Filipina Iri ke Indonesia dan Singapura, Mencak-mencak Ancam Militer Amerika Jika Tolak Hal Ini!
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam Amerika Serikat agar memberikan vaksin Covid-19 kepada negaranya
TRIBUNBATAM.id - Filipina Iri ke Indonesia dan Singapura, Mencak-Mencak Ancam Militer Amerika Jika Tolak Hal Ini!
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berusaha mengubah perjanjian militer penting sebagai alat tawar menawar untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Sebagai negara kecil dan berkembang, Filipina tak mau tanggung dengan mengancam Amerika Serikat.'
Baca juga: Karena Varian Baru Virus Corona, Filipina Putuskan Tutup Penerbangan dari Inggris
Baca juga: Polisi Tembak Mati Tetangganya, Presiden Filipina Duterte Marah, Jangan Instimewakan Dia
Baca juga: Tiga Warga Negara Filipina di Bintan Positif Corona, Tambah 4 Kasus Baru, Total 221 Pasien Covid-19
24h.com.vn pada Senin (28/12/20) melaporkan, Presiden Duterte mengatakan bahwa dia bisa membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) dengan militer AS.

Itu dilakukan jika Amerika tidak memberikan tawaran vaksin Covid-19 yang sangat dibutuhkan Filipina.
"Jika tidak memberikan 20 juta vaksin Covid-19 mereka sebaiknya pergi," kata Duterte.
"Tidak ada vaksin tidak boleh mengunjungi Filipina," jelas Duterte, mengumumkan di televisi tentang perjanjian AS untuk membeli vaksin Covid-19.
Baca juga: Singapura Konfirmasi 4 Infeksi Covid-19 Baru, Kasus Impor dari Filipina dan India
Baca juga: Mulai 1 November, Filipina Permudah Aturan Perjalanan Untuk Izinkan Investor Asing Masuk
Baca juga: Angin Topan Goni Terkuat di Dunia Mendekat, Filipina Ungsikan 1 Juta Warga: Ini Topan Mematikan
Pada November, Duterte setuju untuk memperpanjang VFA selama 6 bulan lagi.
Ditandatangani pada tahun 1998, VFA mengizinkan AS untuk mengirim pasukan ke Filipina untuk tujuan pertahanan umum.
Dalam konteks ingin menahan China di Asia-Pasifik, VFA adalah kesepakatan yang sangat penting dengan AS.

Filipina adalah sekutu lama Amerika sebelum berpaling ke China.
Duterte menerima kritik atas ketidakmampuannya dalam menangani pandemi Covid-19 di negaranya.
Dia gagal menandatangani perjanjian untuk membeli vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi AS Pfizer.
Baca juga: Hari Ini, Nakes di Singapura jadi yang Pertama Terima Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Vaksinasi Virus Corona di Singapura Mulai Rabu, Sifat Sukarela Namun Sangat Dianjurkan
Sementara itu, beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk membeli vaksin Pfizer.
Karena merasa tak terima negara tetangganya sudah mendapatkan akses vaksin tersebut, Duterte akhirnya memberikan ancaman pada Amerika.

Sebelumnya ada kabar bahwa Filipina berhasil mencapai kesepakatan dengan Amerika.
Pada awal Desember, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr mengumumkan bahwa negara tersebut telah memesan 10 juta dosis vaksin Pfizer.
Berdasarkan perjanjian tersebut, vaksin akan dikirim ke Filipina pada awal 2021.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Perpanjang Masa Darurat Pandemi Covid-19 hingga 2021
Baca juga: Filipina Siap Beli Vaksin Covid-19 dari Rusia dan China, Duterte Optimis Wabah Berakhir di Desember
Namun, penjualan tersebut kemudian gagal, karena Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque "melakukan kesalahan".
Tetapi, tidak dijelaskan kesalahan apa yang dimaksud dalam konteks ini.
Duterte yang tak terima dengan kegagalan kesepakatan tersebut, mengecam Amerika Serikat.

"Jangan pernah percaya bahwa AS akan segera mengirimkan Covid-19.
Itu omong kosong. Saya telah membuat kesepakatan dengan mereka berkali-kali," kata Duterte.
Baca juga: Cegah Lonjakan Saat Natal, Filipina Perpanjang Pembatasan Covid-19 hingga Oktober
Hingga saat ini, Filipina baru berhasil memesan 2,6 juta dosis vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca.
Sayangnya vaksin ini akan dikirim paling cepat Mei tahun depan.
Padahal Filipina saat ini sangat membutuhkan vaksin Covid-19 untuk menekan jumlah penyebaran yang terus bertambah di Filiina.
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
SUMBER: INTISARI
(*)