ANAMBAS TERKINI
Lima Pasien HIV/AIDS di Anambas Masih Jalani Perawatan, Total 44 Pasien Sejak 2017
Lima pasien HIV/AIDS di Anambas ini, merupakan pasien yang tercatat sejak tahun 2020.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Lima pasien Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau HIV/AIDS asal Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri masih rutin menjalani perawatan.
Mereka merupakan pasien yang tercatat sejak awal tahun 2020.
Selama tahun 2017, terdapat 44 pasien HIV/AIDS di Anambas.
"Sebetulnya ada 6 orang tahun ini. Hanya saja satu orang pindah berobat dan sisanya cuma lima," ujar Analis Penyakit Menular, Nyaman Buchori, Kamis (3/12/2020).
Pengidap HIV/AIDS di Anambas ini, setiap bulannya rutin berobat di klinik Sayang Keluarga.
Nyaman mengatakan bahwa biasanya kedatangan pasien pengidap HIV dan AIDS ini tidak hanya mengambil obat saja.
Mereka juga menyampaikan keluh kesah lewat curhat dengan tim medis yang menangani pasien HIV/ AIDS.

Hingga kini Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas terus berusaha mencukupi ketersediaan obat bagi pengidap HIV dan AIDS.
"Kalau pasien ambil obat, langsung hubungi timnya dan nanti diambil ke klinik," sebutnya.
Tips Agar Terhindar dari HIV/AIDS
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia atau Persakmi Kepri punya tips agar terhidar dari HIV/AIDS.
Seperti diketahui, peringatan hari Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS sedunia diperingati setiap 1 Desember 2020.
Peringatan hari itu sudah berlangsung pada Senin kemarin.
AIDS adalah suatu kumpulan gejala yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat parah.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit kronis lain, seperti kanker dan berbagai infeksi oportunis yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Ketua Persakmi Kepri, Andi Kurniawan mengungkapkan, ada 6 poin tips agar terhindar dari HIV/AIDS.
Pertama, gunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual. Kenakan alat kontrasepsi secara benar untuk menghindari kebocoran.
Kedua, tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
Ketiga, menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain, misalnya melalui luka atau berhubungan badan tidak menggunakan peralatan pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan alat pemuas kebutuhan secara bersama.
Keempat, memulai pengobatan ARV (Anti Retro Viral) jika Anda berisiko terpapar virus HIV.
Kelima, lakukan pemeriksaan dan deteksi dini status HIV secara rutin.
Keenam, pahamilah bahwa HIV ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, ASI, dan cairan dari alat vital.
Baca juga: Peringati Hari AIDS Sedunia, Warga Kepri Bisa Tes HIV/AIDS Gratis di RSBK Batam
Baca juga: HARI AIDS Sedunia 1 Desember, Kenali 16 Gejala Terkena Virus HIV/AIDS, Cek Perubahan Kuku

"HIV tidak dapat ditularkan melalui air liur, gigitan serangga, makanan, atau minuman.
Selain itu, HIV juga tidak menular melalui penggunaan toilet, atau berjabat tangan dan berpelukan dengan penderita," jelasnya yang saat ini bertugas sebagai Analis Perencanaan Strategis BAPEDA Pemprov Kepri, Rabu (2/12/2020).
Sampai saat ini, obat untuk menyembuhkan infeksi HIV belum ditemukan.
Meski demikian, HIV masih bisa dikontrol dengan mengonsumsi antiretroviral (ARV), yaitu obat yang bekerja dengan cara mencegah duplikasi virus.
Terhadap tanda dan gejala, Andi menjelaskan kembali bahwa ada 3 fase.
Dimana banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi.
"Hal ini karena tanda dan gejala HIV/AIDS pada tahap awal sering kali tidak menimbulkan gejala berat," sebutnya.
Fase pertama umumnya muncul setelah 1 smapai 4 minggu, infeksi HIV terjadi tanda dan gejala sebagai berikut.
Di antaranya, Sariawan, Sakit kepala, Kelelahan, Radang tenggorokan, Hilang nafsu makan Nyeri otot
Ruam, Pembengkakan kelenjar getah bening, dan berkeringat.
Fase kedua, fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas, bahkan dapat merasa sehat.
Padahal diam-diam, virus HIV sedang berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.
"Penderita tetap bisa menularkannya pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul," ujarnya.
Selanjutnya, pada fase ketiga, AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV.
Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit.
Hal ini karena jumlah sel darah putih berada jauh di bawah normal.
"Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain berat badan menurun drastis, sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka penderita HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu," ucapnya.
Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS di antaranya, infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan, Pneumonia Toksoplasmosis Meningitis, Tuberkulosis (TB) Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi.
Andi menyampaikan, hingga saat ini belum ada laporan dan hasil penelitian yang menyatakan HIV lebih berbahaya dari Covid-19 dan juga sebaliknya.
Yang pasti, penderita HIV sangat rentan terpapar Covid-19 karena ODHA memiliki Kekebalan dan daya tahan tubuh rendah.
"Sementara Covid-19 lebih mudah menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang lemah," jawabnya.
(TribunBatam.id/Rahma Tika/Endra Kaputra)
Baca berita Tribun Batam lainnya di Google