TRIBUN WIKI
Sudah 23 Tahun Belum Ada Vaksin, Ini Gejala dan Penularan Virus Nipah yang Mematikan
Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan.
Kasus di dua negara itu menyebabkan kematian yang terbilang sangat tinggi.
Lantas, bagaimana gejala dan cara penularan virus mematikan ini?
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Penyakit Campak, Mudah Menular Lewat Bersin dan Batuk
Baca juga: Langka dan Ganas, Ini Gejala dan Ciri-ciri Kanker Kulit Melanoma, Waspada Tahi Lalat Baru
Gejala dan cara penularan virus Nipah
Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.
Cara penularan virus Nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.
Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Rematik yang Jarang Disadari, Waspada bila Muncul Benjolan
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Kanker Tulang yang Jarang Disadari, Waspada bila Nyeri di Bagian Ini
Virus Nipah di Indonesia
Kondisi virus Nipah di Indonesia telah dijabarkan oleh Sendow et al., 2008, yang menyatakan bahwa secara serologis babi di Indonesia masih bebas
terhadap infeksi Nipah.
Di Sumatera Utara, virus Nipah telah terdeteksi pada urin dan swab saliva kalong Pteropus vampyrus menggunakan RT- PCR, yang kemudian dikonfirmasi dengan sekuensing.
Hasil penelitian ini merupakan temuan pertama di Indonesia, yang dapat dijadikan bahan masukan bagi kebijakan peternakan di Indonesia mengingat Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia.
Deteksi virus Nipah pada Pteropus sp. juga akan dilakukan di Kalimantan barat dan Sulawesi Utara.
Penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi virus Nipah pada reservoir host perlu dilakukan, terutama di daerah perbatasan Malaysia.
Artikel ini telah tayang di Kontan.
Baca berita terbaru lainnya di Google!