Stok Sayur dan Bumbu Dapur di Anambas Menipis, Akibat Kapal Angkut Tak Bisa Berlayar

Stok sayur dan bumbu dapur di Anambas mulai menipis akibat kapal angkut gagal berlayar karena terhalang cuaca buruk

Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Rahma Tika
Stok sayur dan bumbu dapur di Anambas menipis akibat kapal angkut tak bisa berlayar. Foto suasana Pasar Inpres Tarempa, Kecamatan Siantan, Anambas, Senin (11/1/2021) 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Stok sayur dan bumbu dapur lainnya di pasar dan toko di Anambas mulai menipis.

Itu pascatidak beroperasinya kapal angkut penumpang yakni kapal Ferry cepat dari Batam dan Tanjungpinang ke Anambas.

Kapal angkut itu terkendala cuaca dan gelombang buruk sehingga tak bisa berlayar ke Anambas.

Akibatnya stok sayur dan bumbu dapur lainnya kian menipis.

Dari informasi yang dihimpun Tribunbatam.id, ketersediaan cabai, sayur, dan bumbu dapur lainnya di Pasar Inpres dan pasar ikan Tarempa terbatas.

Baca juga: UPDATE Harga Sayur di Pasar Tos 3000, Bayam Turun Rp 2 Ribu Per Kilogram

Saat ini sayur sawi, kol, lobak, brokoli, wortel cukup sulit didapatkan karena sejumlah pedagang tidak menjual sayur tersebut.

Diketahui cabai, kentang, wortel, kol dan bawang biasanya dipasok dari Tanjungpinang. Sedangkan sayur seperti sawi, kangkung, dan bayam berasal dari petani lokal Anambas.

Biasanya jika stok cabai tidak ada, pedagang akan mengambil dari meja ke meja pedagang.

Ina (40), seorang pedagang sayur di Pasar Inpres mengatakan, pasokan sayur biasanya dibawa dari Tanjungpinang.

Sebelumnya, dalam satu Minggu ia bisa memasok sayur dua hingga tiga kali.

"Tergantung kapal Ferry masuknya juga sih," kata Ina, pada Rabu (20/1/2021).

Ia melanjutkan, saat ini harga cabai cukup naik. Cabai merah dibanderol Rp 110 ribu per kilogram, untuk cabai rawit Rp 140 ribu.

"Biasanya harga cabai merah kalau lagi banyak itu Rp 80 hingga Rp 100 ribu, sedangkan untuk cabai rawit biasanya Rp 60 hingga Rp 70 ribu per kilogramnya," kata Ina.

Sementara itu stok telur di pasaran saat ini juga kosong. Beberapa warung dan pasar tidak ada yang menjual telur.

"Lagi kosong telur, kalau mau di warung Murai ada sedikit stok tali 4 telur Rp 10 ribu," kata Cece pemilik toko kelontong di pasar Tarempa.

Biasanya harga telur dijual Rp 10 ribu per 5 butir. Kini Rp 10 ribu hanya dapat 4 butir.

Curah Hujan Tinggi

Sementara itu, harga sayur-mayur di sejumlah pasar di Tanjungpinang masih melejit hingga pekan kedua di awal tahun 2021.

Kenaikan harga sayur dipicu tingginya curah hujan yang disertai angin hingga menyebabkan banjir dan merusak tanaman sayur para petani.

Hal tersebut disampaikan seorang pedagang, Rika (43) saat dijumpai Tribunbatam.id di Pasar Bintan Centre, Selasa, (19/1/2021)

"Karena cuaca itu persediaan sayur menipis. Bisa dikatakan gagal panen juga bang, boleh lihat ini sayurnya agak rusak sedikit. Biasalah itu bang," ujarnya.

Rika mengaku persediaan sayur yang dijualnya dipesan dari daerah Wacopek, Kijang dan Gesek. Daerah itu masih satu daratan dengan Tanjungpinang.

Baca juga: Selain Cabai, Harga Sayuran di Batam Naik Dua Kali Lipat

Baca juga: Ayo Berkebun! Inilah 5 Tanaman Sayur Paling Mudah Dirawat, Cocok untuk Pemula

"Sayur ini kita pesan dari wilayah yang terdampak banjir kemarin itu bang, biasa kalau petani panen mencapai 50 Kg, kini hanya 20 Kg saja. Jadi karena itu mahal harganya," ujarnya.

Rika merinci, harga kenaikan sayur saat ini hampir mencapai 2 kali lipat dari harga biasa sebelum terjadi banjir.

"Kangkung biasanya Rp 12 ribu sekarang dijual hingga Rp 20 ribu. Bayam biasanya Rp 15 ribu sekarang dijual Rp 25 ribu dan kalau sawi biasanya Rp 10 ribu saat ini dijual Rp 20 ribu," kata Rika.

Dari sisi pedagang tak bisa berbuat banyak. Menurutnya, jika dijual dengan harga biasa, mereka akan merugi.

Mau tak mau mereka menaikkan harga. Ia menyebut, dari sisi pembeli mereka mengurangi banyaknya pembelian karena harga naik.

Sementara itu, Fanny, ibu rumah tangga di Tanjungpinang mengeluh, harga sayur-mayur naik.

"Kita terkejut juga naiknya kok bisa langsung dua kali lipat, tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau karena kita butuh, wajib kita beli juga kan," ujarnya.

Fanny mengaku saat ini menyesuaikan jumlah belanja, khususnya sayur terhadap kenaikan harga yang melejit.

"Bahan kebutuhan dapur saat ini harus lebih banyak dikurangi. Begitulah mengakalinya. Harga cabai rawit pun melonjak juga sampai Rp 130 ribu sekilo," ujarnya.

Harga Sayuran di Batam Naik 2 Kali Lipat

Sebelumnya diberitakan, awal tahun 2021, harga bahan pangan di Batam melonjak.

Harga bahan pangan seperti sayuran ikut naik.

Kondisi ini terasa memberatkan di tengah lesunya ekonomi. 

Alwi (26), pedagang di Pasar Tos 3000 Jodoh, Batam mengakui harga sayuran seminggu terakhir naik dua kali lipat.

Seperti, harga untuk jenis sayur bayam yang saat ini dijual hingga Rp 30 ribu per kilogram (kg).

Padahal, biasanya harga sayuran ini cuma Rp 15 ribu per kilogram.

Baca juga: Harga Cabai di Batam Melambung Nyaris Dua Kali Lipat, Derita Awal Tahun Warga

Adapun harga berbagai kebutuhan dapur dalam satu per kilogram gram (kg) antara lain:

  • Brokoli Rp 38 ribu
  • Wortel Rp 16 ribu
  • Kentang Rp 11 ribu
  •  Toge Rp 11 ribu
  • Terong Rp 15 ribu
  • Bawang birma Rp 25 ribu.
  • Sawi hijau Rp 20 ribu
  • Jangkung 28 ribu
  • Kol Rp 12 ribu
  • Sawi putih Rp 11 ribu
  • Tomat Rp 8 ribu
  • Bawang putih Rp 22 ribu
  • Bawang bombai Rp 15
  • Bawang merah Padang Rp 28 ribu
  • Bawang merah Jawa Rp 22 ribu.

Harga Cabai

Cabai merah Rp 55 ribu

Cabai rawit Rp 100 ribu

”Harga sayuran memang sudah mengalami kenaikan dari biasanya, seminggu ini" terang Alwi saat ditemui Tribun Batam.id, Minggu, (17/01/2021) siang.

Tingginya harga komoditas bahan pangan memang dirasakan sejumlah warga khususnya emak-emak, salah satunya adalah Yati (24).

Menurutnya, harga kebutuhan sehari-sehari saat ini mulai mengalami kenaikan sejak Januari 2021.

”Harga sayuran mulai mahal. Semuanya pada naik,” terangnya.

Ibu muda itu juga mengeluhkan kenapa harga di setiap pasar itu berbeda.

Ada beberapa pasar di Batam yang memang menjual harga kebutuhan itu relatif tinggi dibanding pasar lainnya.

” Penjual itu sesuka hati mereka, pedagang seenaknya menentukan harganya” ujar Yati.

Sementara itu Awang (29) salah seorang karyawan di sebuah toko di tos 300 membenarkan adanya lonjakan harga sayuran tersebut.

Menurutnya kenaikan harga tersebut akibat cuaca Batam yang belum normal, sehingga kapal yang hendak ke Batam agak telat.

Pantauan Tribun Batam di sekitar pasar Tos 3000 Minggu siang ramai dikunjungi warga Batam, meski harga sayuran naik.

Hal ini dilihat dari lorong pasar yang sulit dilewati oleh pengunjung pasar.

Tidak hanya itu tempat parkir juga terlihat padat, dan nyaris memarkirkan kendaraannya di badan jalan.

(tribunbatam.id/Rahma Tika/Noven Simanjuntak/Ronnye Lodo Laleng)

baca berita terbaru lainnya di google news

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved