Kisah Rosita, 4 Tahun Merantau ke Batam, Terpaksa Pulang Kampung ke Flores Tanpa Suami
Rosita termasuk satu di antara calon penumpang kapal yang berangkat ke Flores, Rabu (30/12) lalu. Namun kepulangannya itu tak bersama suaminya
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Inilah kisah Rosita, 4 tahun merantau ke Batam, terpaksa pulang kampung sementara ke Flores tanpa suami.
Momen Tahun Baru kali ini agak berbeda bagi Rosita.
Bagaimana tidak, jika biasanya momen Tahun Baru dirayakan dengan berkumpul bersama anggota keluarga, bagi Rosita ada yang kurang.
Ia terpaksa berpisah sementara dengan suaminya.
Ya, Rosita termasuk satu di antara banyaknya calon penumpang kapal Pelni yang berangkat meninggalkan Batam, Rabu (30/12/2020) lalu menuju ke Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wanita berusia 23 tahun itu tak sendirian. Ia membawa serta dua anaknya.
Sebenarnya anak Rosita ada tiga. Namun anak pertamanya dititipkan di kampung, Flores, karena sudah duduk di kelas 2 Sekolah Dasar.
Sedangkan anak kedua dan ketiga, bersama Rosita dan suami di Batam..
Hari itu, Rosita dan kedua anaknya sedang menunggu jam keberangkatan kapal di Pelabuhan Batu Ampar.
Suaminya? Tak ikut pulang ke Flores.
Untuk sementara waktu Rosita dan suaminya akan tinggal terpisah. Suaminya di Batam sedangkan Rosita dan anak-anaknya pulang ke kampung halaman di Flores.
Baca juga: KISAH Calon Penumpang KM Kelud, Kena PHK di Batam hingga Jual Rumah dan Pilih Pulang Habis ke Medan
Ada hal yang membuat mereka terpaksa berpisah sementara waktu ini.
Rosita bercerita, ia bersama suami dan anaknya merantau ke Batam sejak 2016 silam.
"Saya sudah 4 tahun di Batam, ini mau pulang kampung dulu," ujar Rosita dengan nada datar kepada Tribunbatam.id, di Pelabuhan Batu Ampar, Rabu (30/12/2020)
Lantas kenapa mereka harus berpisah sementara?
Ternyata, suami yang sebelumnya bekerja di salah satu PT yang ada di Batam, sejak 8 bulan lalu kena PHK atau pemutusan hubungan kerja akibat dampak pandemi covid-19.
"Suami saya sebelumnya kerja di PT, pas lockdown kemarin kalau tidak salah sekitar bulan 4, dia di PHK dari tempat kerjanya, dan sampai sekarang belum dapat kerjaan tetap," ujar Rosita.
Rosita sendiri selama ini berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak-anak mereka.
"Dengan kondisi suami yang saat ini belum memiliki pekerjaan tetap, jadi saya memutuskan untuk pulang kampung, kebetulan baru ada rezeki inilah baru mau pulang kampung," katanya.
Pilih Balik ke Medan
Sementara itu, inilah kisah seorang perantau di Batam, sebut saja namanya Sembiring asal Sumatera Utara.
Awalnya, ia sengaja datang ke Batam untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak.
Rencananya itu pun terwujud. Ia diterima bekerja di sebuah perusahaan di Batam.
Dari gaji yang dikumpulkannya sedikit demi sedikit, Sembiring juga bisa membeli rumah, kendaraan bermotor dan barang lainnya.
Ia merasa senang tinggal di Batam. Tapi itu dulu.
Tepatnya Rabu (30/12/2020), Sembiring, memutuskan balik ke kampung halamannya.
Ia termasuk satu di antara ribuan calon penumpang KM Kelud yang meninggalkan Batam hari itu melalui Pelabuhan Batu Ampar.
"Saya hari ini pulang habis, karena di Batam sudah tidak seperti dulu lagi, cari kerja sudah sulit, ditambah lagi Batam sudah tidak aman lagi seperti dulu," kata Sembiring kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu.
Ia mengaku sejak pandemi Covid-19 melanda Batam membuatnya diberhentikan dari tempat kerja di salah satu perusahaan yang berada di kawasan Mukakuning.
Hal lain yang membuatnya balik ke Medan, Sembiring ingin hidup dan menghabiskan masa tua di kampung halaman, Medan, Sumatera Utara.
"Kemungkinan saya tidak ke Batam lagi karena seluruh harta benda seperti rumah, kendaraan bermotor sudah saya jual semuanya," lanjut pria 34 tahun tersebut.