Warga Wuhan Kembali Hidup Normal, Namun 5 Perubahan Terjadi Setelah Setahun Berlalu

Warga Wuhan kembali hidup normal dengan melakukan rutinitas seperti biasa, namun ada 5 perubahan yang terjadi di kota tersebut.

(AFP/HECTOR RETAMAL)
Warga Wuhan mulai kembali hidup normal. 

Jelang Tahun Baru Imlek, restoran-restoran di pasar Baishazhou biasanya hiruk pikuk dengan banyak keluarga memesan tempat dan makan bersama.

Namun, Covid-19 mengubah tradisi itu, setidaknya bagi banyak warga.

Seorang manajer restoran bermarga Wang mengatakan bahwa hanya 40 persen dari meja restorannya yang telah dipesan.

"Sebelumnya, 95 persen meja kami sudah dipesan saat ini," ungkapnya. Ya, mengingat Tahun Baru Imlek akan mulai 2 pekan lagi, angka 40 persen menunjukkan penurunan drastis.

Seorang warga bernama Chen Xingxu merasa bahwa warga Wuhan masih trauma dengan pandemi.

"Kami tidak hanya tidak pergi keluar untuk Tahun Baru Imlek, kami bahkan waspada tiap kali mengetahui ada wabah di China. Meski itu terjadi di Shijiazhuang, yang jaraknya ribuan kilometer..."

3. Mudah antisipasi

Warga Wuhan, menurut cerita Xingxu juga mudah panik jika mendengar ada kasus infeksi baru di kota lain.

Ketika ada wabah di China Utara, termasuk di Hebei dan Jilin, warga Wuhan panik membeli bahan makanan di supermarket, mengantisipasi lockdown kembali.

"Orang-orang Wuhan dengan mudah waspada bahkan dengan sedikit masalah saja. Bekas luka akan tetap ada dalam ingatan warga Wuhan selamanya, bahkan sentuhan lembut pada luka itu saja masih terasa menyakitkan," ujar Xingxu.

Xingxu, rupanya juga mengomentari istilah "mengobati rasa sakit setelah bekas luka sembuh" yang ditulis media Amerika Serikat (AS) New York Times.

Screengrab akun resmi Twitter media The New York Times.
SCREENGRAB UNGGAHAN NEW YORK TIMES TWITTER Screengrab akun resmi Twitter media The New York Times.

Menurut Xingxu, istilah itu tidak tepat menggambarkan situasi Wuhan saat ini.

"Saya yakin AS sudah melupakan rasa sakitnya sementara bekas luka masih berdarah. Mungkin mereka sudah kehilangan rasa sakit, bahwa orang yang terbunuh akibat virus corona dianggap telah menjadi normal baru.

Chen merasa kesal dengan laporan seperti itu, dan mengatakan bahwa observasi makalah itu sepenuhnya salah.

“Saya yakin AS sudah melupakan rasa sakitnya sementara bekas luka masih berdarah. Mungkin mereka sudah kehilangan rasa sakit, bahwa orang yang terbunuh oleh virus corona di negara ini telah menjadi normal baru."

Meski begitu, Xingxu juga menjelaskan bahwa keadaan yang dilemahkan akibat corona ini tidak membuat orang Wuhan dendam atau mengeluh.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved