HUMAN INTEREST
Kisah Wahidin, Penakluk Buaya Anak Sungai Toca, Berjuang Hidup dari Budidaya Ikan
Penakluk buaya anak Sungai Toca, Wahidin pertama datang dan memnbuka lahan dan bercocok tanam sejak usia 19 tahun.
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
Buaya sepanjang 2 meter tersebut berhasil ditangkap warga, Wahidin di tambak peternakan ikan lele dan patin miliknya sekira pukul 01.00 WIB dini hari.
Wahidin menyebutkan, jejak hewan buas tersebut sering terlihat beberapa kali dan memakan ikan di tambak miliknya.
"Awalnya saya kira biawak, karena penasaran langsung saya pasang jerat dan tubuhnya ketangkap. Pagi tadi lapor RT dan Lurah untuk segera dibawa," terangnya.

Pantauan Tribunbatam.id, kondisi buaya masih hidup namun terlihat lemas akibat terjerat tali tambang di bagian leher. Tampak mulutnya sesekali menganga seolah ingin menerkam mangsa.
Diketahui buaya rawa tersebut telah memakan beberapa ikan lele dan patin milik Wahidin. Akibatnya, usaha tambak ikan Wahidin diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 20 juta.
"Walau begitu saya bersyukur tidak ada korban lain. Hanya saja kami warga sekitar masih tetap khawatir dengan keberadaan buaya-buaya anak Sungai Toca. Mungkin jika dibuatkan tembok dapat diantisipasi," tuturnya.
Di tempat yang sama Rumono, RT 01 RW 10 meminta pemerintah untuk mengembalikan buaya tersebut ke habitat aslinya.
"Kita sudah hubungi BPBD Tanjungpinang untuk segera dievakuasi agar dikembalikan ke habitatnya yang jauh dari pemukiman warga. Harapan kita hewan ini tetap harus dilindungi," ujarnya.
Mengantisipasi kemunculan buaya-buaya anak Sungai Toca, Rumono berharap ada bantuan dan kerja sama dari Pemerintah Kota Tanjungpinang.
"Di sepanjang anak Sungai Toca ini harus dipasang tembok. Kita khawatir karena jumlah buayanya tidak sedikit.
Kami dari warga kurang mampu dan hanya bisa berharap ke pemerintah," sebutnya.(TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google