BERITA PEMBUNUHAN
Istri Bersyukur Suaminya Tewas di Tangan Ayahnya: Saya Tidak Menyesal Dia Meninggal
Kasus pembunuhan menantu oleh mertua ini sempat membuat heboh warga Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara beberapa waktu lalu.
TRIBUNBATAM.id |LUBUKLINGGAU - Seorang menantu tewas ditangan sang mertua karena memukul anak kesayangannya hingga terjatuh.
Tidak hanya itu, pelaku emosi lantaran sudah sering kali anak perempuannya menjadi sasaran amukan oleh menantunya.
Bahkan istri korban mengaku tidak merasakan sedih setelah suaminya tewas ditangan ayah kandungnya.
Seorang wanita bernama Maria Eka Susanti mengaku tidak sedih jika teringat peristiwa suaminya, Bambang Ciptadi Lubis, dibunuh oleh ayah kandung Maria.
Baca juga: Investasi saat Pandemi, Orang Berduit Pilih Deposito dan Obligasi
Baca juga: KRONOLOGI Seorang Pengedar Narkoba di Batam Ditembak Mati BNNP Kepri
Baca juga: Kehebatan TNI Bikin Keder Lawan, Diterjunkan Buru Kelompok Teroris Ali Kalora
Maria tidak menunjukkan wajah sedih saat memperagakan proses rekonstruksi tewasnya sang suami.
Proses rekonstruksi digelar di Polsek Lubuklinggau Utara Kota Lubuklinggau Sumsel, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (1/12/2020).
Dalam proses rekontruksi tersebut, Maria memperagakan beberapa adegan, termasuk ikut membawa korban ke rumah sakit.
Kasus pembunuhan menantu oleh mertua ini sempat membuat heboh warga Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara beberapa waktu lalu.
Pasalnya, Bambang tewas setelah ditusuk Anuar menggunakan pisau badik tepat di ulu hati hingga tembus ke belakang.
Maria mengaku tak sedikit pun menyesal suaminya meninggal dunia, ia malah bersyukur suaminya meninggal di tangan orangtua kandungnya.
"Saya tidak menyesal saya sudah habis sakitnya, karena memang sudah sering ribut dengan dia (Bambang)," ungkapnya pada wartawan, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Cara Hitung Kecocokan Pasangan Menurut Neptu Weton dalam Primbon Jawa, Lihat 8 Kategori Jodoh
Baca juga: Istri Tersakiti Terlalu Lama, Tak Sedih saat Suami Dibunuh Ayah, Saya Sudah Habis Sakitnya
Maria menuturkan, bila ia dan almarhum suaminya selama 13 tahun membina rumah tangga kerap bertengkar, hampir setiap kali keduanya ribut.
Dalam setiap keributan terjadi suaminya selalu melontarkan kata-kata kasar dan kerap mengusirnya dari rumah.
Karena tak tak tahan Maria pun kabur dari rumah pulang ke rumah orangtuanya.
"Dia (Bambang) setiap ribut sering mukul dan menghina, setiap hari dipukul saya tidak sakit, yang sakit orangtua saya dihina, dia mengatakan orangtua dan keluarga kamu miskin semua, selalu seperti itu,"ujarnya.
