Ejek Satgas Covid TNI-Polisi 'Tolol Gundul Lewat', 3 Pembuat Video Terkencing-kencing Dijemput
Ketiga pemuda pembuat konten vidoe hinaan ke Satgas Covid-19 itu viral dan tak lama mereka dijemput polisi
Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari berbagai aktivitas dan mobilitas seperti berlibur, Pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis untuk masyarakat secara bertahap, bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.
"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.
"Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat."
"Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi."
"Di mana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/2/2021).

Adib melanjutkan, situasi tidak terkendali dapat terjadi jika masyarakat tidak membantu mematuhi protokol kesehatan.
"Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan."
"Serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," harap Adib.
Adib menuturkan, perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan.
"Kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan, namun juga benteng terakhir," papar dr Adib.
Jawa Timur sendiri menjadi provinsi dengan jumlah kematian dokter tertinggi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Usai Hina Satgas Covid-19, Video 3 Pemuda Probolinggo Minta Maaf Sembari Menangis di Kantor Polisi Viral dan di Wartakotalive dengan judul Menghina Satgas Covid-19 di Sosmed, Tiga Pemuda Menangis Kejer Saat Dibawa ke Kantor Polisi.