BATAM TERKINI

Bea Cukai Kembangkan Batam Logistic Ecosystem, Titik Terang Penataan Logistik Pelabuhan?

Bea Cukai mengklaim Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang dikembangkan, menjadi titik terang dalam penataan logistik di Kota Batam.

TribunBatam.id/Istimewa
Bea Cukai Kembangkan Batam Logistic Ecosystem, Titik Terang Penataan Logistik Pelabuhan? Foto Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BUP BP Batam dengan Direktur PT Raja Poros Maritim tentang Penyiapan Pengoperasian STS dan FSU di Wilayah Kerja BP Batam. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang dikembangkan oleh Bea Cukai Batam menjadi titik terang dalam penataan logistik di Batam.

Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam, Nelson Idris dalam Rapat Rencana Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar baru-baru ini.

Nelson Idris menjelaskan, Pelabuhan Batu Ampar akan dikembangkan menjadi pelabuhan berstandar Internasional.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penataan logistik di Batam.

“Kami akan terus mengembangkan sarana dan prasarana Pelabuhan Batu Ampar.

Sebagai bentuk dukungan dan kerja sama kita dengan Bea Cukai Batam dan instansi lainnya dalam proses pembentukan sistem BLE ini,” ujar Nelson dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Kamis (14/1/2021).

Pekerja mengangkut material bangunan dari kapal KM Mayju ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Internasional Batu Ampar, Batam, Rabu (12/2). Badan Pengusahaan Batam menyerahkan pengelolaan Pelabuhan Internasional Batuampar kepada Pelindo II untuk dikembangkan sehingga mampu menjadi pelabuhan yang dapat bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Pekerja mengangkut material bangunan dari kapal KM Mayju ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Internasional Batu Ampar, Batam, Rabu (12/2). Badan Pengusahaan Batam menyerahkan pengelolaan Pelabuhan Internasional Batuampar kepada Pelindo II untuk dikembangkan sehingga mampu menjadi pelabuhan yang dapat bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. (TribunBatam.id/Argianto)

Rencananya pengembangan pelabuhan nantinya akan dibagi menjadi empat tahap dan akan dimulai pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2033.

Pengembangan pelabuhan ini ditargetkan dapat meningkatkan kapasaitas teus container hingga 11.000.000 teus.

Sementara itu, layanan STS/FSU merupakan kolaborasi antara Bea Cukai Batam, BP Batam, Karantina, Imigrasi, dan KSOP Khusus Batam.

Kepala Bidang Perbendaharaan dan Keberatan Bea Cukai Batam, Akbar Harfianto menambahkan bahwa Ship To Ship/Floating Storage Unit atau STS/FSU merupakan konsep bagian dari BLE.

Saat ini Bea Cukai Batam sedang mengembangkan BLE untuk mengintegrasikan proses penataan logistik.

“BLE akan menjadi jawaban untuk efisiensi biaya logisik, penekanan biaya transportasi serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di dunia internasional.

Layanan STS/FSU sudah dapat digunakan sejak Agustus 2020, tidak perlu mengurus ke instansi masing-masing.

Baca juga: Bea Cukai Batam Tindak 44 Kasus Narkoba Selama 2020, Barang Bukti Ditaksir Rp 52,2 Miliar

Baca juga: Patroli Polres Karimun dan Bea Cukai di Akhir Tahun, Bekuk 2 Tersangka & 474 Gram Ganja Kering

KAPAL PELNI - Tim gabungan yang terdiri dari KSOP, Bea Cukai Batam, polisi saat berkoordinasi dengan awak KM Kelud yang sandar di Pelabuhan Makobar, Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (6/12/2020). Tim menggeledah barang bawaan penumpang kapal Pelni di Batam.
KAPAL PELNI - Tim gabungan yang terdiri dari KSOP, Bea Cukai Batam, polisi saat berkoordinasi dengan awak KM Kelud yang sandar di Pelabuhan Makobar, Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (6/12/2020). Tim menggeledah barang bawaan penumpang kapal Pelni di Batam. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Cukup satu kali proses ke satu instansi, sudah meng-cover proses bisnis ke instansi yang lain,” tambah Akbar.

Selain itu, guna meningkatkan efektvitas dan memotong biaya logistik yang terjadi di wilayah Free Trade Zone Batam, Bea Cukai Batam sedang mengembangkan Kawasan Pabean bertajuk TPS Apung yang berlokasi di tengah laut.

Urus Izin Jadi Mudah dan Cepat

Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebelumnya diprediksi akan berjalan sempurna akhir tahun 2020.

Hadirnya BLE yang didukung oleh teknologi dapat memudahkan kegiatan perizinan menjadi lebih ringkas.

BLE juga digadang-gadang akan menjadi senjata mutakhir untuk meningkatkan daya saing Kepri terhadap daerah lain dan diharapkan mampu menarik investor sebab pada sistem anyar ini, kegiatan perizinan tak lagi memakan waktu yang lama.

“BLE akan menjadi program yang sangat bermanfaat dalam pemulihan ekonomi di situasi seperti ini. Dengan segala kemudahan yang ada, diharapkan akan meningkatkan perdagangan dan industri di Kota Batam karena BLE dapat memperlancar arus logistik,” jelas Susila Brata.

TRIBUN PODCAST - Tribun Podcast menghadirkan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Susila Brata, Jumat (23/10/2020).
TRIBUN PODCAST - Tribun Podcast menghadirkan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Susila Brata, Jumat (23/10/2020). (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

BLE dianggap efisien dalam kegiatan layanan Ship To Ship/Floating Storage Unit, yaitu mencatatkan persentase efisensi waktu sebesar 70% dengan mengurangi waktu pengurusan yang semula 3 hari menjadi 1 hari.

Selain itu juga kegiatan perizinan usaha dan konsumsi dengan skema single submission mencatatkan persentase efisiensi waktu sebesar 94%, yaitu hanya membutuhkan waktu 30 menit validasi yang sebelumnya 1 hari.

Susila Brata menambahkan bahwa Bea Cukai ingin berperan lebih luas dalam hal peningkatan iklim industri perdagangan dengan menginisiasi penataan logistik. Kolaborasi tersebut dilakukan dengan menggandeng instansi terkait, seperti BP Batam dan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP).

Batam Logistic Ecosystem (BLE) merupakan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) menjadi sebuah wadah untuk mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan dengan komunitas logistik di sektor persediaan.

Platform ini memfasilitasi importir dan eksportir dengan berbagai fitur logistik dari hulu hingga hilir. Mereka (investor) dapat melihat dan memilih harga serta kualitas atas ketersediaan sarana pengangkut, pergudangan bahkan pembayaran hanya dalam satu aplikasi.

Informasi yang dapat di kolaborasikan melalui NLE seperti, informasi ketersediaan truk di suatu wilayah (Platform Trucking), informasi ketersediaan slot kapal domestik antar pulau (Prahu-Hub).

Selain itu, informasi jadwal kapal dan book slot kapal ekspor (clickargo), daftar negara tujuan ekspor per komoditas, daftar pelaku logistik ppjk/forwarder dan lain-lain.

TRIBUN PODCAST - Tribun Podcast menghadirkan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Susila Brata.
TRIBUN PODCAST - Tribun Podcast menghadirkan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Susila Brata. (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

Sebagai sebuah ekosistem, BLE memerlukan partisipasi aktif semua entitas terkait logistik baik di lingkungan pemerintah maupun para pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang bersama. Kesediaan dan peran aktif setiap pihak sangat dibutuhkan demi tercapainya efisiensi logistik di Indonesia.

19 Transaksi Lewat Website Bea Cukai

Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) telah diimplementasikan dan penyempurnaan terus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

“Progres dari BLE, pertama dari sisi infrastruktur, BP Batam selaku pengelola dari Pelabuhan Batu Ampar telah menyiapkan Autogate System, dan softwarenya telah dilakukan UAT dengan menggandeng PBM (Perusahaan Bongkat Muat)," ujar Kepala Subbagian Dukungan Teknis (Kasubbag Duknis) Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Hery Rusdaman.

UAT atau User Acceptance Test adalah suatu proses pengujian yang dilakukan oleh pengguna dengan hasil output sebuah dokumen hasil uji yang dapat dijadikan bukti bahwa software sudah diterima dan sudah memenuhi kebutuhan yang diminta.

Selain Autogate System, Hery juga menjelaskan bahwa PT Persero Batam selaku pengusaha TPS (Tempat Penimbunan Sementara) di Pelabuhan Batu Ampar telah menyiapkan TPS Online.

Kasubbag Duknis Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Hery Rusdaman.
Kasubbag Duknis Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Hery Rusdaman. (TRIBUNBATAM.id/REBEKHA ASHARI DIANA PUTRI)

"Untuk hardware, lelang perangkat beserta sistem Autogate sudah ada pemenang lelangnya, sedang tahap konfigurasi integrasi dengan sistem TPS,” tambah Hery.

Hery menjelaskan terkait implementasi STS-FSU (Ship to Ship-Floating Storage Unit) dapat diakses melalui website resmi Bea Cukai Batam.

Sampai saat ini telah terdapat transaksi riil sebanyak 19 kali.

Selain kepabeanan, layanan STS-FSU juga berhubungan dengan entitas kementerian terkait seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

PKKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing) dan Inaportnet merupakan layanan milik Kemenhub yang berhubungan dengan layanan STS-FSU.

”Lalu Omni Channel, kolaborasi layanan STS-FSU dan PKKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing) sudah dapat diakses melalui Inaportnet,” lanjut Hery.

Sementara, proses pengembangan lanjutan STS-FSU di Portal NLE saat ini sudah mencapai 80%.

BLE dan NLE merupakan satu platform rantai pasok barang yang mengakomodasi mulai dari hulu hingga hilir, dan mempertemukan entitas pemerintah dan entitas bisnis, atau skema G to G, G to B, dan B to B.

“Saat ini untuk entitas trucking, terdapat empat perusahaan dan lima perseorangan yang telah join dengan total armada sebanyak 42 truck, dan telah terjadi transaksi riil sebanyak 6 transaksi,” tambah Hery.

Selain sembilan entitas tersebut, Hery menyampaikan saat ini juga terdapat proses join sebanyak 3 entitas trucking.

“Terkait trucking dan warehouse, PT Persero Batam telah melakukan joint development dengan NLE,” pungkas Hery.(*/TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved