BATAM TERKINI
Premium Langka hingga Antrean Mengular, Anggota DPRD Kepri Minta Pertamina Transparan
Anggota DPRD Kepulauan Riau (Kepri), Rudi Chua minta Pertamina transparan terkait kebijakan soal premium.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi perhatian Anggota DPRD Kepulauan Riau (Kepri), Rudi Chua.
Menurutnya, kelangkaan tidak hanya terjadi di Batam saja, tetapi juga daerah lain Kepri, seperti Tanjung Pinang.
Kelangkaan terjadi, bermula di tahun 2020 lalu, yang mana beberapa SPBU mengganti produk BBM Premium dengan opsi lain seperti Pertalite dan Pertamax.
Pergeseran produk BBM tersebut disertai berbagai alasan sesuai dengan kehendak SPBU masing-masing.
"Oleh karena beberapa SPBU tidak menyetok premium lagi, maka kuota di sejumlah SPBU lain yang masih menjual Premium pun berlimpah. Otomatis masyarakat akan menyerbu Premium yang masih tersisa," jelas Rudi Chua, ketika dihubungi, Kamis (28/1/2021).
Dengan hanya segelintir SPBU yang menjual Premium dan Pertalite, maka antrean permintaan di SPBU pun semakin panjang.
Antrean yang panjang ini, menurut Rudi, akan menimbulkan panic buying bagi masyarakat.
"Pada akhirnya, Premium dan Pertalite cepat habis, sehingga masyarakat mau tak mau pindah ke Pertamax. Itulah alasan terjadi kelangkaan di akhir tahun kemarin," ujar Rudi.
Komisi II DPRD Kepri telah memantau setiap SPBU yang ada untuk meluruskan duduk perkara ini.
Pihaknya juga telah meminta penjelasan dari pihak Pertamina, maupun pemerintah daerah dalam hal ini.
Rudi mengatakan, seharusnya pihak Pertamina dan pemerintah daerah mampu mengantisipasi lonjakan permintaan BBM bersubsidi sejak awal ketika beberapa SPBU memutuskan tidak lagi menyediakannya.
Ia juga meminta kepada pihak Pertamina khususnya, untuk selalu transparan dalam menginformasikan kuota penyaluran BBM di setiap daerah.
Khususnya apabila manajemen perusahaan tengah mengikuti kebijakan nasional yang mengurangi pasokan BBM bersubsidi.
"Pertamina mungkin bisa menyampaikan secara transparan tentang kebijakan perusahaannya yang selaras dengan kebijakan nasional. Apakah memang BBM bersubsidi sengaja dikurangi? Jelaskan, agar masyarakat tidak bertanya-tanya," tegas Rudi.
Distribusi Premium Bakal Diatur Kartu Kendali
Kartu kendali BBM Premium akan segera diluncurkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, pada Maret 2021.
Kartu tersebut sama seperti kartu pengendali BBM jenis Solar yang sudah diterapkan sejak 2019 lalu.
Saat ini, tengah dilakukan perancangan dan pendataan mekanisme pendaftaran pengguna kartu kendali.
Sebelumnya, Kepala Disperindag Kota Batam, Gustian Riau telah menggelar rapat koordinasi dengan Pertamina, Hiswana Migas, BRI, dan pihak terkait lainnya.
Hasilnya telah disepakati, kuota kartu yang akan diberikan kepada kendaraan roda empat sebanyak 123.153.
Kuota itu hanya berlaku bagi kendaraan mobil dengan kapasitas mesin di bawah 2000 cc.
Sementara itu, mobil dengan kapasitas di atas 2000 cc disarankan menggunakan Pertalite atau Pertamax.
Baca juga: BEGINI Cara Daftar Kartu Kendali, Syarat Beli Premium Mobil di Batam, Hanya Tersedia 123.153 Kartu
Baca juga: Kartu Kendali Nelayan Ada Namun Solar Untuk Nelayan Tidak Ada
"Untuk persyaratan kendaraan roda empat pajak, KIR, dan STNK berlaku. Kemudian, tangki kendaraan tidak dimodifikasi," ujar Gustian.
Rencana kuota Premium per hari khusus untuk kendaraan mobil masih dalam tahap pengkajian lebih lanjut, sama halnya dengan kuota bagi kendaraan roda dua.
Persyaratannya, kuota akan diberikan bagi kendaraan roda dua yang berkapasitas mesin di bawah 1600cc, serta pajak, STNK masih berlaku dan tangki tidak boleh dimodifikasi.

Rencana ini adalah langkah pemerintah dalam mengendalikan BBM di Batam. Ia mengaku selama ini penjualan BBM belum terarah sehingga masih ditemukan kelangkaan BBM hingga antre di SPBU mengular.
"Ini langkah strategis pemerintah agar masyarakat nyaman dan keberadaan BBM tidak langka lagi dan BBM bersubsidi ini tepat sasaran," tambahnya.
Meski Langka, Premium Terus Diburu
Antrean kendaraan bermotor di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU di Batam masih terjadi di Awal Tahun 2021.
Mereka berburu BBM Jenis Premium. Bahkan untuk Kecamatan Batuaji dan Sagulung.
Dimana terdapat sembilan SPBU, namun ketersedian premiun sering kosong.
Bahkan ada SPBU di Batuaji yang sudah tidak menyediakan BBM Jenis Premiun.
Antrean panjang pengisian BBM jenis premiun, yang terjadi di SPBU sering membuat jalan macet, seperti yang terjadi di jalan Pahlawan, Simpang Tobing, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Langkanya BBM Jenis Premium tersebut membuat masyarakat harus mengantre berjam jam hanya untuk mendapatkan minyak bersubsidi itu.

Yang parahnya lagi saat ini pihak SPBU hanya memberi batas hingga Rp 100 ribu untuk satu kali pembelian jika menggunakan mobil.
Seorang warga Kecamatan Sagulung Triyatno mengatakan, untuk mendapatkan premiun harus ikut antrean di SPBU.
"Sedihnya sudah ikut antre, hanya tinggal beberapa unit mobil di depan, pihak SPBU mengatakan bahwa stok habis," ucapnya, Minggu (24/1/2021).
Saat ini untuk di wilayah Sagulung dan Batuaji, pengemudi mobil dan pengendara motor yang ingin mendapatkan minyak premiun, harus antre sebelum minyak datang.
Dia mengatakan meski sudah antre berjam-jam lamanya, namun hanya bisa membeli premium sebesar Rp 100 ribu.
"Kalau kita minta lebih, tidak dikasih," katanya.
Baca juga: Premium Dibatasi Pertalite Perlahan Bakal Hapus, Ini Kata Kadisperindag Batam
Baca juga: MULAI April Shell Hadir di Batam, Harga BBM Setara Premium
Wahyudin, warga lainnya juga mengaku sangat sulit untuk mendapatkan minyak premiun.
Menurutnya, jika memang premium hendak ditiadakan, tidak ada tarik ulur dan pemerataan di sejumlah wilayah.
Dia mengatakan ditengah pandemi saat ini pendapatan masyarakat juga berkurang.
"Saya kerja di perusahaan, hanya mengharapkan gaji pokok, sudah jarang lembur, ditambah lagi kita harus mengantri hanya untuk mengisi minyak.
Kalau kebagian masih enak, kalau tidak kebagian disitulah sakitnya," sebut Wahyudin.
Masyarakat Batuaji dan Sagulung, minta pihak Pertamina mengontrol penjualan minyak khususnya jenis premiun di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU yang ada di Kota Batam.
Pasalnya di SPBU kosong, tetapi di kios penjual minyak yang ada di pinggir jalan tetap ada.

"Kami tidak menyalahkan para pengecer minyak dipinggir jalan.
Saat ini memang sulitnya ekonomi membuat banyak masyarakat harus mencari solusi lain,"kata Hendra, Warga Kamboja, Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Minggu (24/1/2021).
Saat ini untuk di SPBU sangat jarang ditemukan ada stok Premiun. Namun di kios dipinggir jalan banyak minyak premiun.
Dia mengatakan saat ini para pengecer dipinggir jalanpun hanya sebagian kecil yang membeli di SPBU dan menjualnya kembali."Kita lihat banyak pengecer yang mendapatkan minyak premiun dari orang lain, yang diantar ke penjual dipinggir jalan,"kata Hendra.
Mengenai kesulitan yang dirasakan masyarakat Kota Batam tersebut Section pihak pertamina melalui Head Communication & Relation MOR I Sumbagut Nurhidayanto, mengatakan dirinya akan melakukan koordinasi dengan Cabang Pertamina Batam.

"Saya tanyakan dulu ke Cabang ya,"kata Nurhidayanto.
Kata Disperindag Batam
Pemerintah Kota atau Pemko Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam berupaya mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak, khususnya jenis Premium.
Sejak awal bulan Januari 2021, kebijakan penggunaan kartu BRIZZI dalam pembelian premium di SPBU-SPBU Kota Batam mulai diupayakan.
Hal ini untuk mengatasi upaya penghematan yang dilakukan oleh Pertamina atas BBM Premium.
"Kami upayakan seluruh SPBU kembali menjual Premium, implementasinya, dengan penggunaan kartu BRIZZI ini," ujar Kepala Disperindag, Gustian Riau.
Gustian memprediksi, pada Februari 2021 mendatang, sistem pembayaran Premium menggunakan kartu BRIZZI telah dapat diluncurkan.
Kebijakan ini sekaligus guna meringankan biaya pengeluaran masyarakat akan BBM di tengah pandemi Covid-19 ini.

Pihaknya juga menyayangkan langkah Pertamina dalam berhemat dengan menahan penyaluran BBM penugasan.
Di tahun 2020, ungkapnya, kuota yang diterima Batam terhitung sebanyak 163.776 kiloliter.
"Tapi ternyata Pertamina di tahun lalu hanya mengeluarkan 109.860 kiloliter, itu menyalahi aturan yang berlaku. Seharusnya BBM penugasan itu wajib dikeluarkan, tidak boleh ditahan," tegas Gustian.
Sementara itu, kuota BBM di tahun 2021 untuk Batam justru menurun, hanya berkisar 147.000 kiloliter per tahun.
Gustian Riau menilai, apabila Pertamina masih terus menahan penyaluran BBM, khususnya jenis Premium, maka Disperindag Batam akan mencari sumber lain dari perusahaan luar negeri.
Sebelumnya, pemerintah memang telah mengupayakan pengadaan bahan bakar minyak dari perusahaan asal Malaysia, Shell.
Rencananya, tiga SPBU Shell di Batam akan hadir mulai April 2021 mendatang.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami/Ian Sitanggang)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google