SAHAM 2021
IHSG Loyo 6 Hari Beruntun, Asing Obral Saham, Waspadai Pelemahan Lanjutan Jumat (29/1/2021)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 6 hari berturut-turut sejak Kamis (21/1/2021) pekan lalu dan ditandai sejumlah saham diobral asing Jumat
TRIBUNBATAM.id - IHSG Loyo 6 Hari Beruntun, Asing Obral Saham, Waspadai Pelemahan Lanjutan Jumat (29/1/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 6 hari berturut-turut.
Sejumlah saham diobral asing, di antaranya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Pada perdagangan Jumat (29/1/2021) mewaspadai loyonya saham bisa dilakukan,
mengingat reli pergerakan IHSG yang melemah 6 hari sejak Kamis (21/1/2021) pekan lalu.

Pada Kamis (28/1/2021) Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 2,12 persen ke level 5.979,39.
Meski demikian, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap mempertimbangkan untuk membuka kembali perdagangan efek secara margin dan short selling pada bulan depan.
Baca juga: IHSG Kamis 28 Januari 2021 Ditutup Anjlok, 6 Hari Beruntun Melemah ke Bawah Level 6.000
Baca juga: IHSG Loyo 4 Hari Berturut-turut, Analis Sarankan Spekulan Melepas Saham: Efek Uang Panas
Baca juga: IHSG Perdagangan Sesi I, Kamis 28 Januari 2021 Anjlok, Saham-saham Ini Banyak Diserok Asing
Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa mengatakan
transaksi ini akan diperbolehkan, asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Short sell selama sesuai peraturan (tidak naked short sell, sesuai dengan list marjin) akan diperbolehkan,” terang Laksono kepada wartawan, Kamis (28/1/2021).
Laksono menuturkan,ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan transaksi short sell ini kembali diperbolehkan.
Dia menyebut, memasuki era normal, transaksi saham (nilai dan volume) perlahan-lahan pulih.
Baca juga: Peringatan Warren Buffet Soal Jatuhnya Saham 2021 Mulai Terlihat, Pilih Tekan Resiko
Baca juga: Harga Saham Gamestop Meroket di NYSE, Ini Penyebab GME bisa mencapai Rekor Tertinggi
Baca juga: Tips Sukses Bermain Saham ala Pio Hizkia Wehantouw, Jangan Mudah Tergoda Saham yang Melonjak

Selain itu, transaksi short sell di BEI juga tidak terlalu banyak,
karena pinjam-meminjam saham masih belum umum dilakukan di bursa.
"Belum ada anggota bursa (AB) yang punya izin short selling atau memberikan layanan short selling sampai saat ini," sambung Laksono.
Baca juga: Prediksi Saham 2021, Inilah 7 Saham yang Patut Dicermati Hari Ini versi Analis
Baca juga: Keperkasaan IHSG Terhenti, Saham MEGA Naik Gila-gilaan, Cek Koleksi Investor Asing
Baca juga: Prediksi Saham 2021, IHSG Diprediksi Menguat, Ini 7 Rekomendasi Saham Hari Ini
Meski transaksi short sell akan dibuka awal bulan depan,
Laksono mengatakan otoritas bursa masih belum akan mengubah aturan auto rejection saat ini.
Aturan auto rejection ini masih dalam tahap diskusi internal dan masih belum dibawa ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Saat ini, BEI masih membatasi auto rejection bawah maksimal 7 persen.
Waspadai pelemahan lanjutan
Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak terbendung.
Sore kemarin indeks longsor 2,12 persen atau setara 129,78 poin ke level 5.979,38.
Baca juga: Daftar Saham Dikoleksi dan Dilepas Investor Asing saat IHSG Menguat
Sejumlah saham diobral asing, antara lain saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell Rp 49 miliar,
nilai net sell saham terbesar kemarin.
Menyusul setelahnya ada Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan net sell Rp 30,1 miliar.

Dennies Christoper Jordan, analis Artha Sekuritas Indonesia menyebut,
keputusan The Fed menahan suku bunga 0,0 persen-0,25 persen menjadi penyebab longsornya bursa saham.
"Itu mencerminkan kebijakan masih jauh dari sisi moneter dan inflasi.
Di sisi lain, kenaikan kasus Covid-19 juga masih mengkhawatirkan," terang Dennies, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Proyeksi, Aksi Ambil Untung Tekan IHSG Lagi
Baca juga: Kartu AKSes untuk Mengurangi Resiko Bermain Saham
Baca juga: Ajak Mahasiswa Bermain Saham, Ini Gebrakan Indosat Ooredoo
Dennies memperkirakan pergerakan besok terbatas lantaran minim sentimen memasuki akhir pekan.
Secara teknikal, indeks juga masih dalam tren bullish yang kuat.

Namun, indikator stochastic sudah memasuki area oversold.
"Sehingga, rentang pelemahan mulai terbatas," imbuh Dennies.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji melihat,
indikator MACD telah membentuk pola dead cross di area positif.
Sementara, stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal negatif.
Di sisi lain, terlihat beberapa pola downward bar.
Baca juga: Cara Bermain Saham Online yang Aman Bagi Pemula, Gampang dan Tidak Rumit
Baca juga: Investasi Menjanjikan 2021, Inilah Cara Bermain Saham yang Aman bagi Pemula

Baca juga: Pengamat: Pasar Kecewa Hasil Pileg Penyebab Rupiah dan IHSG Anjlok
"Itu mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan," kata Nafan.
Mengacu pada analisa tersebut, pergerakan IHSG menurut Nafan ada pada rentang 5.853,26-6.064,55 pada Jumat (29/1/2021).
Sedangkan rentang pergerakan menurut Dennies ada di 5.916-6.082.
Sejumlah saham seperti LSIP, MEDC, ASSA, dan TLKM menurut Dennies layak dicermati.
Nafan menjagokan seperti AALI, BMRI, dan BBTN.
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul IHSG merah 6 hari beruntun, begini rencana pembukaan transaksi short selling dan Waspadai pelemahan lanjutan IHSG pada Jumat (29/1)
(*)