WHO Minta Vaksin Pfizer Disuntikkan 2 Kali dengan Jarak Waktu 21-28 Hari, Ini Alasannya
WHO (World Health Organization) meminta negara yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech untuk menyuntikkannya dua kali pada orang yang sama
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
ZURICH, TRIBUNBATAM.id - WHO ( World Health Organization/ Organisasi Kesehatan Dunia ) meminta negara yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech untuk menyuntikkannya dua kali pada orang yang sama.
WHO meminta dua dosis vaksin Pfizer-BioNtech harus diberikan dengan jarak waktu antara 21-28 hari.
Dikutip dari ChannelNewsAsia melansir laporan reuters, WHO mengatakan orang-orang harus mendapatkan dua dosis vaksin Pfizer dan BioNTech dalam 21-28 hari.
Hal itu disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia, Selasa (5/1/2021), karena banyak negara berjuang memberikan suntikan agar dapat menangkal virus COVID-19.
Banyak yang mengalami tekanan yang semakin berat pada layanan kesehatan mereka karena melonjaknya kasus virus corona dan munculnya varian baru yang tampaknya lebih mudah menyebar.
Baca juga: Selain Vaksin Pfizer, Singapura Juga Pakai Vaksin Moderna dan Sinovac, Menkes: Akan Datang Bertahap
Baca juga: Singapura Berikan Vaksin ke Petugas Kesehatan Mulai Hari Ini, Vaksin untuk Lansia Awal Februari 2021
Pemerintah memperkenalkan langkah-langkah penguncian baru untuk menghentikan penyebaran sambil menghadapi permintaan besar-besaran akan vaksin yang dipandang sebagai jalan keluar terbaik dari krisis kesehatan global.
Tetapi dengan suntikan dalam pasokan terbatas saat produksi meningkat, WHO telah memeriksa bagaimana suntikan dapat digunakan secara efektif.
"Kami berdiskusi dan mengeluarkan rekomendasi berikut: dua dosis vaksin (Pfizer) ini dalam 21-28 hari," kata Alejandro Cravioto, ketua Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO (SAGE), kepada sebuah jumpa pers online.
Panel tersebut mengatakan negara-negara harus memiliki kelonggaran untuk menyebarkan suntikan selama enam minggu sehingga lebih banyak orang dengan risiko penyakit yang lebih tinggi bisa mendapatkannya.
"SAGE membuat ketentuan bagi negara-negara dalam keadaan luar biasa dari (Pfizer) kendala pasokan vaksin untuk menunda pemberian dosis kedua selama beberapa minggu untuk memaksimalkan jumlah orang yang mendapat manfaat dari dosis pertama," kata Cravioto.
Dia menambahkan: "Saya pikir kita harus sedikit terbuka terhadap jenis keputusan yang harus dibuat oleh negara sesuai dengan situasi epidemiologi mereka sendiri."
Lebih dari 85 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global dan sekitar 1,85 juta telah meninggal, menurut penghitungan Reuters.
Baca juga: Malaysia Pakai Vaksin Covid-19 Pfizer, PM Malaysia Muhyiddin Yassin Siap Disuntik Pertama
Baca juga: Vaksin yang Dipakai Negara-negara Asia, Di ASEAN Hanya Indonesia yang Pakai Vaksin Buatan China?
SPASI DOSIS
Eksekutif SAGE, Joachim Hombach, mengatakan bahwa memberi jarak dari dua inokulasi Pfizer dapat diterima bagi negara-negara yang tidak dapat menerapkan rekomendasi utama.
"IHSG, badan rekomendasi Inggris, telah memberikan lebih banyak fleksibilitas hingga 12 minggu dengan mempertimbangkan keadaan khusus yang sedang dihadapi negara tersebut," katanya.