Catatkan Hanya 41 Kasus Covid-19 dan Nol Kematian, Simak Strategi Timor Leste Tangani Pandemi

Cerita mengenai pandemi virus corona sedikit berbeda di Timor Leste, negara dengan fasilitas kesehatan yang minim dan pendapatan perkapita yang rendah

Instagram/antroyce_snsd
Ilustrasi Timor Leste - Bendera Timor Leste 

TRIBUNBATAM.id - Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret, virus Corona telah menginfeksi 81 juta orang di seluruh dunia dan merenggut kehidupan sebanyak 1,7 juta jiwa.  

Seluruh dunia tengah menghadapi jumlah kasus Covid-19 yang terus menanjak dan jumlah kematian akibat virus Corona yang terus bertambah. 

Namun, cerita mengenai pandemi virus corona sedikit berbeda di Timor Leste, negara dengan fasilitas kesehatan yang minim dan pendapatan perkapita yang rendah. 

Menurut John Hopkins University dan Google, total kasus Covid-19 di negara kecil itu hanya tercatat 41 kasus dengan nol kematian hingga Senin (28/12/2020). 

Keberhasilan Timor Leste yang berhasil mengendalikan Covid-19 di negara tersebut disanjung oleh banyak pihak.  

Dilansir dari East Asia Forum, penanggulangan Covid-19 di Timor Leste sangat serius dan mengesampingkan perdebatan politik yang menyeruak. 

Pada Maret, semua partai politik sepakat untuk meminta Presiden Timor Leste Fransisco Guterres mengumumkan keadaan darurat. 

Guterres juga diminta untuk menangguhkan beberapa hak politik dan jaminan konstitusional. 

Tindakan keras itu dianggap perlu untuk melakukan tindakan pengurungan pertama dan mencegah virus memasuki negara itu. 

Dilansir dari Al Jazera, Direktur Eksekutif Program Kegawatdaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, memuji keberhasilan Timor Leste mengendalikan Covid-19

Keberhasilan tersebut dinilai menggembirakan, pasalnya Timor Leste hingga saat ini masih sangat bergantung pada dukungan berbasis PBB dan LSM. 

Negara dengan populasi 1,2 juta jiwa dinilai sangat tegas dalam menekan penyebaran virus corona.

Peneliti di LSM La'o Hamutuk yang berbasis di ibu kota Dili, Mariano Ferreira, mengatakan Pemerintah Timor Leste sangat cepat memberlakukan keadaan darurat sejak kasus pertama muncul pada 21 Maret. 

"Semua kegiatan publik dan swasta, serta layanan pemerintah ditutup, bahkan pengumpulan massa tidak diperbolehkan. Jadi kami merasa benar-benar darurat dan semua orang kembali ke kampung halaman (dari Dili) dan tinggal di sana," kata Ferreira kepada Al Jazeera. 

Fereira, yang telah memantau lembaga pemerintahan di Timor Leste selama 12 tahun, menambahkan bahwa pemerintah juga menutup sekolah. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved