HUMAN INTEREST

Kisah Wahidin, Penakluk Buaya Anak Sungai Toca, Berjuang Hidup dari Budidaya Ikan

Penakluk buaya anak Sungai Toca, Wahidin pertama datang dan memnbuka lahan dan bercocok tanam sejak usia 19 tahun.

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Momentum Jalinan Simanjuntak
Penakluk buaya anak Sungai Toca sekaligus pelaku usaha budidaya ikan tawar, Wahidin saat bercerita kepada Tribunbatam.id, di Tambak ikan, jalan Kepodang, Kampung Bangun Sari, Tanjungpinang, Sabtu, (19/12). 

Hingga akhirnya dengan tekad dan modal seadanya di Tahun 2010, Ia mencoba peruntungan usaha budidaya ikan lele, gurami dan patin.

"Bersyukur aja sampai saat ini masih berjalan, hasilnya bisa dikatakan cukup lah buat kita meski gali lubang dan tutup lubang juga tapi dengan itu anak-anak semua dapat sekolah sampai lulus," tuturnya.

Dalam menangkal ancaman buaya muara anak Sungai Toca, dengan keterbatasan dan bahan seadanya.

Wahidin hanya memasang jaring sebagai pembatas atau tembok penghalang masuknya buaya ke kolam ikan miliknya.

Baca juga: Begini Kondisi Buaya yang Ditangkap di PT KMS Karimun saat Diserahkan ke BKSDA Kepri

Baca juga: Kepalanya Penuh Luka, Buaya yang Ditangkap di PT KMS Karimun Diserahkan ke BKSDA Batam

Kondisi buaya dengan luka di bagian muka diduga terkena besi kerangkeng
Kondisi buaya dengan luka di bagian muka diduga terkena besi kerangkeng (TRIBUNBATAM.id/YENI HARTATI)

"Jaring dipasang sampai dua lapis, tetap koyak dibuatnya. Lalu masuk ke kolam untuk makan ikan, sudah kenyang dia pergi begitu seterusnya.

Akhirnya saya pasang jerat tali di area yang dilaluinya hasilnya jerat itu tepat terperangkap masuk ke lehernya, ini pengalaman pertama bagi saya menaklukan buaya," ungkapnya.

Telah sepuluh tahun menjalani usaha budidaya ikan tawar, diketahui Wahidin telah bergabung dalam komunitas yang diberi nama Kelompok Ulam Sari bersama beberapa pelaku usaha budidaya ikan lainnya.

"Banyak hal-hal baik yang didapatkan, mulai dari bantuan pemerintah, belajar ilmu pembibitan dan pembesaran ikan bersama pegiat lainnya, buat kolam juga sama-sama," terangnya.

Kini budidaya ikan tawar Wahidin, telah diketahui banyak orang.

Hal itu membuat lokasinya banyak dikunjungi sesama pegiat budidaya ikan tawar, termasuk sekolah yang membawa siswanya melakukan studi lapangan.

Buaya sepanjang 2,4 meter terjerat di alur sungai kecil PT KMS pada Rabu (16/12/2020)
Buaya sepanjang 2,4 meter terjerat di alur sungai kecil PT KMS pada Rabu (16/12/2020) (Tribunbatam.id/Istimewa karyawan PT KMS)

"Saya merasa senang dapat bertukar pikiran dengan sesama pegiat lainnya, terlebih berbagi ilmu dan belajar bersama anak-anak sekolah, yang saat itu datang dari SMP 07 dan SMA yang kebetulan saya telah lupa.

Saya ajak mereka ke kolam menjelaskan proses pembibitan sampai pembesaran dan proses pembuatan pakan," ucapnya.

Viral Setelah Kemunculan Buaya

Kasus kemunculan buaya juga terjadi di Tanjungpinang.

Warga Kampung Bangun Sari, Jalan Kepodang, Kelurahan batu 9, kembali digegerkan penemuan buaya anak Sungai Toca pada Kamis (17/12/2020).

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved