Mayat Korban Pembunuhan Duduk di Pintu Gereja, Semua Tertipu Mengira Staf Pemakaman
Jenazahnya seorang pria ditolak masuk ke upacara pemakaman sendiri setelah dibawa dalam keadaan duduk
Sejumlah video upacara pemakamannya dikomentari oleh netizen.
Baca juga: Dibujuk Rayakan Ultah di Pemakaman, Gadis Remaja Dibaringkan di Kuburan dan Diperkosa
"Ini merupalan bukti Trinidad-Tobago bukanlah tempat yang aman," kata salah satu warganet.
Berbeda dengan Che yang sengaja didudukkan oleh Rumah Duka Dennie's, ayah Che dibaringkan dalam peti dan ditaruh dalam gedung.

"Setiap kehidupan adalah unik.
Karena itu, kematian juga harus diperlakukan secara unik," demikian plakat yang dipampang di depan jenazah Che.
Tetapi, pada akhirnya jasad Che Lewis dimasukkan ke dalam peti untuk dimakamkan.
Kepada Loop News, si pemilik rumah duka mengaku permintaan pemakaman datang dari pihak keluarga.
Baca juga: Beri Penghormatan Terakhir, Dandim 0315 Pimpin Persiapan Pemakaman Wako Tanjungpinang Syahrul
Dennie mengatakan pihaknya tidak asing dengan cara tersebut.
Karena mereka sudah melihatnya di luar negeri, dan bersiap jika ada yang meminta itu.
Cara eksentrik itu disebut sebagai pembalseman ekstrem.
Jenazah disuntikkan dengan cairan pengawet yang membuat mereka begitu kaku.
Baca juga: Ulama Meninggal, Ratusan Ribu Orang Hadiri Pemakamannya, Polisi Kewalahan Tegakkan Aturan Lockdwon
Teknik itu dilaporkan berasal dari Puerto Riko pada medio 2008-an, di mana awalnya digunakan agar mendiang mendapat waktu penghormatan terakhir lebih banyak.
Permintaan itu semakin meningkat.
Keluarga rela merogoh kocek hingga 2.000 poundsterling (Rp 38 juta), agar jasad kerabat mereka seolah bangkit lagi.

Namun, metode ini bukannya tidak menuai reaksi negatif.