer.
Selain itu, perkembangan teknologi rel kereta sedang berkembang.
Lobster yang melimpah itu kemudian dijadikan makanan kaleng dan dikirm ke Amerika Tengah.
Di waktu yang sama, penduduk Amerika Tengah mulai berkunjung ke New England untuk mencari lobster segar.
Lobster segar ini kemudian menjadi primadona di kalangan turis.
Hal inilah yang membuat restoran mulai menyajikan hidangan lobster dan di akhir abad ke-18 harga lobster mulai naik.
Bahkan pada masa Perang Dunia II, lobster sudah menjadi hasil laut yang mahal dan dikenal dengan makanan mewah.
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Lobster, dari Makanan Penjara sampai Hidangan Orang Kaya".
Baca berita lainnya di Google.