Tepat Hari Ini 63 Tahun Lalu, Presiden Ir Soekarno Jadi Sasaran Pembunuhan, Dilempar Pakai Granat

Menjadi tokok besar, tokoh terpenting pada masanya, Ir Soekarno beberapa kali berada dalam bahaya percobaan pembunuhan.

Editor: Eko Setiawan
tribunnewsbogor.com
Ir Soekarno Presiden Indonesia pertama yang jadi sasaran pembunuhan, ia dilempar pakai granat namun tetap selamat 

TRIBUNBATAM.id - Ir Soekarno merupakan tokoh terbaik dan menjadi Presiden Indonesia partama.

Tepat pada hari ini sekitar 63 tahun lalu, nasib Soekarno dipertaruhkan.

Ia menjadi sasaran pembunuahan dengan menggunakan geranat.

Menjadi tokok besar, tokoh terpenting pada masanya, Ir Soekarno beberapa kali berada dalam bahaya percobaan pembunuhan.

Bung Karno, sebutan akrabnya, beberapa kali hampir dibunuh. Namun semua percobaan pembunuhan itu gagal.

Baca juga: KASUS Covid-19 di Anambas Terus Bertambah, Lokasi Karantina Dive Resort Tak Bisa Tampung Pasien Lagi

Baca juga: Tema Hari Aids Sedunia 2020 Solidaritas Global, Inilah Beda antara HIV dengan Aids

Baca juga: Pengurus Pastikan Pekerja Sintai Batam Terbebas dari HIV/AIDS

Dilansir Tribunnewswiki.com dari salah satu buku seri Historia berjudul "Mengincar Bung Besar", setidaknya ada 7 upaya pembunuhan yang pernah diarahkan pada Soekarno.

Percobaan pembunuhan yang paling terkenal adalah percobaan pembunuhan yang terjadi ketika pelaksanaan shalat Idul Adha 14 Mei 1962.

Salah satu percobaan pembunuhan yang terjadi adalah pada 30 November 1957.

Rencana pembunuhan yang terjadi hari ini 63 tahun lalu tersebut terjadi di depan Sekolah Rakyat atau Perguruan Cikini.

Tak hanya Bung Karno, salah satu putrinya, Megawati Soekarnoputri yang saat itu masih sekolah dasar pun ada di lokasi kejadian.

Soekarno diapit dua jenderal AD, AH Nasution (kiri) dan Soeharto (kanan) ketika bertemu di Istana Merdeka tahun 1966
Soekarno diapit dua jenderal AD, AH Nasution (kiri) dan Soeharto (kanan) ketika bertemu di Istana Merdeka tahun 1966 (Tribun Jakarta)

Saat itu sedang ada perayaan hari jadi Cikini yang ke-15.

Guntur dan Megawati sendiri bersekolah di Cikini, karena itulah Bung Karno menghadiri acara tersebut.

Percobaan pembunuhan tersebut tak main-main, yaitu menggunakan granat.

Pada saat Bung Karno hendak pulang dan akan memasuki mobil, suara ledakan tiba-tiba terdengar kencang.

Ternyata, suara itu berasal dari granat yang dilempar ke halaman sekolah.

Granat yang dilempar pun tak hanya sekali. Beberapa kali granat dilempark ke arah mobil Bung Karno.

Beruntung, Bung Karno dan anak-anaknya selamat.

Namun, percobaan pembunuhan tersebut menyebabkan sembilan orang tewas dan sekitar 100 orang lainnya luka-luka.

Pelaku pun pada akhirnya berhasil ditangkap.

Pelaku percobaan pembunuhan dengan cara melemparkan granat itu adalah anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang berafiliasi dengan DI/TII Pimpinan Kartosoewiryo.

DI/TII menyusup ke dalam GPII untuk selanjutnya memanfaatkan sentiment antikomunis yang tujuannya tidak lain untuk menyingkirkan Sukarno dan mendirikan Negara Islam Indonesia.

Teror ini kemudian dijadikan salah satu alasan untuk menghukum mati Kartosoewirjo.

Percobaan pembunuhan saat shalat Idul Adha

Percobaan pembunuhan yang paling terkenal adalah percobaan pembunuhan yang terjadi di lapangan rumput antara Istana Negara dengan Istana Merdeka, 14 Mei 1962.

Dilansir dari Kompas.com, Maulwi Saelan dalam Penjaga Terakhir Soekarno (2014) menceritakan bahwa seseorang tiba-tiba menembakkan pistol ke arah Bung Karno ketika shalat sedang berlangsung.

Percobaan pembunuhan ini gagal, padahal si penembah berada hanya empat baris di belakang Bung Karno.

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. (Kemdikbud)

Belakangan diketahui, pelaku penembakkan ini mengaku kesulitan membidik sasarannya karena melihat dua orang yang mirip dengan target, yaitu Bung Karno.

Bung Karno sendiri selamat tanpa tergores sedikit pun, peluru justru menyerempet bahu Ketua DPR saat itu, Zainul Arifin.

Dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden, yaitu Soedrajat dan Soesilo juga terluka dalam peristiwa itu.

"Peluru-peluru dalam shalat Idul Idha beterbangan sebelah kiri saya, karena justru pada saat itu saya berdiri sebelah kiri Presiden," kata Nasution, dikutip dari Harian Kompas, 21 Februari 1967.

Pada saat itu, Jenderal AH Nasution berdiri di sebelah kiri Bung Karno dan nyaris menjadi korban.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul HARI INI 63 Tahun Lalu, Percobaan Pembunuhan Pertama Bung Karno, Dilempar Granat Tetap Selamat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved