BATAM TERKINI
Jembatan Batam Bintan Diusulkan Bernama Kelana Jaya Putera
Pejabat Sementara ( Pjs) Gubernur Kepulauan Riau ( Kepri) Bahtiar Baharuddin mengusulkan Kelana Jaya Putera menjadi nama Jembatan Batam Bintan.
Purwiyanto menyatakan, BP Batam mendukung penuh proyek jembatan yang sudah direncanakan sejak lama itu.
"Dalam proyek ini, BP Batam tentu dapat berperan banyak, salah satunya adalah mendukung dalam penyediaan lahannya," jelas Purwiyanto.
Namun, luasan lahan yang dialokasikan sebagai landing point pembangunan Jembatan Batam - Bintan masih belum dapat dipastikan.
Menurut Purwiyanto, penetapan luas lahan masih menunggu detail engineering design (DED) jembatan.
"Kita juga masih belum tahu berapa hektar nanti lahannya, masih menunggu DED. Tapi pada intinya kita mendukung," tambah Purwiyanto.
Lewati 4 Pulau di Kepri
Sebelumnya, pembangunan Jembatan Batam Bintan (Jembatan Babin) ditandai dengan pemancangan patok titik awal di Kabil Batam, Selasa (1/12/2020).
Jembatan Batam Bintan akan dibangun dengan titik di Pulau Batam, Tanjung Sauh, Pulau Bulu dan Pulau Bintan.
Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharudin didampingi Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, Plh Kepala BP Batam, Purwiyanto, melakukan pemancangan titik awal lokasi landing point Jembatan. Hadir juga perwakilan Pemkab Bintan.
Pada kesempatan itu, Bahtiar, Purwiyanto dan Syamsul, perwakilan Pemkab Bintan, Polisi dan TNI, melakukan simbolis pemancangan tiang.
Kelanjutan pembangunan Jembatan Batam Bintan, nantinya direncanakan akan dilakukan 2021.
"Ini lahan BP Batam, dan BP mendukung. Bahkan kalau kurang, BP siap membantu lahan," ujar Bahtiar.
Baca juga: Jembatan Kelana Jaya Putera Diusulkan Jadi Nama Baru untuk Jembatan Batam Bintan
Baca juga: Kadin Batam Dorong Pemerintah segera Bangun Jembatan Batam Bintan, Harus Direalisasikan
"Kalau bisa, kita diskusi untuk eksekusi. Makanya kami berdialog dengan Kementerian PUPR, terkait nasib jembatan Babin,"katanya.
Pihaknya bersama perwakilan Kementerian PUPR, Navigasi, Pemko, Pemprov, Polda dan TNI, sudah meninjau rencana pembangunan Jembatan Babin ini.
"Sudah menggelar rapat dengan PUPR, yang sebelumnya tidak selesai-selesai, titiknya dari mana. Hasilnya, kita putuskan mulai. Kalau kebanyakan diskusi, tak jadi. Makanya saya minta mulai," katanya.
Diketahui, tinggi jembatan dari Batam ke Tanjung Sauh 20 meter, dari Tanjung Sauh ke Pulau Buau, kemudian dilanjutkan ke Bintan tinggi jembatannya 40 meter. SK untuk itu sudah ditandatangani.
"Dari Pulau Buau ke Bintan, dipastikan tingginya, bisa dilewati kapal Dewa Ruci. Sehingga semua kapal bisa lewat. Ini penting, karena kita berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia," katanya.
Pembangunan Jembatan Batam Bintan diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jembatan bukan hanya untuk menyambung pulau, tapi menyambung kehidupan masyarakat.
"Jadi saya setuju, dengan syarat, ketika disambung, kehidupan ekonomi masyarakat juga. Jadi apa yang berlaku di sini berlaku di pulau sebelah. Kalau bisa kita lakukan, saya sudah menyiapkan surat terbaik untuk dilaporkan besok ke Presiden. Termasuk tim yang dibentuk melancarkan kegiatan ini," harapnya.
Kemudian, pembangunan itu juga menjadi pilot project, dalam penyelesaian masalah lahan.
Pihaknya sudah membentuk Satgas untuk mengawal, mulai dari BPN, TNI, Navigasi, Polri, Pemprov dan lain.
"Biasanya yang bermasalah lahan di lapangan, karena dilakukan tim teknis. Jadi saya pastikan, ini dikawal untuk menjaga pembangunan," harapnya.
Kedepan diharapkan, tidak ada lagi transaksi lahan di atas lahan di Batam.
"Jadi kalau ada transaksi, akan berurusan dengan Kapolda," terangnya.
Ia berharap pembangunan Jembatan Batam Bintan itu menjadi kebanggaan RI. Ini juga menjadi menunjukkan konsistensi dalam pembangunan. Diharapkan, kedepan, pembangunan bisa selesai dalam waktu dua atau tiga tahun.
"Kalau kita konsisten, bisa selesaikan 2 tahun dan paling lama 3 tahun. Sehingga pemulihan ekonomi, bisa dimulai dari sini," katanya.
"Nanti kita pikirkan. Di kepala saya, usulkan nama gelar pahlawan. Panglima Perang, Dipertuan Muda Pertama Kelana Jaya Putera. Yang memindahkan kerajaan dari Johor. Tapi itu keputusan nanti di Presiden. Raja-raja lain sudah banyak disebut (penamaan). Yang Kelana Jaya Putera malah belum ada," imbuhnya.
(Tribunbatam.id /Roma Uly Sianturi/Hening Sekar Utami)
*Simak berita Tribun Batam lainnya di Google News