PROGRAM MBG

Banyak Kasus Keracunan MBG, Pihak BGN Buka Kemungkinan Lapor Polisi dan Tutup Dapur MBG Bermsalah

Menanggapi hal itu, kini Badan Gizi Nasional (BGN) bicara soal kemungkinan melaporkan pihak dapur MBG ke polisi.

Editor: Eko Setiawan
Tribunnews.com/Muhammad Zulfikar
DAPUR MBG - Proses penyiapan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Kebayunan, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). BGN bicara kemungkinan pihak dapur MBG dilaporkan ke polisi karena maraknya kasus keracunan. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA  - Banyaknya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) disejumlah wilayah di Indonesia akhir-akhir ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi sejumlah walimurid.

Menanggapi hal itu, kini Badan Gizi Nasional (BGN) bicara soal kemungkinan melaporkan pihak dapur MBG ke polisi.

Tentunya ini bukan pekerjaan main-main, seperti disampaikan Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang.

Menurut Nanik, BGN telah melibatkan pihak kepolisian dalam melakukan investigasi terkait maraknya kasus keracunan MBG.

"Bisa jadi (melaporkan pihak dapur MBG) karena kami dalam investigasi juga melibatkan kepolisian," ungkap Nanik, Kamis (25/9/2025), dilansir Kompas.com.

Tidak hanya itu, dalam proses Investigasi ini, Ia memastikan, salah satu langkah evaluasi dari BGN adalah menghentikan operasional dapur MBG yang bermasalah.

Penghentian itu, ujar Nanik, dilakukan sampai investigasi oleh BGN, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Dinas Kesehatan selesai dilakukan.

"Kami akan langsung menghentikan operasi dapur, sekecil apapun kejadian apabila itu berkait dengan kesehatan anak-anak penerima manfaat," jelas Nanik.

"(Dihentikan) sampai kami selesai melakukan investigasi dan juga investigasi dari BPOM dan Dinkes," imbuh dia.

Dalam kesempatan yang berbeda, Nanik juga menyampaikan adanya petugas dapur MBG yang melanggar prosedur.

Ia menyebut maraknya kasus keracunan MBG sebab banyak dapur tak mematuhi standar operasional prosedur (SOP).

Nanik mengatakan, SOP telah mengatur jam produksi MBG harus dilakukan dini hari agar aman dikonsumsi.

Tetapi, fakta di lapangan, menunjukkan banyak dapur yang petugasnya memasak lebih awal karena mengantuk jika bekerja dini hari.

"SOP masaknya ini kan harus dimasak jam 1.30 sampai jam 2.00. Nah, ternyata dia masaknya jam 20.00 atau jam 21.00 karena ngantuk."

"Dia pikir, ya sudahlah masak sekarang saja, nanti sudah ngantuk, gitu lho," tutur Nanik di Kantor BGN, Jumat (26/9/2025).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved