Proyek Pemerintah Pusat Makan Korban, 5 Orang Tewas, 29 Lainnya Keracunan Gas di Proyek Panas Bumi
Kasus proyek panas bumi dari pemerintah pusat di bawah Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) di Mandailing Natal (Madina) sempat menjadi Tr
TRIBUNBATAM.id |MADINA -- Kasus proyek panas bumi dari pemerintah pusat di bawah Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) di Mandailing Natal (Madina) sempat menjadi Trending topi.
Sebab, proyek Panas Bumi di Madina tersebut menewaskan sebanyak lima orang pekerja.
Bahkan info yang dihimpun Tribun di lapangan, lima orang yang tewas tersebut karena menghirup gas beracun.
Akibat kejadian tersebut, kementerian ESDM langsung meminta penghentian sementara proyek Panas Bumi ini.
Saat sebelum kejadian, pekerjaan berjalan seperti hari-hari biasanya.
Pengeboran dilakukan ke dasar bumi, namuan apa yang terjadi kemudian sungguh diluar dugaan.
Sebab, keluar asap yang mengepul dan diduga asap tesebut mengandung racun.
Akibat keluarnya asap tersebut, lima orang meninggal dunia dan proyek harus dihentikan.
Baca juga: Gadis Belia Laris Manis Walau Tarifnya Mahal, Mucikari: Banyak yang Nyari Umur Belasan
Baca juga: Demi Sang Ibu, Rizky Febian Rela Lepaskan Harta Warisan Lina ke Teddy: Kalau Ada Haknya
Mandailing Natal (Madina) sempat trending topic karena proyek panas bumi yang menyebabkan lima warga tewas karena keracunan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Madina hari ini.
Sedikitnya lima warga meninggal dunia dan puluhan keracunan, diduga akibat semburan gas yang terjadi di proyek panas bumi yang dikelola PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin (25/1/2021) siang.
Informasi diperoleh, sebelum kejadian yang merenggut korban itu, pihak PT SMGP sedang melakukan pengeboran sumur di lokasi proyek untuk panas bumi atau geothermal.

Tiba-tiba saat dilakukan pengeboran, sumur mengeluarkan asap tebal dan diduga gas beracun.
Sementara di sekitar lokasi, banyak warga sekitar yang sedang melakukan kegiatan berkebun dan bertani.
"Diduga karena gas beracun, dan saat kejadian banyak warga yang melakukan aktivitas berkebun dan bertani di sekitar lokasi tersebut," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kabupaten Madina M Sahnan Pasaribu, lewat sambungan telepon kepada kompas.com, Senin (25/1/2021).
Lima warga meninggal termasuk anak-anak, puluhan keracunan Akibat kejadian itu, sedikitnya lima warga meninggal dunia dan puluhan keracunan.
"Informasinya ada lima warga yang meninggal dan puluhan keracunan. Saat ini sedang mendapat perawatan di RSUD Panyabungan, dan sudah dijenguk Bapak Bupati Dahlan Hasan Nasution," kata Sahnan.
Lima warga yang tewas diduga akibat keracunan gas yang keluar dari sumur bor proyek panas bumi PT SMGP diketahui ada yang masih berusia balita dan anak-anak.
Semuanya warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Madina.
Adapun identitas korban yaitu, Suratmi (46), Dahni (45), Laila Zahra (5), Yusniar (3) dan Sahrani (15).
Kepala Polisi Resor Mandailing Natal AKBP Horas Tua Silalahi yang sudah dicoba dikonfirmasi terkait kejadian tersebut belum memberikan keterangan.
Polisi Ikut Jadi Korban
Semburan gas dari sumur proyek geothermal di Mandailing Natal, Sumatera Utara, diduga menyebabkan 29 orang menjadi keracunan.
Sebanyak 5 orang warga sekitar meninggal dunia diduga akibat gas dari proyek energi panas bumi tersebut. Kapolres Mandaling Natal AKBP Horas Tua Silalahi mengatakan, ada dua personelnya yang ikut menjadi korban.
"Ada dua anggota kami yang sedang melakukan pengamanan, ikut menjadi korban dan ikut terhirup gas saat menolong mengevakuasi warga," ujar Horas Tua saat rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah mengenai masalah kebocoran gas tersebut, Senin (25/1/2021).
Menurut Kapolres, dua anggota polisi tersebut sedang mendapat perawatan di rumah sakit. Horas Tua mengatakan, situasi saat ini sudah relatif kondusif.
Pihaknya sudah menurunkan personel dan ambulans untuk fokus mengevakuasi warga.
Menurut Horas Tua, sempat terjadi keributan yang berujung perusakan pasca kebocoran gas di proyek geothermal tersebut.
"Kita sudah bangun komunikasi di sana, khususnya di Desa Sibanggor Julu, agar kita tahu apa yang diinginkan masyarakat terkait kejadian ini. Kita juga beri tahu, kita hadir untuk menolong dan memberikan upaya yang terbaik untuk masyarakat," ucap Horas Tua.
Semburan gas terjadi di proyek panas bumi yang dikelola PT SMGP di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal.
Saat kejadian, pihak PT SMGP sedang melakukan pengeboran sumur di lokasi proyek untuk panas bumi atau geothermal.
Tiba-tiba saat dilakukan pengeboran, sumur mengeluarkan asap tebal dan diduga mengeluarkan gas beracun.
Saat itu, di sekitar lokasi terdapat banyak warga sekitar yang sedang melakukan kegiatan berkebun dan bertani.
Adapun 5 warga yang tewas diketahui ada yang masih berusia balita dan anak-anak. Semuanya warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Madina.
Kirim Tim Investigasi
Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Madina.
Pembangkit listrik itu dikelola oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).
Keputusan tersebut diambil menyusul adanya laporan yang menyebutkan, telah terjadi paparan gas hidrogen sulfida (H2S) terhadap masyarakat sekitar ketika berlangsung kegiatan buka sumur (well discharge) sumur SM T02 pada proyek panas bumi PLTP Sorik Marapi Unit II.
Paparan gas tersebut pun mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan 15 orang dirawat di RSUD Panyabungan.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari memengatakan, pihaknya telah menerbitkan surat penghentian sementara seluruh kegiatan atau aktivitas PT SMGP di lapangan, termasuk penghentian operasi PLTP Unit I, kegiatan pengeboran dengan 2 unit rig, dan seluruh aktivitas pengembangan PLTP Unit II.
"Kejadian tersebut saat ini dalam proses investigasi oleh Inspektur Panas Bumi yang dijadwalkan berangkat menuju lokasi hari ini," kata Ida dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1/2021).
Dalam laporannya ke Kementerian ESDM, SMGP menjelaskan, sebelum memulai buka sumur, perusahaan telah melakukan seluruh rangkaian prosedur keamanan.
Antara lain sosialisasi kepada semua pekerja dan masyarakat, evakuasi seluruh pekerja dari wellpad, penetapan batas perimeter aman, melengkapi tim well test dengan SCBA dan gas detector, dan final sweeping.
Sekitar pukul 12.00 WIB, dilakukan buka sumur dengan mengalirkan steam ke silencer untuk dibersihkan sebelum dialirkan ke PLTP.
Namun, sekitar pukul 12.30 WIB dilaporkan ada masyarakat yang pingsan.
Pada saat itu, warga sedang berada di sawah yang berjarak sekitar 300-500 meter dari lokasi sumur panas bumi.
Pada saat kejadian, seluruh alat gas detector yang ditempatkan tidak mendeteksi adanya gas H2S. SMGP memutuskan segera menutup kembali sumur.
"Penanganan saat ini difokuskan untuk memberikan pertolongan kepada warga masyarakat terdampak," tulis Kementerian ESDM.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Proyek Geothermal Mandailing Natal Keluarkan Gas, Puluhan Warga Keracunan, 5 Tewas Termasuk Anak-anak",
Penulis : Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Proyek Panas Bumi Diduga Keluarkan Racun dan Tewaskan 5 Warga, Kementerian EDSM Hentikan Operasional