VIRUS CORONA DI TANJUNGPINANG
Bayi Dua Bulan dan Balita Satu Tahun Positif Corona di Tanjungpinang, Tambah 11 Kasus Baru
Corona di Tanjungpinang menyerang bayi dua bulan dan balita satu tahun. Terdapat 11 kasus baru di ibu kota Provinsi Kepri itu.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Bayi dua bulan positif Corona di Tanjungpinang.
Bayi Positif Corona berjenis kelamin laki-laki itu, berinisial RI serta tinggal di Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Ia merupakan bagian dari penambahan 11 Kasus baru Covid-19 di Tanjungpinang yang dihimpun Satgas Covid-19 hingga 3 Februari 2021.
Dari 11 kasus baru itu, terdapat tujuh warga Kecamatan Tanjungpinang Timur yang positif Corona di Tanjungpinang.
Rinciannya, empat warga Kelurahan Melayu Kota Piring serta 3 warga Kelurahan Pinang Kencana.
Tidak hanya Bayi Positif Corona di Tanjungpinang.

Corona di Tanjungpinang juga menyerang anak laki-laki berumur satu tahun berinisial EA.
Bocah laki-laki ini diketahui beralamat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari.
Dari penambahan 11 kasus baru, terdapat dua warga Kecamatan Bukit Bestari yang positif virus corona di Tanjungpinang.
"Kami sampaikan penambahan 11 kasus baru. Terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan," ungkap Wali kota Tanjungpinang Rahma dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Kamis (4/2/2021).
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang terus mentracing pada sejumlah orang yang kontak erat dengan pasien dan tempat beraktivitas lainnya.
Bila memenuhi kriteria kontak erat maka dilanjutkan dengan pengambilan swab hidung dan tenggorokan.
Rahma mengajak seluruh masyarakat agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi Covid-19 ini.
• Temukan Data Belum Pernah Dilihat Sebelumnya, WHO Tak Bantah Corona Bisa dari Bocornya Laboratorium
• Varian Baru Virus Corona, Arab Saudi Larang Penerbangan dari Indonesia dan 19 Negara

Protokol kesehatan ini harus selalu dilakukan pada saat berinteraksi dengan keluarga yang tinggal satu rumah, keluarga tidak satu rumah ataupun di tempat kerja.
"Sehingga klaster keluarga dan klaster tempat kerja bisa kita cegah bersama-sama," ucapnya.