Donasi Gerakan Lari dan Gowes Caritas Christmas Capai Rp 5 Milyar, Jadi Kado Natal Guru Honorer

Seluruh hasil donasi akan diserahkan kepada Yayasan KARINA-KWI, lembaga kemanusiaan di bawah payung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

istimewa
Seorang murid SDK Andawai, Weetabula, Sumba Timur, sedang belajar bersama gurunya di masa pandemi, 2020. Kreditasi foto: dokumentasi KARINA-KWI 

Tujuannya, agar para penerima donasi benar-benar selaras dengan tujuan gerakan belarasa Caritas Christmas. Yakni, “The poorest of the poor,”

Gandhi mencontohkan, jika ada guru hononer yang pasangannya seorang lurah, pejabat daerah, pengusaha lokal, pasti tidak masuk daftar penerima.

Atau jika pasangan seorang guru hononer memiliki usaha kecil menengah (UKM) yang mapan juga tidak masuk daftar.

"Selain guru honorer, kami juga menyaring 200-an lebih sekolah dasar dan menengah pertama di beberapa daerah yang kondisinya parah, sehingga menghambat kegiatan belajar," kata Romo Gandhi.

Sejumlah guru honorer di wilayah terpencil amat menaruh harapan pada donasi LG4C.

Beberapa dari mereka sudah pernah menerima bantuan tambahan honor dari Yayasan KARINA-KWI – melalui Komisi Pendidikan KWI.

Antara lain, guru-guru SDK Londa Lima, Sumba Timur, serta para guru honor SMA Mediatrix Ambon.

Dari Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Emanuel Gabriel Kosenti, Guru SDK Yapenthom I Maumere, mengatakan harapannya jika mendapatkan bantuan itu.

"Jika ada bantuan dari Caritas Indonesia dan Komisi Pendidikan KWI, saya ingin gunakan untuk membeli HP," ujarnya kepada Tim Media LG4C.

Pria yang telah 3,5 tahun menjadi guru honorer Bahasa Indonesia ini mencari tambahan dengan menjadi tukang ojek.

"Hasil ojek untuk belanja ikan dan sayur-mayur," ujarnya.

Emanuel mengaku amat kesulitan melaksanakan pengajaran secara virtual kepada murid-muridnya yang berlokasi jauh dari Kota Maumere karena ketidaaan telpon genggam.

"Sulit sekali hubungi murid atau orangtua mereka," Eman menambahkan.

Menjadi tukang ojek juga menjadi pilihan Arman Ahmad, tenaga honorer SD Santa Theresia Ternate yang telah bekerja 10 tahun, 9 bulan.

Pandemi membuat Arman putus-gaji sejak Maret – September 2020.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved