HARI AIDS SEDUNIA

4 Fase Infeksi HIV hingga Berkembang jadi AIDS, Butuh Waktu hingga 15 Tahun untuk Bergejala

Seseorang yang terinfeksi HIV pada umumnya tak langsung menyadari terpapar virus berbahaya tersebut. HIV membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga bergejala

freepik.com
HIV - Inilah 4 fase infeksi HIV hingga berkembang jadi AIDS. FOTO: ILUSTRASI 

- Neuropati perifer

- Mielopati

Sementara, gejala pada dematologi atau kulit, yaitu ruam makropapuler eritematosa dan ulkus mukokutan.

3. Fase infeksi laten

Pembentukan respons imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus dalam sel dendritik folikuler (SDF) di pusat germinativum kelenjar limfa dapat menyebabkan virion dapat dikenalikan, gejala hilang, dan mulai memasuki fase laten.

Pada fese ini jarang ditemukan virion di plasma sehingga jumlah virion di plasma menurun karena sebagian besar virus terakumulasi di kelenjar limfa dan terjadi replikasi di kelenjar limfa.

Fase infeksi laten berlangsung rata-rata sekitar 8-10 tahun (dapat 3-13 tahun) setelah terinfeksi HIV.

Pada tahun ke-8 setelah terinfeksi HIV, penderita mungkin akan mengalami berbagai gejala klinis, berupa:

- Demam

- Banyak berkeringat pada malam hari

- Kehilangan berat badan kurang dari 10 persen

- Diare

- Lesi pada mukosa dan kulit berulang

- Penyakit infeksi kulit berulang

Gejala ini merupakan tanda awal munuculnya infeksi oportunistik.

Pembengkakan kelenjar limfa dan diare secara terus-menerus termasuk gejala infeksi oportunistik.

Baca juga: Kenali Virus HIV Penyebab Penyakit Aids, Serang Sel Darah Putih hingga Kekebalan Tubuh Turun

4. Fase infeksi kronis (AIDS)

Selama berlangsungnya fase ini, di dalam kelenjar limfa terus terjadi replikasi virus HIV yang diikuti kerusakan dan kematian SDF karena banyaknya virus.

Fungsi kelenjar limfa adalah sebagai perangkap virus menurun atau bahkan hilang dan virus dicurahkan ke dalam darah.

Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah virion secara berlebihan di dalam sirkulasi sistemik.

Respons imum tidak mampu meredam jumlah virion yang berlebihan tersebut.

Sementara, limfosit semakin tertekan karena intervensi HIV yang kian banyak.

Penurunan limfosit ini mengakibatkan sistem imun menurun dan penderita semakin rentan terhadap berbagai penyakit infeksi sekunder.

Perjalanan penyakit kemudian semakin progresif yang mendorong ke arah AIDS.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia 1 Desember, Kenali 16 Tanda Terinfeksi Virus HIV, Demam hingga Turun Berat Badan

ILUSTRASI

Infeksi sekunder yang sering menyertai, di antaranya adalah:

- Pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocytis carinii

- Tuberkulosis

- Sepsis

- Toksoplasmosis ensefalitis

- Diare akibat kriptisporidiasis

- Infeksi virus sitomegalo

- Infeksi virus herpes

- Kandidiasis esophagus

- Kandidiasis trachea

- Kandidiasis bronchus atau paru-paru

- Infeksi jamur jenis lain, misalnya histoplasmosis, koksidiodomikosis

- Kadang-kadang juga ditemukan beberapa jenis kanker, yakni kanker kelenjar getah bening dan kanker sarcoma Kaposis.

Baca juga: Jarang Diketahui, Inilah Sederet Khasiat Kayu Manis untuk Kesehatan, Termasuk Cegah HIV

Pada tahap ini, penderita HIV/AIDS harus segera dibawa ke dokter dan menjalani terapi anti-retroviral virus (ARV).

Terapi ARV bakal mengandalikan virus HIV di dalam tubuh sehingga dampak infeksi bisa ditekan.

Meski demikian, HIV sebenarnya dapat dikenalikan sedini mungkin sehingga bisa menekan peluang timbulnya AIDS.

Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi masyarakat yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk melakukan cek darah sedini mungkin.

Masyarakat yang termasuk berisiko tinggi, di antaranya yakni pengguna narkoba dengan jarum suntik, kerap berganti pasangan dan berhubungan seks tanpa kondom. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS". 

Baca berita lainnya di Google.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved