ANAMBAS TERKINI

Enaknya Jadi Mahasiswa Anambas, Sedang Susun Skripsi Dapat Uang Rp 2 Juta

Disdikpora Anambas merinci, total anggaran yang untuk mahasiswa Anambas penerima beasiswa sebesar Rp 923 juta.

TRIBUN BATAM/THOMM LIMAHEKIN
Enaknya Jadi Mahasiswa Anambas, Sedang Susun Skripsi Dapat Uang Rp 2 Juta. Foto Mahasiswa Anambas menggelar unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kepri. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Bantuan bidang pendidikan nampaknya benar-benar diperhatikan untuk warga Anambas.

Tidak hanya menggratiskan biaya pendidikan untuk pelajar di Anambas, khususnya pada tingkat SD dan SMP, Pemkab Anambas juga menganggarkan beasiswa untuk mahasiswa Anambas yang sedang menempuh perguruan tinggi.

Bantuannya pun tak main-main. Tidak hanya pelajar yang berprestasi saja.

Bantuan bagi mahasiswa Anambas yang sedang menyusun tugas akhir atau skripsi juga dianggarkan melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Anambas.

Angkanya pun terbilang lumayan, Rp 2 juta.

Bantuan beasiswa bagi mahasiswa Anambas yang berprestasi tahunan ini terus berjalan.

Peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menerima SK CPNS 2019 dari Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra, Selasa (5/1/2021)
Peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menerima SK CPNS 2019 dari Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra, Selasa (5/1/2021) (tribunbatam.id/istimewa)

Jumlahnya pun bervariasi, mulai dari Rp 2,5 juta, Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Setiap mahasiswa yang menerima beasiswa jumlah biayanya berbeda, terdapat 3 tipe penerima berdasarkan akreditasi jurusan, untuk tipe A mahasiswa akan memperoleh Rp 3,5 juta, tipe B mendapatkan beasiswa Rp 2,5 juta, yang terakhir tipe C Rp 2 juta.

"Beasiswa ini kami berikan di semester ganjil setiap satu tahun sekali," ujar Kadisdikpora Anambas, Nurman, Kamis (28/1/2021)

Total anggaran yang dicairkan untuk penerima beasiswa sebesar Rp 923 juta.

Sebelumnya Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas menganggarkan beasiswa di tahun 2020 sebesar Rp 1,2 miliar.

"Terakhir kemarin 2020, selain beasiswa berprestasi ada juga beasiswa penuh yang kita siapkan," ucapnya.

Beasiswa penuh ini meliputi uang sekolah sampai dengan uang asmara dan biaya hidup pelajar tersebut disiapkan pemerintah daerah.

Beasiswa kuliah untuk kedokteran sendiri ada 9 orang yang sedang disekolahkan oleh Pemerintah Daerah.

Baca juga: Kemendikbud Menggodok Peta Jalan Pendidikan 2020–2035, Pelajaran Budaya Indonesia Diprioritaskan

Baca juga: 10 Tips Jitu Agar Dapat Meraih Beasiswa

HARI GURU - Kisah guru di perbatasan yakni di Kepulauan Anambas Kepulauan Riau
HARI GURU - Kisah guru di perbatasan yakni di Kepulauan Anambas Kepulauan Riau (TRIBUNBATAM/RAHMATIKA)

"Satu orang di Yogyakarta, 3 orang di Universitas Riau, dan 5 orang di Universitas Batam," jelas Nurman.

Sementara itu ada juga jurusan lainnya, selain kedokteran ada juga jurusan pariwisata. 30 beasiswa jurusan pariwisata sedang dikuliahkan.

Sisanya 10 beasiswa diberikan untuk pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Hidayatullah.

"Masa kepemimpinan Abdul Haris dan Wan Zuhendra itu ada 62 mahasiswa yang dikuliahkan.

Ini adalah anggaran dari pemerintah daerah yang diberikan melalui Dinas Pendidikan," ungkapnya.

Nurman mengungkapkan, mahasiswa kedokteran yang nantinya sudah selesai pendidikan wajib mengabdi di Anambas selama 15 tahun.

Satu orang mahasiswa saja anggaran yang dikucurkan sebanyak Rp 650 juta sampai ia pendidikan.

APBD Anambas 2021

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Anambas diketuk Rp 1,1 triliun.

Pengesahan Ranperda APBD Anambas 2021 itu disahkan dalam rapat paripurna DPRD Anambas.

Pjs Bupati Anambas, Eko Sumbaryadi menyampaikan kesepakatan yang telah diambil berdasarkan kebijakan anggaran.

"Melalui rapat ini kita ingin menginstruksikan kepada seluruh perangkat daerah terkait dengan penanganan Covid-19.

APBD ANAMBAS 2021 - Pengesahan Ranperda APBD Anambas 2021 dalam rapat paripurna DPRD Anambas, Senin (30/11) malam.
APBD ANAMBAS 2021 - Pengesahan Ranperda APBD Anambas 2021 dalam rapat paripurna DPRD Anambas, Senin (30/11) malam. (TribunBatam.id/Rahma Tika)

Supaya anggaran yang ada dapat dioptimalkan pada rancangan APBD 2021," ucap Eko Sumbaryadi dalam penyampaiannya, Senin (30/11) malam.

Pada pelayanan kesehatan, pemenuhan peralatan kesehatan dan tenaga medis dan penunjang lainnya diharapkan bisa mengatasi kekurangan yang terjadi selama ini.

"Peran pengawasan dari DPRD sangat dibutuhkan guna memastikan implementasi di lapangan sehingga keluaran dan capaian dilapangan sesuai harapan," tegasnya.

Dalam paripurna Ranperda tersebut besaran rancangan APBD tahun anggaran 2021 yang disepakati bersama sebesar Rp 1.171.021.192.674,00 triliun mengalami penurunan sebesar 4,7 persen, apabila dibandingkan dengan APBD tahun 2020.

Delapan Sekolah Belum Terakreditasi

Sebanyak 8 sekolah di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepri belum teakreditasi.

Data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Kabupaten Kepulauan Anambas menyebutkan, terdapat 10 sekolah dengan akreditasi A dari total 94 sekolah yang terakreditasi.

Kemudian 46 sekolah dengan akreditasi B dan 30 sekolah dengan akreditasi C.

Kepala Disdikpora Anambas Nurman mengungkap alasan masih adanya sekolah yang belum terakreditasi ini.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Anambas, Nurman.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Anambas, Nurman. (TRIBUNBATAM/SEPTYAN MULIA ROHMAN)

Menurutnya, setiap pulau yang memiliki gedung sekolah ada yang tidak cukup fasilitas sarana dan prasarananya.

"Akreditasi itu sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, kemudian dari gurunya juga harus sesuai seperti guru ini harus S.pd.

Minimal PNS dan harus memiliki sertifikasi.

Hal itulah yang menjadi pokok utama bagaimana suatu sekolah bisa memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)," ucapnya, Minggu (15/11/2020).

Ia menambahkan, setiap tahunnya tim dari Provinsi Kepri datang ke Anambas untuk menguji akreditasi sejumlah sekolah.

Penilaian final akreditasi menurutnya setiap 3 tahun sekali.

Setiap sekolah yang memperoleh akreditasi menurutnya bisa naik dan bisa turun.

Hal ini tergantung dari internal maupun eksternal sekolah itu sendiri.

Untuk segi internal dikatakan Nurman terlihat dari sekolah tersebut tidak bisa menjaga sarana dan prasarana,
Sementara segi eksternal dari pemindahan para guru.

"Misalnya saat mau mendirikan sekolah, jadi diambil lah guru dari sekolah yang ini.

Tentu tenaga gurunya berkurang, itulah eksternal tadi," sebutnya.

Sementara itu evaluasi untuk memperoleh akreditasi dari B ke A dilakukan tiga tahun, dan saat tahun ke empat baru bisa naik akreditasi tersebut, dan juga bisa turun.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved