Tampang Pria yang Habisi Nyawa Mahasiswa Telkom & Membuang Mayatnya ke Parit, Ngaku Dukun Sakti
Para pembunuh mahasiswa Telkom tersebut mengira aksi keji mereka tidak akan tercium polisi
Dalam kontrakan berukuran 4x4 meter di Kampung Cilalung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari Karawang, terjadi perdebatan antara Fathan dan Jo yang baru berkenalan sekitar satu minggu.
Sedangkan teman Jo, Husain, menunggu di luar.
Rama menyebut Jo kesal dengan Fathan yang tak kunjung menepati janjinya mau memberikan pinjaman uang.
Hal ini menjadi motif sementara yang tergambar dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
"Ada perkataan korban yang menyinggung, tersangka (Jo) kemudian memukul Fathan sekali," kata Rama.
Fathan yang tak terima pun membalas. Di situ terjadi pergulatan. Jo kemudian membenturkan kepala Fathan ke tembok. Saat tubunya terlentang, Jo mencekik Fathan.
"Beberapa waktu kemudian (Fathan) meninggal dunia," ungkap Rama.
Husain yang sedari tadi menunggu di luar masuk ke kontrakan.
Meski sempat terjadi perdebatan, Husain dan Jo kemudian memastikan bahwa Fathan sudah tak bernyawa.
Husain kemudian membantu Jo mengikat kedua tangan dan kaki Fathan.
Tubuh korban kemudian dibungkukkan, lalu dililit plastik dan bed cover.
Jasadnya kemudian ditinggal. Baru pada Selasa sekitar pukul 24.00 WIB, Jo, Husain dan Rio membawa jasad Fathan ke Cilamaya menggunakan mobil minibus Carry pinjaman.
Dua orang warga yang tengah lari pagi kemudian menemukan jasad Fathan di parit pesawahan di Dusun Kecemek, Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 05.48 WIB.
Polisi sendiri masih mendalami penyelidikan terkait motif meminta uang tebusan kepada keluarga korban.
"Yang dikirim nomor rekening Husain. Namun ATM korban (Fathan) dalam penguasaan Jo," ujar Rama.